Manado, (17/10/2019) – Posisi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kota Tomohon yang dipegang James Sundah, menuai sorotan warga.
Tanpa bermaksud mencampuri internal Partai Golkar, serta meragukan kapasitas Sundah, sejumlah warga menilai kapasitas dan pengalaman, kolaborasi Ir Miky Junita Wenur MAP sebagai Ketua DPRD Tomohon periode 2014 – 2019 bersama Jimmy F Eman, SE Ak Walikota Tomohon yang juga Ketua Partai Golkar Kota Tomohon cukup berdampak positif.
“Kenaikan jumlah kursi dari tujuh menjadi sepuluh kursi, tidak bisa dilepaskan dari figur Ibu Yunita dan Pak Eman sebagai ketua partai yang juga walikota. Saya memang bukan pengurus partai, tapi sejak dulu saya selalu coblos Golkar dalam Pemilu, “ujar Jimmy Wolter warga Kakaskasen.
Dia menambahkan, seharusnya Partai Golkar di Sulut bersyukur ada kader perempuan Golkar yang berpengalaman dan punya prestasi.
“Selain tokoh perempuan Golkar, Ibu Junita Wenur sudah tiga periode menjabat sebagai Sekretaris Wanita Kaum Ibu GMIM. Jadi beliau tidak hanya tokoh Gokar Tomohon, tapi tokoh perempuan Sulawesi Utara, “tambah Wolter yang selalu mengikuti perkembangan Partai Golkar.
Sementara Jane Polakitan, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Tomohon mengaku pernah beberapa kali bertemu forum dialog di mana Wenur menjadi narasumber.
“Saya tidak paham apa dan bagaimana mekanisme partai Golkar dalam menentukan kadernya sebagai Ketua DPRD Kota Tomohon, tapi menurut saya seharusnya Ibu Junita Wenur masih di beri kesempatan sebagai Ketua DPRD Tomohon, karena beliau sudah membuktikan sukses pada periode sebelumnya, lalu hubungan antara DPRD dan eksekutif Kota Tomohon berjalan baik, “ujar Polakitan.
Di satu sisi menurutnya, Junita yang juga istri anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)/MPR RI, Stevanus Ban Liauw, adalah figur yang bersahaja dan pintar. “Maaf bukan mau membela, tapi secara objektif agak susah mendapati figur seperti beliau. Sayang kalau Golkar tidak memaksimalkan potensi kadernya. Semoga ini bukan karena persoalan subjektivitas di internal Gokar, “tandas mahasiswa semester akhir ini.
Seperti di ketahui beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan berita salah satu media, terkait ucapan Ketua DPD Partai Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu (CEP). Di mana CEP mengatakan tidak di pilihnya Wenur adalah jalan tengah yang di ambil.
Ucapan CEP ini memunculkan penilaian publik, bahwa ada rivalitas antara CEP dan Eman di internal Golkar, lalu Wenur yang menjadi korban.
“Bisa saja Ketua CEP memang tidak menyukai Ibu Junita Wenur, apalagi suaminya Steva Liauw juga sebagai publik figur mantan Sekretaris dan Ketua Komisi Pria Kaum Bapa GMIM, lalu sekarang masuk periode ke dua di DPD RI. Ada juga faktor lain yaitu pembunuhan kharakter permainan di tim penjaringan. Saya memang mendengar hal itu, serta pembunuhan kharakter ke DPP terkait dukungan dalam rangka Munas. Padahal sejak awal baik Ibu Junita dan Ketua DPD Tomohon Pak Eman mendukung Ketua Airlangga Hartarto, “tandas seorang kader Partai Golkar, yang minta namanya di rahasiakan.
Di pihak lain, Junita Wenur mengatakan menerima dengan Iman. “Sebagai manusia yang menerima ini dengan Iman. Sebagai kader partai saya serahkan semuanya ke pimpinan. Saya juga tidak ada masalah dengan siapapun termasuk Ibu Ketua CEP, dan Pak Ketua James, selama ini saya selalu taat, berjalan menurut roh dan aturan partai Golkar, serta berbuat yang terbaik untuk masyarakat lewat partai Golkar, “ujar Wenur. (rdl)