Sejarah Minahasa
Minahasa adalah sebuah suku yang mendominasi penduduk Sulawesi Utara. Berbagai cerita sejarah dan peradaban Minahasa banyak dijumpai di wilayah kabupaten yang sekarang bernama Minahasa Induk. Munculnya suku Minahasa sendiri diawali oleh sebuah legenda yang sangat dramatis dan menarik untuk diceritakan. Meskipun ada beberapa versi tentang kronoligis ceritanya namun pada intinya legenda itu berasal dari sebuah cerita Toar dan Lumimuut. Banyak situs sejarah yang dapat kita jumpai hari ini di beberapa tempat seperti Langowan, Tondano dan sekitarnya.
Kata Minahasa sendiri berasal dari kata Minaesa yang berarti persatuan, yang mana zaman dahulu Minahasa dikenal dengan nama Malesung. Menurut penyelidikan dari Wilken dan Graafland bahwa pemukiman nenek moyang orang Minahasa dahulunya di sekitar pegununggan Wulur Mahatus, kemudian berkembang dan berpindah ke Mieutakan (daerah sekitar tompaso baru saat ini). Orang minahasa yang dikenal dengan keturunan Toar Lumimuut pada waktu itu dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu : Makarua Siow (para pengatur Ibadah dan Adat), Makatelu Pitu (yang mengatur pemerintahan), Pasiowan Telu (Rakyat) Berdasarkan penyelidikan Dr. J.P.G. Riedel, sekitar tahun 670 di Minahasa telah terjadi suatu musyawarah di watu Pinawetengan yang dimaksud untuk menegakkan adat istiadat serta pembagian wilayah Minahasa.
Pembagian wilayah Minahasa tersebut dibagi dalam beberapa anak suku, yaitu: Anak suku Tonsea (wilayahnya ke timur laut), Anak suku Tombulu (wilayahnya menuju utara), Anak suku Toulour (menuju timur), Anak suku Tompekawa (ke barat laut). Pada saat itu belum semua daratan minahasa ditempati, baru sampai di garisan Sungai Ranoyapo, Gunung Soputan, Gunung Kawatak, Sungai Rumbia. nanti setelah permulaan abad XV dengan semakin berkembangnya keturunan Toar Lumimuut, dan terjadinya perang dengan Bolaang Mongondow, maka penyebaran penduduk makin meluas keseluruh daerah minahasa. hal ini sejalan dengan perkembangan anak suku sepert anak suku Tonsea, Tombulu, Toulour, Tountemboan, Tonsawang, Ponosakan dan bantik. Di Minahasa sejak dahulu tidak mengenal adanya pemerintahan yang diperintah oleh raja. Yang ada adalah : Walian (Pemimpin agama/adat serta dukun), Tonaas (Orang keras, yang ahli dibidang pertanian, kewanuaan, mereka yang dipilih menjadi kepala walak), Teterusan (Panglima perang), Potuasan (Penasehat).
Berita Lainnya
Kota Bersejarah Adalah Daya Tarik
Kota-kota yang ada didunia seperti Atena, Yerusalem, Mesir, Babylons adalah beberapa kota yang memiliki peradaban sejarah dan arsitektur kota yang mempesona sehingga menjadi primadona karena mempertahankan dan mengekspos cerita sejarah yang sangat penting. Siapapun orang yang berduit pasti ingin melakukan perjalanan kesana untuk menyaksikan secara kasat mata peninggalan sejarah yang mencengangkan dan fenomenal. Bila kita melihat kedalam, sesungguhnya di Indonesia terdapat beberapa kota yang memiliki nilai sejarah yang sangat menarik untuk diketahui. Kelebihan Indonesia adalah beberapa kota bersejarah dimaksud masih memiliki budaya dan tradisi yang tetap dijaga serta dipelihara secara turun-temurun dan itu menjadi daya tarik yang luar biasa.
