Jakarta, (07/9/2018) – Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Kerukunan Keluarga Kawanua (DPP KKK) Ronny F Sompie menegaskan bahwa signifikansi kehadiran KKK harus lebih nyata di masyarakat.
Sompie yang juga Dirjen Imigrasi mengatakan ini dihadapan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KKK di Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Keberadaan KKK sebagai organisasi adalah mewujudkan Sitou Timou Tumou Tou yang berbasis budaya mapalus dalam kehidupan nyata, tidak hanya untuk warga Kawanua tetapi untuk bangsa dan negara.
“Turunan prakteknya mulai dari level pengurus DPP, Provinsi dan cabang di kota dan kabupaten. KKK sebagai organisasi tidak sekedar ada, “ujar Sompie.
Lebih lanjut menurutnya usaha untuk membangun rumah bersama Tou Kawanua masih terus dan akan terus berlangsung.
Usaha ini akan dilakukan sampai pada Kerukunan Keluarga Kawanua baru yang satu.
Sompie juga mengatakan 2018 dan 2019 adalah tahun politik, sebagai organisasi KKK independen dan tidak berafiliasi pada partai politik manapun.
“Walau bukan lembaga politik namun DPP (KKK) tetap mendukung pengurus maupun anggota yang berjuang lewat partai politik. Perbedaan pilihan politik itu biasa, yang penting bila sukses nanti tidak melupakan cita-cita rumah bersama Tou Kawanua dan mampu memunjukkan eksistensi dan sumbangsih bagi negara, “ujarnya.
Sementara Ketua DPD KKK Kalimantan Tengah Fredy Ering mengatakan forum Rakernas KKK sangat bermanfaat pengembangan organisasi. “Selain konsolidasi kami kira rakernas juga sangat bermanfaat untuk berbagi informasi dan program mengena langsung dilapangan, “tandasnya.
Sompie Tegaskan Siknifikansi Kehadiran KKK Harus Lebih Nyata
Jakarta, (07/9/2018) – Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Kerukunan Keluarga Kawanua (DPP KKK) Ronny F Sompie menegaskan bahwa signifikansi kehadiran KKK harus lebih nyata di masyarakat.
Sompie yang juga Dirjen Imigrasi mengatakan ini dihadapan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KKK di Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Keberadaan KKK sebagai organisasi adalah mewujudkan Sitou Timou Tumou Tou yang berbasis budaya mapalus dalam kehidupan nyata, tidak hanya untuk warga Kawanua tetapi untuk bangsa dan negara.
“Turunan prakteknya mulai dari level pengurus DPP, Provinsi dan cabang di kota dan kabupaten. KKK sebagai organisasi tidak sekedar ada, “ujar Sompie.
Lebih lanjut menurutnya usaha untuk membangun rumah bersama Tou Kawanua masih terus dan akan terus berlangsung.
Usaha ini akan dilakukan sampai pada Kerukunan Keluarga Kawanua baru yang satu.
Sompie juga mengatakan 2018 dan 2019 adalah tahun politik, sebagai organisasi KKK independen dan tidak berafiliasi pada partai politik manapun.
“Walau bukan lembaga politik namun DPP (KKK) tetap mendukung pengurus maupun anggota yang berjuang lewat partai politik. Perbedaan pilihan politik itu biasa, yang penting bila sukses nanti tidak melupakan cita-cita rumah bersama Tou Kawanua dan mampu memunjukkan eksistensi dan sumbangsih bagi negara, “ujarnya.
Sementara Ketua DPD KKK Kalimantan Tengah Fredy Ering mengatakan forum Rakernas KKK sangat bermanfaat pengembangan organisasi. “Selain konsolidasi kami kira rakernas juga sangat bermanfaat untuk berbagi informasi dan program mengena langsung dilapangan, “tandasnya.