Jakarta, Seputarsulut – Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis Perusahaan Terbatas Penataran Angkatan Laut (PT. PAL), harus terus di perkuat keberadaannya.
Apalagi PT.PAL saat ini sudah menguasai tehnologi canggih dan punya kemampuan memroduksi alutsiswa modern.
Komisi I DPR RI akan mensuport penuh langkah pemerintah dalam penguatan PT. PAL termasuk dari sisi pendanaan serta transfer teknologi dengan negara lain dalam menuju kemandirian untuk memproduksi alutsista baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun memenuhi permintaan negara lain.
Demikian rangkuman hasil kunjungan Komisi I DPR RI Bidang Pertahanan dan Keamanan ke PT. PAL di ujung Surabaya Jawa Timur, Senin (18/9) 2017 lalu. Dalam kunjungan kerja tersebut Komisi I di pimpin TB Hasanudin.
“PT. PAL ini sudah menguasai teknologi modern bahkan beberapa produksinya kini jadi andalan negara lain, salah-satunya Filipina. Pada bulan Mei lalu Filipina telah menerima kapal perang ke dua jenis strategic sealift vessel (SSV-1) yang di pesan dari PT. PAL, ini tentunya membanggakan, “ujar Djenri Keinjem, SH, MH anggota Komisi I yang turut serta bersama rombongan kepada Seputarsulut Sabtu (23/9).
PT. PAL Indonesia berlokasi di ujung Surabaya, Jawa Timur. Bisnis utama yang jalankan yaitu memproduksi kapal perang dan kapal niaga, jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien.
Lebih lanjut Keintjem menjelaskan sejarah singkat BUMN yang kini membanggakan Indonesia ini.
Sebelum menjadi BUMN, PT. PAL bermula dari galangan kapal bernama marine establishment (ME) dan di resmikan pemerintah Belanda 1939.
Pada masa pendudukan Jepang perusahaan ini beralih menjadi Kaigun SE 2124, baru setelah kemerdekaan Indonesia menasionalisasi dan mengubah menjadi Pelataran Angkatan Laut (PAL). (donny).