SULUT – Polemik ketersediaan darah di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr Kandou dan Palang Merah Indonesia (PMI) berlanjut di meja hearing gedung cengkih. Adanya aduan masyarakat jadi dasar Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) memanggil kedua pihak terkait.
Dalam rapat dengar pendapat yang berlangsung, Rabu (29/3), di ruang rapat 3 kantor dewan Sulut, para legislator meminta supaya seluruh stakeholder terkait menyelesaikan persoalan darah tersebut. Sebab banyak warga mengadu sering dibuat pusing dalam pengurusan masalah darah.
“Semua pelaku kepentingan di sini supaya segera menyelesaikan ini secepatnya. Kita tahu bersama penganggaran yang diberikan ke PMI itu tidak sedikit,” kata Anggota Komisi IV DPRD Sulut, Rita Manoppo.
“Saya berharap kantong dan sebagainya yang satu paket ini, harus ada penyelesaian yang jelas. Saya mendengar Jakarta saja sudah gratis kenapa tidak. Itu bisa dikhususkan kepada mereka yang warga yang kurang mampu,” sambung dia.
Wakil Ketua Bidang Kesehatan dan UDD PMI Sulut, dr Enrico H Rawung MARS mengatakan, kurangnya masyarakat mengetahui tentang stok darah yang ada maka perlu adanya website untuk memberitahukan tentang ketersediaan darah.
“Kalau bisa semua stok darah di semua Unit Transfusi Daerah (UTD) nantinya, baik rumah sakit, PMI, bank darah, dipublikasikan dalam website khusus. Agar publik tahu berapa stok darah. Supaya bisa tersosialisasi. Kalau itu bisa terpenuhi saya rasa ini sebuah langkah maju,” ujar Rawung.
Sementara, Armenius Richard Sondakh, Sp.THT.KL sebagai Direktur Medik RSUP Kandou menjelaskan, pihaknya selalu melakukan hubungan kerja sama yang baik dengan pihak PMI selama ini dan masih terus berjalan.
“Dalam pemenuhan stok darah dari UTD maka langkah-langkah RSUP Kandou melakukan permintaan darah kepada PMI dan saat ini sudah 100 persen terpenuhi. Ini adalah relasi dengan PMI dan RSUP Kandou,” pungkas dia.
Ke depan menurut Sondakh, RSUP Kandou akan banyak pembenahan. Pihaknya sementara melakukan upaya perubahan dalam segala lini di rumah sakit tipe A itu.
“Saya juga menjabatnya masih baru maka saya berharap pihak dewan pun memberikan kesempatan kepada kami untuk membangun RSUP Kandou lebih baik lagi,” tambah dia.
Ketua Komisi IV DPRD Sulut, James Karinda mengharapkan, agar pihak PMI maupun RSUP Kandou dapat terus melakukan koordinasi yang baik.
“Kalau bisa ke depannya untuk mencari darah jangan sampai dibebankan kepada pihak keluarga. Kalau bisa ke depan ditingkatkanlah pelayanannya, baiknya karyawan rumah sakitlah yang melakukan pencarian darah,” ungkap politisi Demokrat itu.
(Ardybilly)