Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Jero Wacik, mengakui kerukunan beragama di Provinsi Sulawesi Utara terbaik di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Jero Wacik saat tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, ketika di jemput Wakil Gubernur Dr. Djouhari Kansil MPd, didampingi Unsur Forkopimda Sulut antara lain Dan Rem 131 Santiago Brigjen TNI Jhoni L Tobing, Dan Lantamal Laksma TNI Guguk Handayani, Kapolda di wakili Irwasda Kombes Pol. Drs Sutoyo M.Hum, Kadis ESDM Ir B Tamon di VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado, Rabu (6/3).
Jero Wacik mengatakan, umat muslim menghadiri perayaan umat kristiani sudah menjadi hal biasa, begitu sebaliknya apabila umat muslim melakukan acara keagamaan,umat kristiani turut pula menghadirinya. “Dan itu sangat jelas ketika menjelang bulan Ramadhan tiba, seluruh pimpinan daerah dan pimpinan agama di sulut melakukan safari Ramadhan di setiap masjid yang ada sebaliknya dengan Ibadah perayaan Natal, serta Hari Raya Idul Fitri dan hari raya umat beragama lainnya, para pejabat dan masyarakat di daerah ini saling melakukan kunjungan silahturahmi, kontak bathin dan adanya komunikasi antara pimpinan dengan warga masyarakat seperti ini sangat penting dilakukan”, ujarnya.
Inilah salah satu keunggulan dari Provinsi Sulut sehingga daerah ini tetap aman, karena umat beragama satu dengan yang lain saling hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Sehingga apapun iven yang di laksanakan di daerah ini, semuanya bisa berlangsung sukses, kata mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ini.
Dalam menjalankan tugasnya, sejak masih menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Wacik seakan mengadopsi pola kerukunan di sulut. Begitu pula Ketika dipercayakan menjabat Menteri ESDM, pola demikian juga beliau lakukan. Alasannya, karena melalui dua pendekatan tersebut, dinilai sangat efektif untuk menjaga berbagai objek wisata serta proyek-proyek energi strategis yang berada di desa dan kampung, sehingga tetap aman. Terutama Aset yang memiliki nilai investasi miliaran sampai triliunan rupiah yang berada di tengah-tengah masyarakat perlu di jaga dan di pelihara bersama, pungkasnya.
Wagub Djouhari Kansil, menyatakan, kerukunan antar umat beragama di sulut, diakuinya sudah ada sejak lama hingga sampai sekarang ini, berkat adanya kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas dari seluruh komponen warga di daerah ini. Peran serta pimpinan umat beragama, lewat BKSAUA dan FKUB bersama pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota berjalan sangat baik pula, sehingga memberi jaminan bagi warga untuk bisa melakukan aktifitas keagamaannya dengan aman dan lancar, tanpa adanya perasaan tidak nyaman, jelasnya. (Kabag Humas Pemprov Sulut Jackson Ruaw).
Gitu lho yang rukuuuuun… :)