
Propinsi Sulawesi Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat-istiadat, tradisi, kesenian, dan bahasa. Masyarakat Sulawesi Utara terdiri atas berbagai suku, antara lain Suku Minahasa, Bolaang, Mongondow, dan Sangihe Talaud yang masing-masing memiliki kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Penduduk Propinsi ini sebagian besar beragama Kristen.
1. Tantangan
Telah banyak kemajuan yang dicapai Propinsi Sulawesi Utara, khususnya taraf kesejahteraan sosial masyarakatnya lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Namun taraf kesejahteraan ekonominya yang ditunjukkan oleh tingkat PRDB nonmigas perkapita dan laju pertumbuhan nonmigas relatif rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Dengan demikian, tantangan utama pembangunan Daerah Sulawesi Utara adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan serta memperluas landasan ekonomi daerah yang didukung oleh peningkatan ekspor nonmigas dan perluasan kesempatan kerja sehingga mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat.perkapita dan laju pertumbuhan nonmigas relatif rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Dengan demikian, tantangan utama pembangunan Daerah Sulawesi Utara adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan serta memperluas landasan ekonomi daerah yang didukung oleh peningkatan ekspor nonmigas dan perluasan kesempatan kerja sehingga mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat.
Berita Lainnya
Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata di Sulawesi Utara yang relatif rendah dan diperkirakan akan lebih menurun lagi, antara lain disebabkan selain oleh rendahnya angka kelahiran alamiah juga oleh tingginya angka migrasi keluar Sulawesi Utara. Tingginya migrasi keluar daerah, meskipun mengurangi tekanan pertambahan penduduk di Propinsi Sulawesi Utara, mengurangi jumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan pendidikan. Hal ini akan memperburuk kondisi sumber daya manusia yang ada di Propinsi Sulawesi Utara sehingga menjadi tantangan pula untuk mengembangkan motivasi tenaga muda dan berpendidikan untuk berprakarsa dan berwiraswasta membangun daerah.
Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi yang besar, sedangkan kemampuan investasi pemerintah terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan peningkatan investasi oleh masyarakat khususnya dunia usaha. Sehubungan dengan itu, Propinsi Sulawesi Utara harus mampu menarik dunia usaha agar menanamkan modal untuk mengembangkan potensi berbagai sumber daya pembangunan di propinsi ini. Dengan demikian, Propinsi Sulawesi Utara dihadapkan pada masalah untuk menciptakan iklim usaha yang menarik bagi investasi masyarakat dan dunia usaha. Dalam rangka menciptakan iklim usaha yang menarik di daerah, tantangannya adalah mengembangkan kawasan dan pusat pertumbuhan yang dapat menampung kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan sekaligus memenuhi fungsi sebagai pusat pelayanan.
Pertumbuhan ekonomi yang perlu dipercepat membutuhkan dukungan prasarana dasar yang memadai, antara lain transportasi, tenaga listrik, pengairan, air bersih, dan telekomunikasi. Meskipun telah meningkat, ketersediaan prasarana dasar Daerah Tingkat I Sulawesi Utara belum memenuhi kebutuhan ataupun tuntutan kualitas pelayanan yang terus meningkat. Untuk daerah yang kondisi geografisnya seperti Sulawesi Utara diperlukan suatu sistem transportasi antarmoda yang merupakan sistem transportasi regional, pelayaran antarpulau oleh pelayaran armada rakyat yang terpadu dengan pelayaran perintis dan pelayaran nasional serta sistem transportasi darat yang dapat meningkatkan keterkaitan wilayah produksi dengan pasar. Untuk meningkatkan efisiensi ekonomi, terutama dalam distribusi barang dan jasa, diperlukan dukungan prasarana dan sarana transportasi yang memadai. Di pihak lain, ada keterbatasan kemampuan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk membangun prasarana dan sarana transportasi guna mempercepat pembangunan daerah. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan ketersediaan serta kualitas dan memperluas jangkauan pelayanan prasarana dasar, khususnya sistem transportasi antarmoda secara terpadu dan optimal, dengan mengikutsertakan dunia usaha.
Hasil pembangunan di bidang kesejahteraan sosial di Sulawesi Utara telah menunjukkan kemajuan yang baik dibandingkan dengan tingkat kemajuan rata-rata nasional. Meskipun demikian, di Propinsi Sulawesi Utara masih terdapat kesenjangan kesejahteraan antargolongan masyarakat dan antardaerah, antara lain karena masih terbatasnya jangkauan prasarana dan sarana. Kondisi di atas menghadapkan Sulawesi Utara pada tantangan untuk meningkatkan, memeratakan, dan memperluas jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial lainnya, serta jangkauan informasi sampai ke seluruh pelosok daerah.
