Tomohon, (2/2/2020) – Anggota DPD/ MPR RI Dapil Sulawesi Utara, Ir Stefanus B.A.N. Liow MAP memukau peserta sosialisasi Empat Pilar MPR, yang bertempat di BPU Kelurahan Woloan I.
Di hadapan ratusan peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa KKN dari Universitas Negeri Manado (Unima) dan Linmas hadir, Senin (2/2/2020), Senator yang namanya sering di singkat SBANL dengan gamblang menjelaskan soal Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Pada kesempatan itu SBANL juga mengungkapkan tantangan internal dan eksernal bangsa yang perlu ketahui dan sikapi bersama.
Tantangan internal menurut Wakil Ketua Kelompok (Fraksi) DPD di MPR di antaranya korupsi, ketidak – adilan dan kemiskinan. Lalu tantangan eksternal di antaranya globalisasi, masuknya budaya asing dan perang dagang.
“Korupsi, ketidak – adilan dan kemiskinan masih menjadi tantangan bangsa kita. Di sisi lain masih ada tokoh – tokoh bangsa yang tidak mempraktekan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, “ujarnya.
Tindakan tokoh -tokoh nasional itu sering terlihat lewat saling hujat, saling menjatuhkan. Hal ini menurut SBANL membuktikan bahwa Pancasila belum sepenuhnya menjadi roh, falsafah dalam kehidupan bernegara.
Pada sesi tanya jawab, awalnya peserta terlihat paaif, namun kemudian SBANL kebanjiran pertanyaan. Moderator terpaksa harus membatasi penanya.
Usulan dan pertanyaan di antaranya dari Joan Taroreh yang menanyakan kenapa masih adan ketidak – adilan. Lalu Meidy Polii meminta P4 agar di hidupkan lagi dan dimasukkan dalam kurikulum, sebagai pendidikan moral dan kharkakter.
Lexi Tuerah mengusulkan perlu tindakan dan sosialisasi lebih gencar lagi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Tidak mau ketinggalan, Sekretaris Lurah Woloan I, Rosevelty Kapoh ikut memberi usulan.
Kapoh mengatakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sebaiknya dalam pelaksanaan program harus melihat bahwa pendidikan dan kebudayaan sama penting.
“Kepintaran siswa harus seimbang dengan kharakter, nilai dalam diri mereka. Karena itu tidak hanya pendidikan dan seni budaya, tapi budaya dalam artian nilai moralitas pelajar harus di perhatikan, ” ujarnya.
Terkait pertanyaan soal intoleransi, SBANL menegaskan,,semua harus berdiri pada hukum dan keadilan, serta jangan saling memprovokasi.
“Kita punya kekayaan yaitu keberagaman,itu harus di jaga bersama. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia dengan keragaman suku, budaya, dan agama yang luar biasa, “jelas mantan Ketua Komisi PKB Sinode GMIM ini.
Ada kejadian menarik, ketika pertanyaan spontan peserta soal Ir Miky Yunita Wenur, MAP yang merupakan istri dari SBANL.
“Pak bagaimana kepastian soal Ibu maju Walikota Tomohon. Sudah saatnya Ibu pimpin Kota Tomohon, “ujar seorang Bapak, sementara SBANL hanya tersenyum.
Pada momen lain, Yohanes Pakasi berhasil menjawab kuiz dadakan dari SBANL.
Di akhir kegiatan, Camat Tomohon Barat John J H Gigir, Spd, MPd di dampingi Lurah Woloan I, Felmy J Kekung, S
IP, menyampaikan rasa terima kasih karena wilayahnya di pilih menjadi tempat sosialisasi.
“Saya kira ini membanggakan, dan respon warga luar biasa. Hujan tidak menghalangi mereka. Ini sangat bermanfaat untuk pendalaman nilai – nilai kebangsaan. Lihat saja antusias yang hadir dan pertanyaan peserta, “tandas Gigir. (don)