SULUT – Terkait dengan keluhan warga akan pelayanan kesehatan ditambah dengan banyaknya pasien pengidap penyakit DBD yang akhir-akhir ini sangat marak terjadi di Sulut,
Ketua Komisi 4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut, James Karinda melakukan Sidak di Rumah sakit Prof. Kandou, Jumat, (11/01/2019) pagi.
James Karinda bersama staff mengawali sidak di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah sakit Prof. Kandou.
Sementara itu, Kepala IGD dr. Melke tumboimbela, Sp.S mengatakan bahwa para pasien yang masuk di IGD langsung dilakukan penanganan awal.
“Pastinya, penanganan awal yang kami lakukan terlebih dahulu. Untuk administrasi, itu urusan nanti karena Kami mengutamakan keselamatan pasien,” Jelas dr. Melke dihadapan James Karinda.
Karinda pun mendatangi beberapa pasien yang berada di IGD untuk menanyakan pelayanan dari para dokter maupun perawat yang bertugas disitu.
Tidak ada pengeluhan terkait pelayanan dari para pasien IGD bahkan dibagian administrasi juga sistemnya sangat tertata rapi.
Selanjutnya, politisi Demokrat itupun memasuki ruang Inap khusus anak.
Salah seorang ibu yang juga adalah salah satu pemegang kartu BPJS mengatakan bahwa untuk ruangan maupun obat-obatan sudah ditanggung oleh BPJS alias Gratis.
“Kami tidak membayar sepeser pun, sejak memakai BPJS,” Singkatnya.
Diketahui, dikarenakan kelebihan pasien yang masuk di Rs Prof. Kandou sehingga Direktur Utama (Dirut) Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B.KBD meminta bantuan tempat tidur di Pangdam untuk meminimalisir hal tersebut.
Sementara itu, Dirut Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B.KBD mengatakan bahwa bukan cuma di Rs Prof. kandou, rumah sakit di seluruh kabupaten/kota dimintakan agar perawatannya betul-betul dijamin terutama pasokan cairan untuk pasien.
“Angka kematian terbesar itu disebabkan karena pasien mengalami syok atau bisa diartikan kekurangan cairan. Maka dari itu, asupan cairan harus memadai. Contohnya, penyakit yang lagi marak terjadi adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Diketahui juga bahwa penyakit DBD itu ada 2 macam yakni DHF dan DSS. Yang berbahaya itu adalah penyakit DBD tipe DSS, pasien itu harus masuk diruangan Intensif dan di sini ada sebanyak 14 anak yang mengidap penyakit DBD tipe DSS, hal ini yang menjadi keseriusan Kami untuk melakukan perawatan maksimal untuk 14 orang anak ini sehingga tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Upaya-upaya pencegahan juga terus kami lakukan,” jelas Panelewen.
Mengenai hal tersebut, James Karinda mengatakan bahwa Ini merupakan respon cepat dari DPRD Sulut atas keluhan warga terkait sistem yang terjadi di Rs. Kandou mulai dari penanganan di IGD kemudian tindak lanjutnya seperti apa.
“Positif sekali perubahannya dan percepatan penanganannya, dua hari sebelumnya di Rs. Kandou banyak sekali pasien yang dirawat tapi sekarang ini sudah berkurang, artinya ada tindakan cepat dari mekanisme pelayanan disini dan itu dibuktikan dengan pernyataan dari beberapa pasien yang saya tanyakan. Salut kepada Dirut Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B.KBD atas pelayanan cepat terhadap pasien,” ungkap Karinda.
(Ardybilly)