Meningkatnya intensitas pembangunan selain mengakibatkan meningkatnya pemanfaatan lahan, air, dan sumber daya alam lainnya, di samping juga menimbulkan kerusakan sumber daya alam dan menghasilkan limbah dan polusi dalam kadar yang makin meningkat yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan hidup. Di samping adanya beberapa kawasan yang rawan bencana atau kritis, propinsi ini juga memiliki keanekaragaman hayati dan berbagai plasma nutfah di kawasan suaka alamnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan demikian, pembangunan daerah dihadapkan pada tantangan untuk membangun tanpa merusak lingkungan hidup dan meningkatkan efektivitas pengelolaan dan rehabilitasi sumber daya alam sehingga menjamin pembangunan yang berkelanjutan, serta meningkatkan kesiapan untuk menghadapi dan menanggulangi bencana alam.
Belum mantap dan meratanya kemampuan aparatur di daerah serta belum serasinya koordinasi antarlembaga dalam mengelola pembangunan merupakan tantangan yang dihadapi dalam rangka memperkuat kemampuan manajemen dan kelembagaan di daerah.
2. Kendala
Upaya pembangunan daerah di Daerah Tingkat I Sulawesi Utara dihadapkan kepada berbagai kendala yang erat kaitannya dengan kondisi fisik dan geografis wilayah antara lain adanya beberapa kawasan rawan bencana seperti gunung berapi, dan keterpencilan lokasi permukiman khususnya di Kabupaten Dati II Kepulauan Sangihe dan Talaud yang secara geografis merupakan wilayah kepulauan yang lokasinya terpencil dan berada pada perbatasan dengan negara tetangga Filipina.
3. Peluang
Hasil pembangunan yang telah dicapai Propinsi Sulawesi Utara selama ini dapat menjadi modal dan membuka peluang untuk meningkatkan pembangunan selanjutnya. Hasil pembangunan yang berupa prasarana dan sarana sosial dan ekonomi, kelembagaan yang telah terbentuk dan berfungsi, serta peran serta masyarakat yang makin meningkat dalam kegiatan pembangunan adalah modal dan peluang yang dapat dikembangkan.
Propinsi Sulawesi Utara memiliki potensi sumber daya alam yang belum banyak dimanfaatkan. Demikian pula ada potensi pembangunan yang telah dimanfaatkan, tetapi belum optimal dikembangkan, antara lain adalah perkebunan, perikanan, pertambangan dan bahan galian, industri, dan pariwisata.
Lahan berkualitas, sebagai sumber daya wilayah yang paling utama bagi pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Sulawesi Utara, memiliki potensi bagi pengembangan komoditas andalan, antara lain kelapa (Kabupaten Minahasa dan Kepulauan Sangihe dan Talaud), kopi (Bolaang Mongondow), cengkeh (Kabupaten Minahasa), dan Pala (Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud).
Potensi sumber daya perikanan juga belum dimanfaatkan secara optimal, terutama yang terdapat di perairan laut utara Sulawesi Utara dan di perairan Teluk Tomini dan perairan darat di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa. Propinsi Sulawesi Utara memiliki potensi hasil hutan yang masih dapat dikembangkan karena pemanfaatannya baru mencapai sekitar 47,5 persen dari areal hutan produksi yang ada.
Di bidang pertambangan, sumber daya mineral seperti tembaga, Bijih besi, nikel, dan emas, serta bahan galian seperti batuan kapur dan kaolin, memiliki potensi untuk dikembangkan. Di samping itu, di Lahendong ditemukan panas bumi yang potensial untuk dikembangkan menjadi tenaga listrik.
Industri, khususnya agroindustri mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan, baik industri yang mengolah hasil pertanian dan perikanan maupun industri yang mengolah sumber alam lainnya, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mempertimbangkan potensi sumber daya manusia dan posisi strategis Sulawesi Utara yang berada di dalam lingkar perdagangan Pasifik.
Pariwisata juga merupakan sektor yang amat berpeluang untuk dikembangkan. Sulawesi Utara memiliki potensi wisata yang beragam, baik wisata alam dan bahari maupun wisata budaya. Keberadaan taman nasional seperti Taman Nasional Laut Bunaken dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone juga potensial untuk dijadikan aset wisata alam Sulawesi Utara.
Posisi geografis Sulawesi Utara sebagai wilayah paling utara negara Indonesia yang langsung berbatasan dengan Lautan Pasifik memiliki potensi untuk berfungsi sebagai pintu keluar masuk kegiatan perekonomian regional dan global. Dengan demikian, wilayah ini mempunyai peluang yang besar untuk mengembangkan kerja sama internasional, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga yang secara geografis berdekatan, yaitu Filipina dan Malaysia.
Arahan
Bahwa pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam upaya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air, pembangunan daerah dan kawasan yang kurang berkembang, seperti di daerah terpencil, perlu ditingkatkan sebagai perwujudan Wawasan Nusantara.
Dengan demikian, pembangunan Daerah Sulawesi Utara diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah melalui pelibatan masyarakat setempat secara penuh; peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha; peningkatan kesempatan kerja bagi tenaga kerja setempat dan perbaikan kualitas angkatan kerja melalui pendidikan dan pelatihan; peningkatan produktivitas perekonomian daerah; penganekaragaman kegiatan perekonomian daerah; peningkatan pertumbuhan ekspor nonmigas; peningkatan jumlah dan kualitas investasi swasta; peningkatan kesejahteraan sosial dan percepatan penanggulangan kemiskinan; pengembangan sistem transportasi terpadu yang akan meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil dan terbelakang; penguatan kelembagaan dan aparatur pemerintah di daerah dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembangunan di daerah; pengembangan sumber daya alam yang memiliki potensi dan keunggulan komparatif dengan memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan; dan pengembangan kawasan andalan dengan menciptakan keterkaitan dengan wilayah sekitarnya.
