SULUT – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Melky J. Pangemanan, S.IP., MAP., M.Si Menggelar Kopi Darat
(KOPDAR) guna mendiskusikan persoalan terkait COVID-19 PANDEMIC atau Virus Corona yang sudah membuat panik seluruh masyarakat Sulut maupun dunia. Senin, (16/3/2020) di ruang rapat Komisi IV DPRD Sulut.
Tema diskusi kali ini membahas Antisipasi Penyebaran dan Dampaknya di Sulawesi Utara Sekaligus melaporkan Kerja Bulan Februari 2020.
MJP sapaan akrabnya melaporkan tentang aduan dan aspirasi yang masuk dari masyarakat dan aduan dan aspirasi yang telah ditindaklanjuti ke pihak-pihak terkait, diantaranya tentang tunjangan sertifikasi guru dan aspirasi guru honorer berusia diatas 35 Tahun.
“Selain itu pada bulan Februari saya (MJP) juga bersama komisi IV DPRD Sulawesi Utara telah menyampaikan aspirasi kaum buruh sulawesi utara tentang Omnimbus Law ke DPR RI, serta melakukan kunjungan langsung ke PT. Conch North Sulawesi Cement sebagai upaya keberpihakan terhadap tenaga kerja lokal di PT tersebut dan berbagai kerja lainnya yang dilakukan dan dilaporkan setiap hari kepada publik via sosial media,” jelasnya.
Disisi lain, Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut, Dr. Fransiscus Silangen yang juga berperan sebagai narasumber menyampaikan terkait 6 Mata Rantai penyebaran Virus :
1. Harus mengenal virusnya, dalam hal ini virus corona adalah type virus yang menyerang saluran pernafasan.
2. Virus Corona adalah jenis virus RNA, Virus yang tidak stabil, jenis virus yang tidak bertahan lama jika keluar dari inangnya.
3. Penyebab (Asal Muasal) Virus-Virus corona dalam hal ini adalah virus yang berasal dari hewan, penularannya dimulai dari hewan ke manusia, dan saat ini menjadi dari manusia ke manusia. Virus ini bisa bergejala bisa juga tidak.
4. Cara Keluarnya Virus – Virus Corona yang menular dari manusia ke manusia, menular melalui batuk dan bersin
5. Cara masuk virus – virus corona masuk lewat saluran pernafasan
6. Siapa saja yang bisa tertular? virus corona bisa menulari siapa saja, namun orang yang beresiko tinggi tertular adalah mereka yang berusia 60 tahun keatas dan punya penyakit penyerta.
“Virus tidak punya cara pengobatan khusus, selama ini virus diobati berdasarkan gejala yang ada (contoh jika batuk maka pasien diberikan obat batuk). Virus ini adalah jenis virus yang bisa sembuh dengan sendirinya, dari data yang ada skala 97% sembuh dan 3% kematian (3% ini adalah mereka yang punya penyakit bawaan lainnya),” kata Silangen.
Sementara itu, Dokter Steven Dandel (Juru Bicara Covid-19) mengatakan, Covid-19 baru terdeteksi kode genetiknya pada tanggal 17 januari 2020. Gejala yang dimunculkan hampir sama dengan SARS, MERS dan beberapa penyakit flu lainnya, yang membedakan adalah pola penjangkitan dan fatalitasnya.
“Sejak tanggal 25 Januari 2020 di Manado sudah ada 7 orang yang masuk kategori PDP (Pasien dalam pemantauan) dan hasil pemeriksaannya Negatif. Per hari ini di Kota Manado sudah ada 10 orang PDP. Dalam menanggulangi Covid-19 Pemerintah sudah melakukan langkah-langkah preventif dengan tetap berhati-hati dalam menyampaikan informasi demi menghindari kepanikan di Masyarakat. Sistem penanggulangan Covid-19 berjalan sesuai standart prosedur yang sudah ditetapkan oleh WHO, sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu panik, dengan tetap menjaga kesehatan dan pola hidup sehat. Terkait pasien yang dijadikan PDP, sudah seharusnya ada privatisasi data pasien agar tidak terjadi diskriminasi, masyarakat diminta tidak fokus dengan pasien PDP Covid-19, tapi fokuslah dengan cara menjaga diri masing-masing dari penularan virusnya, karena yang tidak bergejala sekalipun belum tentu tidak terpapar virus,” jelas Dandel.
Kadis Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara Henry Kaitjili juga mengatakan bahwa melihat dari kacamata sektor pariwisata, Sampai hari ini sudah banyak pekerja-pekerja sektor pariwisata yang awalnya bekerja melayani turis mancanegara harus dirumahkan karena adanya wabah virus Covid-19.
“Aktivitas pariwisata pun sudah di lockdown, kerugian secara ekonomi jelas terjadi, untuk itu harapannya saat ini seluruh element masyarakat agar bersama-sama bersatu melawan Covid-19, kita contoh penanggulangan covid-19 di China, tidak lagi saling menyalahkan tapi bersama-sama membangun kesadaran diri bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama” ujarnya.
Melihat situasi saat ini, Taufik Tumbelaka (Direktur Eksekutif TAC) pun berharap agar pemerintah provinsi bisa melibatkan media sebagai corong informasi agar mampu memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga tidak terus terjadi kesimpang siuran informasi. Buat satgas dan tim khusus untuk terus mengupdate info-info terbaru.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak panik, apalagi sampai melakukan Panic Buying. Percayakan pada Pemerintah dan Dinas Kesehatan bahwa penanggulangan Covid-19 sedang diatasi dengan sebaik-baiknya,” papar Tumbelaka.
Saat mengakhiri diskusi, Anggota DPRD MJP menyampaikan bahwa DPRD Provinsi sebagai lembaga yang melakukan pengawasan, berperan serta melakukan edukasi ke masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi Virus Covid-19. Ada dana APBD Sulawesi Utara sebesar 45 Milliyar yang dialokasikan pemerintah untuk penanggulangan Covid-19, MJP akan memastikan bahwa anggaran tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya demi kepentingan dan keselamatan masyarakat Sulawesi Utara.
“Saat ini secara Nasional telah diambil langkah Social Distancing selama 14 hari kedepan, langkah ini adalah langkah preventif yang mengacu pada standar prosedur WHO, diharapkan dalam 14 hari kedepan agar masyarakat khususnya anak sekolah yang diminta belajar di rumah, agar benar-benar mematuhi langkah Social Distancing ini, hal ini diambil demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, kita harus disiplin, lakukan pola hidup sehat, banyak mengkonsumsi sayur dan buah, rajin cuci tangan, minum multivitami jika perlu, dan selalu berdoa pada Tuhan agar senantiasa dijauhkan dari berbagai keburukan dan penyakit.Tuhan memberkati Sulawesi Utara, Tuhan memberkati Indonesia dan dunia. Amin,” jelas Melky Pangemanan.
Dalam diskusi ini diundang narasumber-narasumber yang kompeten dibidangnya yakni dr. Fransiscus Silangen, Spb, Kbd (Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Utara), dr. Steven Dandel, MPH (Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara/Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19), Henry Kaitjili ( Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara), Taufik Tumbelaka (Pengamat Pemerintahan/Direktur Eksekutif TAC), serta FORWARD (Forum Wartawan DPRD Sulut).
(Ardybilly)