Tangerang – Ancaman perpecahan terus melanda negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Ancaman itu seolah mendapat salurannya dalam pesta demokrasi Pemilu. Untuk memenangkan kompetisi, politik identitas ditonjolkan. Adu ide, gagasan dan program, tenggelam karena isu suku, ras dan agama.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Katolik Banten, menyikapi hal tersebut dengan serius. Apalagi tahun 2020 akan dilaksanakan Pilkada serentak. “Kami sangat serius, Merebaknya paham nasionalisme sempit harus segera di sikapi dan carikan solusinya. Jangan ada lagi, yang mengambil keuntungan elektoral hanya karena ingin menang dalam Pilkada, “jelas Alex Leonardo
Ketua Komisariat Daerah (Komda) Pemuda Katolik Banten, Rabu (14/9/2019).
Karena itu menurutnya, dalam momentum pelantikan pengurus Komda Pemuda Katolik Banten tanggal 10 Agustus 2019 lalu, dirangkaikan juga dengan seminar kebangsaan dengan thema “Pemuda Merawat Bhinneka Tunggal Ika” di Kampus Atma Jaya,Tangerang yang dihadiri Dr Rahmat Salam, mewakili Walikota Tangerang Selatan
Sebagai narasumber Usman Hamid menyorot ancaman perpecahan yang kini berkembang. Menurut dia hal ini terjadi karena adanya pemahaman nasionalisme sempit. Sentimen agama, ras maupun suku sudah terbukti membuat Uni Soviet, Yugoslavia runtuh. Tidak hanya Eropa, Asia juga menghadapi ancaman yang sama.
“Sikap dan semangat kebangsaan harus berbasis kemanusiaan, jangan hanya berdasar atas suku, agama dan ras. Semangat nasionalisme sempit hanya akan berdampak buruk pada bangsa sendiri, “ujar Usman Hamid Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia.
Seminar yang diarahkan Ketua Biadang Organisasi Kamillius Inglan menghadirkan dua narasumber lain, yaitu AM Putut Prabantoro, alumnus Lemhanas dan Ardy Susanto, dari Pimpinan Pusat Pemuda Katolik.
Putut Prabantoro, menekankan dibutuhkan sikap bertanggung jawab atas situasi bangsa dalam menjaga keberagaman ras, suku dan juga cara berpikir. Oleh sebab itu, kaum muda tidak boleh takut untuk berpolitik yang baik.
Sementara Ardy Susanto mengatakan sekarang banyak isu memecah belah, sehingga diperlukan sikap kritis, mengecek kembali isu yang beredar di masyarakat. “Dibutuhkan hubungan yang baik antar sesama organisasi kepemudaan. Saat ini mulai banyak dirintis kembali dialog antar umat beragama khususnya di wilayah Banten, “ujar Ardy Bendahara Umum PP Pemuda Katolik.
Komda Pemuda Katolik Banten dipimpin Alex Leonardo sebagai ketua, sekretaris Rachel Cicilia Tuerah dan bendahara Ignatius Arie Tirahelu, dilantik bendahara umum PP Pemuda Katolik Ardy Susanto, SH.
Selanjutnya Ketua Komda Banten melantik Agustinus Srinoto, sebagai Ketua Komisariat Cabang kota Tangerang Selatan, Anthonius Kudmas ketua Kabupaten Tangerang dan kota Tangerang serta Alexander Tommy Wicaksono ketua kota Tangerang.
Rachel Cicilia Tuerah, Sekretaris Komda Pemuda Katolik Banten melihat hadirnya sejumlah organisasi seperti Pengurus Pusat Pemuda Katolik, GP Ansor ,Gema Inti, Pemuda Teravada, Hikmabudhi, Pemuda Konghucu, Muspija/DPA GBI serta perwakilan Binmas Katolik Kemenag Banten, perwakilan seksi HAAK Paroki, seksi kepemudaan Paroki, FKUB, DPRD Tangsel terpilih dan tokoh masyarakat, menjadi awal yang baik untuk merawat Bhinneka Tunggal Ika bersama masyarakat Banten. (rdl)