Doraemon (ドラえもん) adalah judul sebuah manga populer yang dikarang Fujiko F. Fujio (藤子・F・不二雄) sejak tahun 1969 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobi Nobita (野比のび太) yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon yang datang dari abad ke-22. Dia dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial — yang akan terjadi pada masa depan — yang disebabkan karena kebodohan Nobita. Demikian paragraf pertama yang tercatat di Wikipedia bahasa Indonesia, dengan tajuk Doraemon.
Siapa yang tidak kenal Doraemon? Pasti banyak dari kita sudah mengenal Doraemon, baik melalui buku komik maupun serial kartun di televisi. Saya sendiri mengenal kartun Doraemon dari RCTI ketika siaran UHF RCTI masuk ke Manado di tahun 90-an. Tahukah Anda kalau ternyata kartun tv yang tidak lekang oleh waktu itu telah dibuat versi layar lebarnya sebanyak 33 judul film, dan yang terbaru di tahun 2013 ini berjudul “Doraemon: Nobita no Himitsu Dōgu Museum” dan Film layar lebar Doraemon ini telah diputar mulai tanggal 9 Maret 2013 yang lalu.
Untuk kartun di televisi, Doraemon juga mengudara di berbagai negara, seperti China, Taiwan, Hong Kong, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, dan vietnam. Itu untuk wilayah Asia, ada juga di Eropa dan Timur Tengah, seperti Siprus, Prancis, Portugal, Italia, Russia, Spanyol, Algeria, Libya, Oman, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Uni Emitar Arab, dan Bahrain.
Berita Lainnya
Begitu menariknya kisah si robot masa depan yang selalu siap dengan solusi yang memudahkan Nobita, membuat kisah ini selalu menarik perhatian anak-anak, remaja, bahkan sampai usia dewasa segala zaman untuk menonton kartun Doraemon. Berbagai model fashion yang bermotif Doraemon pun banyak dijumpai di pusat perbelanjaan, mulai dari kaos, topi, sepatu, dan tas yang bermotif Doraemon, Nobita, dan teman-temannya. Tapi sepertinya ada yang kurang. Apa, atau bagaimana sebenarnya ending kisah Doraemon dan Nobita ini, sudah sepantasnya ada awal dan ada akhir bukan? Tidak bagi kartun Doraemon. Konon, semenjak Fujiko meninggal dunia di tahun 1996, kesepakatan Fujiko dan penerbit belum rampung untuk akhir cerita Doraemon, dan mereka membiarkan manga Doraemon menjadi cerita tanpa ujung.
*Foto: Wikipedia
Berbeda nasibnya ama si Unyil ya
Betul bro, kita (Indonesia) masih belum bisa bersaing untuk industri kreatif di level dunia maupun asia.. tapi untuk TIK, torang masih ada harapan..
Mungkin cara pengemasan acaranya pak yang kurang menarik…