Pernahkah Anda merasa bahwa Anda harus menjadi seseorang seperti orang itu dan ini? Akankah semuanya berubah jika Anda menjadi apa yang dianggap oleh masyarakat? Ternyata, semua itu tidaklah mudah. Dengan menjadi seperti dia atau tidak, Anda tetaplah menjadi diri Anda sendiri.
Dan melalui buku yang ditulis oleh Alvi Syahrin dengan tajuk Jika kita tak pernah jadi apa-apa, Anda akan belajar mengenal diri sendiri. Buku ini langsung laris sesaat setelah diterbitkan. Tentu saja, dari judul buku yang tertera – orang-orang akan langsung menebak. Tetapi, isi dari buku ini ternyata tidak sesederhana itu. Inilah kisah dibalik buku jika kita tak pernah jadi apa-apa. Simak selengkapnya di bawah ini.
Profil Penulis
Berita Lainnya
Sebelum mengenal bukunya, marilah kita mengenal lebih jauh siapa sosok dibalik buku terkenal ini. Buku ini ditulis oleh Alvi Syahrin, pria kelahiran Ambon pada 20 Januari 1992. Alvi kini menetap di Surabaya dan telah menempuh pendidikan di salah satu universitas di Jawa Timur dengan jurusan Teknik Informatika. Meskipun tidak ada kaitan dengan dunia tulis-menulis, Alvi telah berhasil menarik para pembaca melalui kata-katanya.
Mulanya, Alvi hanya seseorang yang gemar bermain robot-robotan dengan cerita yang runtut saat kecil. Namun, Alvin kini memutuskan menulis dan menggunakan imajinasinya untuk menumpahkan segala isi pikirannya. Bermula dari lirik lagu, Alvi kini menghasilkan lebih dari 5 buku yang telah laku hingga seribu eksemplar di seluruh Indonesia.
Review dan Sinopsis
Buku ini berisikan 45 cerita pendek yang semuanya mengangkat kisah atas kekhawatiran tentang masa depan. Pada cerita pertama, mengangkat tentang standar kesuksesan seseorang adalah dengan menjadi dokter – di mata masyarakat. Atau menjadi PNS untuk hidup yang lebih terjamin. Namun, kesuksesan itu semua adalah penilaian orang lain. Bagaimana dengan diri Anda?
Pada cerita kedua, ketika seseorang gagal melanjutkan studi di kampus impiannya – dalam puluhan percobaan. Pada bagian ini menceritakan bahwa swasta maupun negeri tidaklah penting, yang utama adalah bagaimana diri ini dapat belajar dengan sungguh-sungguh.
Lalu pada cerita ketiga, membahas tentang realita yang selalu tidak sesuai dengan ekspektasi. Dunia kuliah tidak sama seperti yang dibayangkan – terutama saat Anda merasa bahwa diri Anda memasuki jurusan yang salah.
Di bagian keempat, akan ada anggapan seseorang mengenai hidup orang lain. Anda akan merasa bahwa hidup orang lain lebih baik dibandingkan dengan yang sedang Anda jalani. Alangkah baiknya hidup Anda jika hidup seperti orang tersebut. Apakah seperti itu lebih bagus?
Buku ini berlanjut pada bagian kelima yang menceritakan apakah kuliah itu penting atau tidak. Dengan melihat semua orang-orang sukses di dunia yang berhasil mendirikan banyak perusahaan meskipun tidak lulus kuliah. Namun, mereka menjalani semua itu atas privilege yang mereka miliki.
Dan pada bagian keenam, buku ini akan membawa Anda berpikir bahwa sebenarnya Anda hanya ingin membuat orang tua Anda bangga. Terdapat saat-saat dimana itulah prioritas utama dan keinginan lainnya tidaklah penting.
Dari semua bagian tersebut, buku ini akan membuat Anda berpikir lebih dalam lagi tentang apakah Anda telah menentukan tujuan hidup Anda, tentang bagaimana standar yang Anda tetapkan pada diri Anda sendiri, dan sebagainya.
Kelebihan Buku
Buku ini tentu memiliki banyak kelebihan. Alvi berhasil menuliskan buku ini dengan gaya bahasa sehari-hari yang santai layaknya sedang berbicara kepada teman. Semua bab pada buku ini merupakan cerita pendek yang related dengan kehidupan sehari-hari. Inilah yang membuat buku ini paling laris setelah perilisan.
Tidak hanya itu, buku ini menyelipkan beberapa pertanyaan yang akan membuat Anda merenung dan merefleksikan diri. Buku ini juga mengajak Anda melakukan journaling atau membuat catatan penting – karena hidup Anda penting. Setidaknya itulah pesan paling bermakna yang diselipkan Alvi kepada para pembacanya.
Dan melalui buku ini, Alvi menjawab setiap kegelisahan yang dialami oleh semua orang. Anda akan merasa seperti sedang berbicara dengan seorang teman tanpa perlu berbicara. Buku ini tidak akan membuat Anda kecewa barang sedetik pun.
Pesan Moral
Tentu saja, terdapat banyak pesan moral yang terselip di setiap bab pada buku ini. Salah satunya adalah jangan pernah terjebak oleh standar kesuksesan yang ditetapkan masyarakat. Anda harus menetapkan standar hidup Anda sendiri – karena Anda yang menjalaninya dan hidup Anda itu penting.
Tidak akan ada habisnya jika kita berbicara tentang kesempurnaan. Semua orang menginginkan itu, tapi apakah ada yang kekal dan sempurna di dunia ini? Apa yang Anda kejar akan membuat Anda lelah. Jadi, pastikan Anda lebih memperhatikan diri sendiri dengan tetap terus mempertahankan hidup. Apapun yang terjadi, tetaplah bertahan hidup – tidak akan ada yang tahu hadiah apa yang menanti di kemudian hari.
Itulah kisah dibalik buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa. Buku ini tidak hanya menceritakan sebuah kisah, tetapi juga berperan sebagai teman. Dapatkan segera buku ini di Blibli dengan harga terjangkau. Dengan buku ini, Anda akan belajar mencintai apa yang Anda miliki meskipun masih belum memiliki apa yang Anda cintai. Jadi, unduh aplikasinya dan dapatkan bukunya!