Sasaran
Sasaran pembangunan Sulawesi Utara adalah mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab, serta makin meratanya pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sasaran pembangunan ekonomi adalah tercapainya laju pertumbuhan PDRB nomnigas yang diperkirakan sekitar 8,1 persen per tahun. Sasaran lainnya adalah meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana ekonomi serta kualitas pelayanannya, terutama terciptanya sistem transportasi antarmoda yang mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi secara ekonomis; meningkatnya peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan sehingga dapat mendukung penciptaan lapangan kerja; serta meningkatnya sumbangan daerah kepada ekonomi nasional.
Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat yang diukur antara lain dari dua indikator kesejahteraan sosial, yaitu bertambahnya usia harapan hidup menjadi 70 tahun dan menurunnya angka kematian bayi menjadi 29 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertumbuhan penduduk; dan telah mantapnya pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar dan kejuruan; serta terselesaikannya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Sasaran pembangunan ekonomi adalah tercapainya laju pertumbuhan PDRB nonmigas yang diperkirakan rata-rata sekitar 6,0 persen per tahun, dengan laju pertumbuhan sektoral yaitu pertanian rata-rata sekitar 2,4 persen; industri nonmigas sekitar 9,9 persen; bangunan sekitar 9,3 persen; perdagangan dan pengangkutan sekitar 7,7 persen; jasa-jasa sekitar 6,3 persen; serta lainnya (men-cakup pemerintahan, energi dan pertambangan) sekitar 6,7 persen. Sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas untuk Propinsi Sulawesi Utara rata-rata adalah 15,1 per tahun. Sasaran laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah rata-rata 2,7 persen per tahun sehingga tercipta tambahan kesempatan kerja bare bagi 146,7 ribu orang.
Sasaran selanjutnya adalah meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana ekonomi terutama berkembangnya sistem transportasi antarmoda yang terpadu sehingga mampu meningkatkan aksesibilitas wilayah propinsi ini secara merata dan efisien; meningkatnya keikutsertaan dunia usaha dan masyarakat dalam kegiatan produktif di daerah; meningkatnya produktivitas tenaga kerja setempat di sektor pertanian, industri, dan jasa; dan meningkatnya PAD, termasuk di daerah tingkat II yang relatif tertinggal.
Sasaran pembangunan sosial adalah meningkatnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat secara merata dengan peningkatan usia harapan hidup menjadi 65,2 tahun serta penurunan angka kematian bayi menjadi 48 per seribu kelahiran hidup; menurunnya laju pertumbuhan penduduk sesuai dengan sasaran nasional; makin merata, meluas, dan meningkatnya kualitas pendidikan dasar dan kejuruan; meningkatnya angka partisipasi kasar sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), termasuk madrasah tsanawiyah (MTs) dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), termasuk madrasah aliyah (MA) masing-masing menjadi sekitar 64,0 persen dan sekitar 44,2 persen; serta dimulainya pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Menjadi sasaran penting pula meningkatnya pendapatan masyarakat berpendapatan rendah, berkurangnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dan berkurangnya jumlah desa tertinggal selaras dengan sasaran penurunan jumlah penduduk miskin di tingkat nasional, serta meningkatnya daya dukung sumber daya alam dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Untuk itu, diperlukan berbagai kebijakan dan implementasi program terkait dengan upaya mendorong SULUT menjadi pintu gerbang Kawasan Asia Pasifik, sbb.:
Kebijakan
a) Pelaksanaan Otonomi di Daerah
b) Pengembangan Sektor Unggulan
c) Pengembangan Usaha Nasional
d) Pengembangan Sumber Daya Manusia
e) Kependudukan
f) Peningkatan Pemerataan Pembangunan
g) Penanggulangan Kemiskinan
h) Pengembangan Prasarana dan Sarana Ekonomi
i) Fungsi Lingkungan Hidup
j) Pengembangan Kawasan Andalan
Implementasi Program Pokok
a) Program Peningkatan Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah
b) Program Peningkatan Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah
c) Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Daerah
d) Program Pengembangan Usaha Nasional
e) Program Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Tenaga Kerja
f) Program Penataan Ruang Daerah
g) Program Pengembangan Kawasan Andalan dan Sektor Unggulan
h) Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
i) Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
j) Program Peningkatan Peran serta Masyarakat
k) Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
l) Program Pengelolaan Pembangunan Perkotaan
[box type=”note” align=”aligncenter” ]Potensi Sulut Sebagai Pintu Gerbang Kawasan Asia Pasifik oleh: Revli Orelius Mandagie. Apabila anda ingin menjadi penulis tamu di www.seputarsulut.com silahkan KLIK TAUTAN INI atau kirimkan tulisan anda melalui email ke info@seputarsulut.com[/box]