
Seputarsulut.com – Megaproyek investasi yang bernilai 2 Triliun di wilayah pesisir Malalayang Satu, yang bakal menghadirkan layaknya konsep Pantai Indah Kapuk (PIK) di Kota Manado, dipastikan akan berlanjut.
Tak tanggung-tanggung, megaproyek investasi dengan pengembang PT. TJ Silfanus (TJS) tersebut, mendapatkan dukungan penuh Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey (OD). Hal ini diutarakan langsung Gubernur OD dalam pertemuan dengan Komnas HAM, Rabu (21/12) kemarin di ruang kerjanya. Bahkan Gubernur OD mengaku siap pasang badan untuk mendukung kegiatan investasi PT. TJS. Bahkan dirinya memastikan akan mengawal kegiatan investasi megaproyek 2 Triliun tersebut, agar benar-benar terlaksana dan tidak lagi menemui hambatan dalam proses pekerjaan.
“Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih karena dapat perhatian Khusus dari Komnas HAM agar supaya masalah ini tidak simpang siur di lapangan yang ada. Kronologi proses Reklamasi Pantai di Malalayang itu reklamasi tidak besar kurang lebih empat hektar. Dan inipun untuk pembangunan bagian dari penahanan ombak dan investor akan membangun Hotel Westen dengan nilai investasi kurang lebih 2 Triliun. Dan mereka bukan membangun hotelnya di tanah Reklamasi saja, mereka juga sudah memiliki lahan di situ,” tuturnya.
Bahkan Gubernur OD menargetkan, karena telah ditunjuk sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas dari Pemerintah Pusat, maka pihaknya harus mengajak investor datang untuk berinvestasi di Sulut. “Pemahaman kami sepanjang Pantai Manado ini dari dulu sudah ada ijin Reklamasi karena bukan daerah mangrove. Untuk itu, pemerintah memberikan rekomendasi untuk para investor. Karena kalau angin barat dan tidak ada penahan pantai di situ, maka sudah habis Kota Manado. Bahkan sudah pakai penahan pantai pun air masih masuk sampai di mall-mall. Bayangkan kalau tidak ada penahan Pantai di daerah situ? Habis karena tiupan angin barat, makanya di daerah situ sudah sebelum saya menjadi gubernur sudah di ijinkan untuk dilakukan reklamasi,” jelasnya.
Bahkan Gubernur OD mengakui, secara pribadi ada yang berani dari Jakarta mau berivestasi di Sulut dengan nilai 2 Triliun, makanya dia, komit mendukung para investor. “Kalau ada sekelompok orang yang melaporkan hal-hal seperti ini kita harus cek itu dari mana mereka? Kalau bilang dari masyarakat pesisir pantai, tanya sendiri ke masyarakat pesis pantai. Jangan sekelompok orang yang tidak tahu dari mana datang ke sini membuat segala sesuatu keributan yang tidak jelas. Saya itu sudah tanya ke PT. TJS keseriusan mereka. Ya kalau serius taruh uang investasi di Bank Sulut dan beli lahan. Dan benar itu mereka lakukan. Jadi kan kasihan mereka sudah membeli lahan puluhan miliar, tetapi dihambat seperti ini. Gakkum KLHK sudah turun sebelumnya, tetapi tidak masalah. Mereka pulang lagi, karena memang tidak ada masalah. Kenapa sekarang ada lagi laporan,” ujarnya.
Gubernur OD juga secara tegas mengatakan bahwa, kelompok yang menghambat proses investasi PT. TJS, juga yang meributkan masalah tanah di Kalasey Dua. “Mereka itu adalah kelompok yang menghambat pembangunan daerah. Mereka tidak berani datang ke saya, dan teriak-teriak disana-sini. Tiba-tiba ada laporan seperti ini, sehingga membuat saya curiga dan patut bertanya, siapa sih yang membiayai mereka? Cek di lapangan baik di Reklamasi maupun di Kalasey Dua supaya kita semua mengetahui kondisi. Bahkan ada sekelompok orang yang memanfaatkan, untuk meminta sekian miliar kepada perusahaan. Ada yang ingin memanfaatkan kegiatan investasi ini. Jadi saya sangat berterima kasih, Sulut mendapatkan kesempatan untuk diperhatikan. Karena cari investor tidak gampang. Apalagi 2 triliun. Tidak ada investor yang berani berinvestasi dikondisi seperti ini. Karena itu saya sangat komit mendukung kegiatan investasi PT. TJS,” tandasnya.