
SULUT – Terus melayani masyarakat yang terdampak Covid-19 di Sulawesi Utara khususnya Masyarakat pesisir yang kesehariannya bekerja sebagai Nelayan, Ketua Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Sulut Dr Haidy Malingkas pun mendorong kelompok nelayan pembudi daya rumput laut yang dikerjakan oleh kaum perempuan di pulau Nain Minahasa Utara agar terus fokus pada talenta itu.
Dikatakan malingkas, nelayan dipulau nain bukan hanya dikerjakan oleh kaum laki-laki tetapi juga dikerjakan kaum perempuan yang memiliki talenta dalam pembudidayaan rumput laut.
” Kami mendorong nelayan pembudi daya rumput laut khususnya kaum perempuan disini untuk terus melakukan pengelolaannya untuk indusri,” Kata Ketua ISPIKANI Sulut usai menyalurkan bantuan bahan pokok kepada masyarakat nelayan di pulau Nain Selasa,(16/6/2020).
Lebih jauh dikatakannya, di lihat dari fakta yang ada di pulau Nain, jelas kaum perempuan disini memiliki talenta, artinya pekerjaan yang dikerjakan kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan, dengan kesetaraan gender mulai terlihat. Dengan kesetaraan gender, perlu ada kajian lebih dalam untuk inovasi dan modifikasi alat tangkap yang mampu dikelola oleh perempuan untuk menangkap ikan. Keterlibatan perempuan dari mulai penangkapan,pengolahan dan pemasaran ikan.
“Contohnya saya melihat langsung di sini, pembudi daya ruput laut di kerjakan oleh kaum perempuan. Mereka dengan memakai perahu sendiri, menanam rumput laut,” kata Malingkas.
Selain itu, malingkas menyebutkan ada juga pekerjaan yang dikerjakan kaum laki-laki dapat juga dikerjakan kaum perempuan seperti nelayan tangkap dengan memakai soma Giop. Namun, kedepannya harus ada modifikasi alat tangkap yang seimbang dengan kaum perempuan.
“Ini yang perlu kami dorong, karena ini wilayah pesisir pulau-pulau, jadi sedikit ada perbedaan dengan wilayah pesisir daratan. Fakta yang kami lihat, kaum perempuan disini, memiliki talenta sebagai nelayan tangkap maupun nelayan pembudi daya rumput laut. ISPIKANI Sulut juga akan menunjang pengembangan industri rumput laut sehingga ke depan sulut akan memiliki investasi pabrik pengolahan rumput laut, Minimal pabrik pengolahan rumput laut semi caragenan,” tutup Dr Haidy Malingkas, penerima penghargaan dari United States Agency for International Development (USAID) sebagai Women Leaders and Gender Champion in Fisheries ini.
(Ardybilly)