Kabupaten Minahasa merupakan salah satu kabupaten tertua yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yang beribukota Tondano. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS, Kabupaten Minahasa memiliki luas 1.188,67 Km² atau 7,89% dari luas Provinsi Sulawesi Utara. Secara geografis Kabupaten Minahasa terletak di antara 01o01’00” – 01o29’00” LU – 124o34’00” – 125o05’00” BT.
Sejarah Kabupaten Minahasa
Dikutip dari situs resmi pemerintah Kabupaten Minahasa yang beralamat di www.minahasa.go.id, Minahasa berasal dari kata MINAESA yang berarti persatuan, yang mana zaman dahulu Minahasa dikenal dengan nama MALESUNG.
Orang minahasa yang dikenal dengan keturunan Toar Lumimuut pada waktu itu dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu :
- Makarua Siow : para pengatur Ibadah dan Adat
- Makatelu Pitu : yang mengatur pemerintahan
- Pasiowan Telu : Rakyat
Berdasarkan penyelidikan Dr. J.P.G. Riedel, sekitar tahun 670 di Minahasa telah terjadi suatu musyawarah di watu Pinawetengan yang dimaksud untuk menegakkan adat istiadat serta pembagian wilayah Minahasa. Pembagian wilayah minahasa tersebut dibagi dalam beberapa anak suku, yaitu:
- Anak suku Tontewoh (Tonsea) : wilayahnya ke timur laut
- Anak suku Tombulu : wilayahnya menuju utara
- Anak suku Toulour : menuju timur (atep)
- Anak suku Tompekawa : ke barat laut, menempati sebelah timur tombasian besar
Pada saat itu belum semua daratan minahasa ditempati, baru sampai di garisan Sungai Ranoyapo, Gunung Soputan, Gunung Kawatak, Sungai Rumbia. nanti setelah permulaan abad XV dengan semakin berkembangnya keturunan Toar Lumimuut, dan terjadinya perang dengan Bolaang Mongondow, maka penyebaran penduduk makin meluas keseluruh daerah minahasa. Hal ini sejalan dengan perkembangan anak suku sepert anak suku Tonsea, Tombulu, Toulour, Tountemboan, Tonsawang, Ponosakan dan bantik.
Di Minahasa sejak dahulu tidak mengenal adanya pemerintahan yang diperintah oleh raja. Yang ada adalah:
- Walian :Pemimpin agama / adat serta dukun
- Tonaas : Orang keras, yang ahli dibidang pertanian, kewanuaan, mereka yang dipilih menjadi kepala walak
- Teterusan : Panglima perang
- Potuasan : Penasehat
Tempat Wisata di Kabupaten Minahasa
Kabupaten Minahasa dianugerahi potensi Wisata yang mengagumkan, mulai dari keindahan alam, khasanah peninggalan sejarah, keunikan adat istiadat di 7 etnis di Minahasa hingga berbagai atraksi seni dan budaya yang dapat menarik wisatawan baik itu wisatawan manca negara maupun wisatawan domestik. Berikut ini beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Minahasa:
- Bukit Kasih Kanonang adalah salah satu tujuan wisata religi di Kabupaten Minahasa yang terletak di desa Kanonang Kecamatan Kawangkoan yang berjarak sekitar 49 km dari Kota Manado. Di tempat ini, berdiri berbagai tempat ibadah umat beragama yang melambangkan simbol kerukunan antar umat bergama yang ada di Provinsi Sulawesi Utara.
- Sumaru Endo. Tempat ini terletak di Desa Leleko Kecamatan Remboken yang berjarak 13 km dari Kota Tondano dan 49km dari Kota Manado. Sumaru Endo memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki tempat pemandian air panas dengan Danau Tondano menjadi latar belakang pemandangan yang mempesona.
- Danau Tondano. Danau indah yang dikelilingi perbukitan dengan ketinggian 700 m di atas permukaan laut menyerupai sarang burung raksasa. Danau terbesar di Sulawesi Utara diapit oleh pegunungan lembean, gunung kaweng, bukit tampusu dan gunung masarang. Uniknya, di tengah danau Tondano terdapat sebuah pulau yang bernama Likri.
