Seputarsulut.com, Manado – Project Based Learning (PBL) terus dilaksanakan oleh perguruan tinggi Politeknik Negeri Manado (Polimdo), khususnya jurusan Administrasi Bisnis (AB), Program Studi (Prodi) Manajemen Bisnis (MB) dengan mata kuliah (MK) English For Bussines Practise 1, Lantai 4 Gedung Terpadu Polimdo, Jumat (10/06/2022).
Dosen pengajar MK English For Bussines Practise 1, Vincentius Pantow, SS.,M.Hum saat diwawancarai mengungkapkan kegiatan interview yang diikuti mahasiswa 4MB3, dan 4MB4 bersama 4 perusahaan yang terundang, bagian dari melatih keberanian dan kecakapan mahasiswa dalam mengikuti interview menggunakan bahasa Inggris.
“Ini merupakan kegiatan PBL, dimana mahasiswa di asa soft skillnya. Perlu diketahui, sebelum melakukan interview mereka telah membuat kelompok, guna melatih mereka untuk bekerja sama dalam tim, sesudah itu mereka pergi ke perusahaan secara lisan, mereka membangun hubungan baik dengan perusahaan, dan mengajak kerjasama dengan pihak perusahaan, dalam hal menerima pengetahuan terkait interview menggunakan bahasa Inggris,”ungkapnya.
Berita Lainnya
Ia menambahkan dengan interview membuat mereka bisa melobi perusahaan, ketika perusahaan menyatakan setuju. Maka, mereka membuat surat permohonan menggunakan bahasa Inggris, dan dilengkapi jadwalnya.
“Saya bersyukur kegiatan bisa dilaksanakan pada hari ini, yang melibatkan pihak perusahaan seperti Tasik Ria Resort, Sintesa Peninsula Hotel Manado, Kawanua Emerland City Marketing Gallery, dan PT. Bank Perkreditan Rakyat Nusa Utara,” jelasnya.
“Pembelajaran bersama pihak industri ini, saya berharap apa yang diberikan akan menjadi pembelajaran dan pengalaman, dan ketika terjun dunia kerja sudah terbiasa,” cetusnya.
Sambungnya, metode pembelajaran PBL bagian dari kampus merdeka, merdeka belajar, karena melibatkan industri didalamnya. “Jika hanya saya yang mengajar didalamnya terkait job interview, mungkin tidak ada motivasi bagi mereka ingin belajar, jika diundang dari pihak industri, mungkin mereka termotivasi untuk belajar.”
“Selain penerapan interview ini, ada semester 2 melakukan PBL dengan mengajar di sekolah SD desa Kulu dan Budo,” tambahnya.
Setelah melihat metode interview, Ketua Jurusan AB Polimdo, Martine Lapod SE.,MSi memberikan apresiasi dengan penerapan PBL interview yang menghadirkan pihak industri. “Metode belajar seperti ini bagian dari kurikulum yang sedang di rancang, dan pihak industri akan berperan penting didalamnya, dengan ikut mengajar di semester ganjil,” jelasnya.
“Ini salah satu bagian perubahan, dimana mahasiswa belajar tidak hanya dikelas dengan teori, tetapi lebih banyak ke prakteknya,” terangnya.
Menurutnya, bahasa Inggris adalah bahasa Internasional, yang perlu diasah, dan Jurusan AB patut berbangga dengan keterwakilan 2 mahasiswa, yang terpilih mengikuti perkuliahan di South Korea dan United Kingdom selama satu semester. “Kita jangan kalah saing dengan perguruan tinggi lainnya, dengan berbagai kegiatan seperti ini janganlah takut, terus percaya diri untuk bisa tampil,” ajaknya.
Setelah mengikuti Project interview, serta mendengarkan ajakan untuk terus percaya diri dari ketua Jurusan AB Polimdo, Martine Lapod SE.,MSi, Elizabeth Octaviela salah satu mahasiswa yang terlibat Project interview menjelaskan penerapan seperti ini serasa berada dalam dunia pekerjaan. “Saya sudah mendapatkan bayangan dengan interveiw ini, baik cara menjawab terkait pertanyaan tentang apa kelebihan, kelemahan, tekanan, dan jika diterima apa yang akan dibuat untuk perusahaan nantinya,” jawabnya sembari tersenyum.
Penerapan PBL disambut baik juga oleh Manager operasional Tasik Ria Resort, Ray Rampengan. “Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Polimdo, yang mempercayakan kami untuk bisa berbagai pengalaman tentang dunia kerja. Kami berharap mahasiswa yang mengikuti interview, serta mengasah bahasa Inggrisnya, untuk lebih ditingkatkan agar terjun dalam dunia pekerjaan lebih rileks,” katanya.
“Ini merupakan pembelajaran yang sudah terjadi dalam dunia nyata, dimana mereka bisa bertemu dengan banyak orang, dan mengetahui dunia luar, dari situ mereka bisa belajar. Jika, pembelajaran hanya teori, banyak terbalik dengan realita di lapangan,” pungkasnya.