Gerakan Fajar Nusantara atau biasa disebut GAFATAR adalah Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial dan budaya yang senantiasa memberikan darma baktinya bagi masyarakat, baik dalam berkegiatan bakti sosial maupun dialog kebangsaan. Sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat, GAFATAR terus membuktikan bentuk wujud kerja nyata dari darma baktinya ke masyarakat, maupun mempererat jalinan kerjasama antar lembaga eksternal dan instansi pemerintahan yang sedang dijalin maupun sudah terjalin.
Gerakan Fajar Nusantara khususnya Dewan Pimpinan Kabupaten Minahasa (GAFATAR DPK Minahasa) menjaga hubungan tersebut dengan terus ikut serta dan turut andil dalam membantu program pemerintahan tentunya, dan salah satu bentuk wujud dari program tersebut, GAFATAR DPK Minahasa mengadakan kegiatan Dialog Interaktif Tentang Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, dengan mengusung tema “Pancasila untuk Dunia”, yang bekerjasama dengan KODIM 1302 Minahasa.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian tinggi GAFATAR DPK Minahasa terhadap landasan dari pondasi bangsa Indonesia yaitu Pancasila, yang mana seharusnya Pancasila dipakai sebagai panduan hidup warga Negara Indonesia dalam berbangsa dan bernegara, yang hari ini sudah mulai memudar dan hampir tidak terpakai bahkan hampir sudah tidak sakti lagi.
Bertempat di ruang aula utama Makodim 1302 Minahasa, kegiatan dialog ini berlangsung dengan khidmat, menghadirkan tiga pembicara khusus antara lain, Dandim 1302 Minahasa Letkol Kav. Teguh Heri Susanto, SE, Tokoh Masyarakat sekaligus Tokoh Agama Minahasa Pendeta Gustaf Ferry Sanduk, dan Ketua DPD GAFATAR Sulawesi Utara Erdales Gustav Narvin, SE. Selain ketiga pembicara, kegiatan dialog ini juga dihadiri oleh para kader DPD GAFATAR Sulawesi Utara dari DPK Manado dan DPK Tomohon juga nampak Wakil Ketua FKKPI Minahasa Novri Kaeng beserta Sekretaris dan juga perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Negeri Manado (UNIMA).
Materi dialog pertama disampaikan oleh Dandim 1302 Minahasa, dengan judul materi “Kepedulian Anak Bangsa” dimateri pertama ini Pak Dandim menyampaikan kondisi bangsa saat ini hingga ancaman yang akan terjadi pada bangsa ini kedepannya, beliau mengibaratkan kondisi bangsa saat ini seperti meja yang mempunyai empat kaki sebagai landasan untuk berdiri, dimana tiga dari empat kaki meja ini sedang rapuh yaitu di kaki meja yang pertama adalah kerapuhan disebabkan oleh Politik, kaki meja yang kedua adalah kerapuhan perihal Budaya dan yang ketiga adalah kerapuhan mengenai Ekonomi, namun sampai saat ini masih tersisa satu kaki meja yang masih solid dan kokoh berdiri yaitu TNI dan POLRI, inilah kekuatan yang tersisa untuk mengokohkan serta bisa kembali lagi bangkit dari kondisi yang sedang rapuh tersebut, “tentu hal ini perlu dukungan juga dari berbagai elemen masyarakat baik itu LSM ataupun Ormas dan tentu peran serta GAFATAR dalam berkegiatan hari ini telah memberikan contoh langsung kepada masyarakat seperti aksi sosial maupun kegiatan positif lainnya sangat membantu sekali bagi pertahanan bangsa ini, karena GAFATAR merupakan bagian dari masyarakat tanpa masyarakat TNI tidak akan kuat”, tegas Pak Dandim ketika menyampaikan materi.
“Untuk memulai Pancasila bisa mendunia, tentu harus di awali dari pribadi-pribadi yang pancasilais, bahkan jika perlu kita sampaikan kepada Bapak Gubernur Sulawesi Utara, bahwa GAFATAR siap menjadikan Provinsi Sulawesi Utara menjadi Provinsi percontohan Pancasila, dimulai dari menerapkan nilai-nilai Pancasila dari SKPD serta PNS yang ada serta memberikan contoh langsung kepada masyarakat” ucap tokoh masyarakat Minahasa Pendeta Gustaf Ferry Sanduk yang juga sebagai pembicara sekaligus anggota GAFATAR DPK Minahasa.
Dari kedua materi yang disampaikan oleh pembicara, Ketua DPD GAFATAR Sulawesi Utara merangkumnya dengan judul materi “Mari Pulang ke Nusantara”, dimana GAFATAR hari ini sudah melakukan usaha atas kerapuhan kondisi bangsa saat ini dimulai dari membaktikan diri dalam hal sosial maupun mempertahankan kebudayaan bangsa kita yang sedang hancur, “pulang ke Nusantara berarti kembali ke budaya asli dari bangsa kita, bukan budaya Eropa, Barat maupun Timur Tengah, dimana bangsa kita adalah bangsa yang besar,yang memiliki kebudayaan sendiri, tidak perlu mengambil kebudayaan asing”. Ucap Ketua DPD GAFATAR Sulawesi Utara.
Seusai acara Ketua DPK GAFATAR Minahasa yang biasa disapa Bung Muchlis, menyerahkan plakat kepada ketiga pembicara sebagai simbolisasi bahwa GAFATAR siap sepenuhnya membantu program pemerintahan
Semoga Indonesia Lebih Baik…
Untuk Indonesia Raya, Nusantara Jaya !!