Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Dr. Sinyo Harry Sarundajang (SHS), mengatakan, pemerintah Jerman akan membantu Pemprov Sulut dan Pemkab Minahasa, untuk mengatasi masalah eceng gondok di Danau Tondano. “Saat saya ke Jerman mendampingi Pak Presiden SBY, ada informasi yang baik untuk Sulut. Pemerintah Jerman, akan membantu kita (Sulut) untuk atasi masalah eceng gondok di Danau Tondano,” kata Sarundajang saat menggelar jumpa pers di VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado, sesaat setelah tiba dari lawatannya di Eropa, Senin (11/3/2013).
Dikatakannya, untuk bantuan dari pemerintah Jerman, belum disampaikan mereka secara detail. Namun, negara tersebut sudah menyatakan akan memberikan dalam waktu ini. “Baik mau diangkat semua ataupun dijadikan bahan industry saya belum tahu persis. Yang terpenting, kita selamatkan danau yang menjadi sumber pembangkit listrik,” tukasnya.
Sementara itu, Jerman termasuk Hungaria tertarik untuk menanamkan modalnya di bidang pariwisata dan energi di Sulawesi Utara. Keinginan kedua negara itu untuk berinvestasi di Sulut disampaikan para investor dan pemimpin kedua negara kepada Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang saat mendampingi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Eropa. “Memang cukup intens bagi saya banyak hal yg saya ikuti saya dengar baca, berdialog dengan pengusaha disana,” ungkap Sarundajang sesaat setelah tiba di Bandara Sam Ratulangi, Senin (11/3).
Selain di sektor pariwisata, investor kedua negara itu juga tertarik di bidang energi geothermal sebagai sumber energi alternatif. “Jerman tertarik dengan kandungan Geothermal di Sulut. Potensi ini memang sudah menjadi incaran Eropa,” kata dia. Kerjasama dengan kedua negara itu menurutnya, akan sangat menguntungkan. Pasalnya Jerman merupakan negara dengan ekonomi nomor 1 di Eropa, sedangkan Hungaria merupakan negara Eropa Timur yang ekonominya mulai membaik.
Energi pun menjadi salah satu isu Jerman untuk memperbesar lingkungan ekonomi. Apalagi, Jerman yang sudah mulai keluar dari Krisis eropa siap mengambil peran menggantikan AS dan Cina sebagai kekuatan ekonomi di dunia “Kita akan sangat berbangga kalau ada investor. Investor akan membuka lapangan kerja, devisa negara bisa bertambah. Kita perlu need, sesuatu untuk kesehatheraan, tapi tidak juga rakus. Salah satunya Hemat energi. Karena kita akan menghadapi persaingan global, dan kekuatan global dunia ini, “jelas Sinyo Harry Sarundajang.
Menurutnya, rakyat indonesia harus berbangga karena ternyata Indonesia sangat diperhitungkan secara global. Meski belum masuk kekuatan ekonomi global, Indonesia sudah mampu tampil sebagai salah satu pemain global. Indikatornya, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada diperingkat dua dunia sebesar 6,5 persen, sesudah Cina.
Indonsia juga unggul di Asean dan Asia timur. “Kita adalah termasuk superpoewer di regional. Pemain aktif, termasuk Global player. Kendati belum global power di segi ekonomi,” ungkapnya. Khusus untuk Sulut, dia mengharapkan Bumi Nyiur Melambai dapat menjadi kontributor ekonomi indonesia, termasuk juga kawasan Asia, dan dunia. Apalagi Sulut telah membuktikan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Dalam perjalanan itu, isu lingkungan pun turut dibahas, Sinyo Harry Sarundajang menyampaikan, kesuksesan penyelenggaran World Ocean Conference (WOC) turut jadi pembicaraan. Adapun iven 2009 silam itu dinilai telah memberikan kontribusi penurunan pemanasan global. Kepedulian Sulawesi Utara menyangkut lingkungan pun dihargai dengan memperoleh juara 3 se Indonesia dengan menanam 15 juta pohon. (lex)