- Air Terjun Tahapan Telu. Air terjun ini memilki keunikan tersendiri yaitu memiliki tiga air terjun yang berdekatan dengan ketinggian yang sama yaitu kurang lebih 60 m. Air Terjun Tahapan Telu terletak di Kecamatan Pineleng dan dapat dicapai dengan berjalan kaki sepanjang 1,5km dengan melalui jalan setapak sambil menikmati keindahan alam sekitar.
- Arung Jeram Timbukar. Lokasi wisata yang menantang adrenalin ini terletak di desa Timbukar Kecamatan Sonder. Untuk menuju ke lokasi arung jeram tidaklah sulit. Dari kota Tomohon ke arah Sonder, hanya berjarak 10 km. Sementara itu, start rafting di mulai dari desa Timbukar dan finish di desa Tangkuney.
- Watu Pinawetengan. Ditempat ini terdapat Batu yang berbentuk seperti meja dengan ukuran 4 x 2 m yang kononnya digunakan sebagai tempat pertemuan para nenek moyang orang Minahasa yaitu ketua-ketua adat yang berasal dari 7 suku Minahasa. Tempat ini digunakan untuk membahas kemajuan dan kemakmuran suku Minahasa serta tempat menyelesaikan konflik. Dan sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahun pada tanggal 7 Juli, ditempat ini diadakan upacara adat/ritual.
- Selain itu masih ada berbagai tempat wisata yang tak kalah menarik di Minahasa seperti gua peninggalan Jepang, makam Imam Bonjol, Monumen Sam Ratulangi dan berbagai destinasi wisata kuliner
Musik dan Tari-tarian di Kabupaten Minahasa
Beragam pertunjukan atraksi seni dan budaya dapat anda saksikan di Kabupaten Minahasa. Apalagi pada tanggal 7 Juli setiap tahunnya, di Kabupaten Minahasa tepatnya di Desa Pinabetengan selalu diadakan Festival Seni dan Budaya.
Beragam jenis musik dan tari-tarian Minahasa diantaranya:
- Tari Maengket. Tarian ini merupakan tari tradisional dari suku Minahasa yang sejak zaman dahulu kala hingga saat ini masih terus dijaga dan dilestarikan. Pada zaman dahulu, tari Maengket dipertunjukan oleh nenek moyang orang Minahasa hanya pada masa panen dengan gerakan-gerakan yang mudah tapi sekarang telah berkembang luas tanpa meninggalkan keasliannya.
- Tari Katrili. Menurut legenda rakyat Minahasa, Tari Katrili adalah salah satu tari yang dibawa oleh Bangsa Spanyol pada waktu mereka datang dengan maksud untuk membeli hasil bumi yang ada di Tanah Minahasa. Karena mendapat hasil yang banyak, mereka menari-nari tarian katrili. Lama –kelamaan mereka mengundang seluruh rakyat Minahasa yang akan menjual hasil bumi mereka dan menari bersama-sama sambil mengikuti irama musik
- Tari Cakalele. Cakalele merupakan tarian perang, disebut juga Tari Waraney. Tari Tradisional ini menggambarkan perlawanan orang Minahasa terhadap musuh yang ingin menaklukkan wilayah mereka. Sekarang tarian ini diperagakan untuk menyambut tamu dan untuk acara-acara tertentu.
- Musik Bambu. Musik asli dari Minahasa ini dahulunya hanya terbuat dari bambu dan sekarang mulai ditambahkan bahan perak dan kuningan. Instrumen ini dapat memainkan irama Mars, Waltz, Tango dan Chacha.
- Musik Kolintang. Musik yang berasaldari Minahasa ini, instrumennya terbuat dari kayu yang disebut “wudut”. Seiring dengan berkurangnya kayu tersebut maka pengrajin mengganti bahan kayu untuk alat musik ini.
Bagi anda yang tertarik untuk mempelajari tentang seni budaya Sulawesi Utara apa terlebih Kabupaten Minahasa bisa berkunjung ke Institut Seni dan Budaya Sualwesi Utara yang merupakan pusat kebudayaan Minahasa yang terletak di desa Pinabetengan kecamatan Tompaso. Ditempat ini terdapat Museum Pinabetengan yang memamerkan berbagai alat musik tradisional, rumah tenun kain Pinabetengan, beserta galerinya yang mengerjakan dan memamerkan kain tenun songket dan tenun ikat.
Itulah profil Kabupaten Minahasa, sebuah Kabupaten yang telah menghasilkan berbagai Kabupaten Kota hasil pemekaran seperti Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon. Kabupaten Minahasa memang mempesona!