Jogjakarta adalah salah satu cikal bakal kerajaan keraton kesultanan yang kental dengan arsitektur keratonnya, selain memiliki situs-situs bersejarah, kebudayaan dan tradisi adat istiadatnya masih bertahan sampai saat ini. Ini menjadi magnit luar biasa sehingga banyak wisatawan dalam negeri dan luar negeri memilih Jogjakarta sebagai daerah tujuan untuk beranjangsana. Hari ini siapa yang tidak mengenal bali. Kota yang menjadi sangat populer di Indonesia dan bahkan telah sangat tersohor sampai ke benua lainnya. Tempat-tempat bersejarah umat hindu beserta adat-istiadat yang masih sangat kental, sungguh membuat Bali sebagai sebuah kota yang sangat cantik dan menawan. Maka tidak heran bila hari ini kita berjumpa dengan orang-orang dari berbagai Negara disana.
Beberapa hari yang lalu saya melakukan perjalanan kesebuah kota di Kalimantan Timur yang masih sangat terasa cerita sejarahnya yakni Tenggarong. Banyak situs-situs sejarah kerajaan Kutai disana, bahkan tempat-tempat pemakaman raja-rajanya masih ada dan terawat sampai hari ini. Sebagai seorang arsitek yang peka terhadap masalah penataan kota, saya sedikit bertanya meski dalam hati kecil saja, kenapa Pemerintah tidak menjadikan Kota Tenggarong sebagai Kota Wisata Internasional dengan promosi besar-besaran, sementara dikota ini awal mula berdirinya Kerajaan tertua di Indonesia yaitu Kerajaan Kutai. Perjalanan ke Tenggarong semakin memberikan ketegasan terhadap saya bahwa sesungguhnya sebuah kota yang menjadi cikal bakal lahirnya sebuah peradaban, maka kota itu menjadi daya tarik yang mengesankan, karena ilmu pengetahuan bisa saja membangun sebuah peradaban baru yang canggih, tapi tidak dapat membangun sejarah yang hilang. Itulah pentingnya mempertahankan sejarah dalam suatu kota, karena selain untuk menghormati leluhur, peradaban kuno akan tetap mahal dibandingkan dengan kota secanggih dan semoderen apapun.
Cikal Bakal Suku Minahasa
Kabupaten Minahasa adalah sebuah kota yang juga menyimpan sejarah tua yang sangat berharga terhadap sebuah peradaban sebuah suku besar yang masih mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara sampai hari ini. Pemerintah Kabupaten Minahasa harus menyadari dan semaksimal mungkin untuk menjadikan wilayah ini sebagai sebuah daerah yang unik dengan mengekspos sejarah yang pernah ada dan menjadikan kabupaten sebagai kota wisata sejarah di Sulawesi Utara. Bila arah pembangunan hanya mengejar modernitas dengan arsitektur kota modern dan mengesampingkan sejarahnya maka sulit untuk bersaing dengan kota lainnya karena untuk kepentingan wisata kota modern, pasti Kabupaten Minahasa hanya akan menjadi prioritas terakhir dari para pelancong atau mungkin tidak ada dalam rencana daerah tujuan wisata dari para pemburu rekreasi. Sangat disayangkan bila Kabupaten yang menyimpan sejarah Sulawesi Utara itu tidak memaksimalkan potensinya sebagai kota wisata sejarah dikemudian hari.
Salah satu daya tarik Kabupaten Minahasa yang telah dikenal luas sampai ke Internasional yaitu Rumah Adat Minahasa. Ini sebuah icon penting yang harus diekspos, karena selama ini rumah adat Minahasa hanya dieksploitasi sebagai produk komersil saja sementara pembangunan fisik selalu mengarah kearah yang lebih canggih saja. Sebagai seorang arsitek dan manager perencanaan di sebuah perusahaan pengembang/developer, saya coba mencetuskan konsep membangun sebuah pemukiman dengan tema rumah adat Indonesia, dan itu direspon positif. Bahkan managemen sangat tertarik dengan salah satu rumah adat yang ada di Indonesia yaitu Rumah Adat Minahasa. Hal ini membuktikan bahwa rumah adat Minahasa telah dikenal luas. Ini hanyalah salah satu simbol tradisional yang dimiliki Minahasa. Masih begitu banyak hal menarik yang dimiliki dan memiliki daya tarik. Bagaimanapun sejarah merupakan sebuah keunikan. Membangun sebuah kota dengan konsep sejarah akan selalu menjadi daya tarik sepanjang masa karena sejarah kota satu dengan kota yang lain tentunya tidak memiliki kesamaan.