Jakarta, (29/06/2018) – Balai Budaya Jakarta menjadi saksi keberhasilan dua pekerja seni John Semuel dan Fajar Imanuel Sahante menembus keterbatasan. Pameran seni rupa bertajuk #2 Minahasa Menembus Batas tidak hanya berhasil menggaet banyak pengunjung, tapi juga mendapat pujian dari pekerja seni di Ibukota Jakarta.
John, mantan Hukum Tua Talise dan Fadjar, Guru Anak Sekolah Minggu berhasil menunjukkan kualitas dan kharakter mereka ketika menggelar pameran seni rupa di Balai Budaya Jakarta tanggal 23 sd 28 Juni.
“Karya John dan Fadjar sungguh luar biasa. Mereka sanggup menerobos keterbatasan yang menghalangi diri, demi mencapai makna artistik, etik dan makna religius, ” ujar Kurator pameran Yusuf Susilo Hartono Jumat (29/06).
Saat melukis ikan Tindalung (marlin fish) dengan ukuran 3, 6 meter yang sedang berupaya menerobos sampah, John Semuel menangis, mengeluarkan air mata.
Dia seperti melihat diri sendiri keluar, berjuang menerobos dari jebakan kotoran di masa lalu.
“Melukis bisa juga sebagai upaya mengkritik diri sendiri. Hal itu juga saya rasakan saat melukis ikan Tindalung. Saya merasa bagaimana berusaha lepas dari kotoran masa lalu. Betapa Tuhan amat baik dan selalu memberi kita kesempatan kembali dalam kehidupan untuk pertobatan, ” ujar pelukis berdarah Sangihe.
Sementara Fadjar mengangkat karya ikan besar yang terjebak dalam bubu (ide) yang menggiring pada pemberantasan korupsi dan permasalahannya. Lalu pada lukisan sepanjang 7 meter Fadjar mantan Wakil Ketua DPC GMNI Manado mengangkat narasi Kuda Laut. ” Kuda Laut selalu bersama sampai mati, rupanya ada 7 warna. Hal ini menyadarkan kita pada Iman Kristiani Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, “jelas guru sekolah minggu, kini Wakil Ketua Komisi Anak Sekolah Minggu Sinode GMIM.
John dan Fajar adalah pekeja seni papan atas Sulawesi Utara. Tahun 1990 lalu John Semuel pernah ikut pameran bersama Sonny Lengkong (alm, John Rondunuwu (alm) dan Arie Tulus di Balai Budaya Jakarta. Tahun 2016 di Manado dan 2017 di Ambon. Sementara Fajar ikut di Nusa Tenggara Timur tahun 2015 dan Manado tahun 2016.
Baik John maupun Fajar mengaku berterima kasih atas kepedulian Pemerintah Kabupaten Minahasia Utara lewat Dinas Pariwisata yang telah membantu sehingga terlaksananya pameran #2 Minahasa Menembus Batas.
Kepedulian Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, lewat Dinas Pariwisata mendapat apresiasi positif.
Ketua Umum DPP GPPMP Jeffrey Rawis mengatakan kepedulian Dinas Pariwisata Minahasa Utara patut di apresiasi.
“Seni dan budaya adalah kekayaan penting. Coba lihat daerah yang pariwisatanya maju pasti seni dan budaya juga tetap terjaga. Kadis Pariwisata Ibu Theodora Luntungan bahkan ikut mengawal sampai pelaksanaan kegiatan. Semoga daerah lain juga memberikan perhatian yang sama “ujar Rawis saat menghadiri pembukaan pameran.
Sementara mantan bendahara Persatuan Artis Teater Sulawesi Utara (PATSU) Debbie Tuwo, mengatakan bangga dengan gebrakan John dan Fajar. “Mereka berbicara lewat lukisan dengan kharakter yang kuat. Lihat saja selama pameran banyak pekerja seni yang datang dan memuji karya John dan Fajar. Dua asset Sulawesi Utara ini seolah membangkitkan kembali panggilan untuk berkarya bagi pekerja seni di Sulut, “kata Debbie. (4RL).