Masyarakat Sulawesi Utara khususnya Kota Manado masih saja bergumul dengan peristiwa banjir yang telah menerjang kota ini beberapa pekan lalu. Banyak hikmah yang coba ditarik dan disimpulkan dari peristiwa tragis yang telah menghebohkan negeri ini. Beberapa pakar mencoba menarik benang merah kejadian ini, dan bahkan pemuka-pemuka agama angkat bicara dengan seruan bertobat buat masyarakat Manado.
Beberapa hari yang lalu saya membaca seorang tokoh agama menulis opini pada sebuah surat kabar lokal Sulawesi Utara yang intinya meminta masyarakat untuk mengambil hikmah dari peristiwa banjir dan tanah longsor yang terjadi diawal tahun 2014 ini untuk melakukan introspeksi diri, dan saya sepakat dengan seruan itu. Disisi lain saya juga mengiyakan beberapa kesimpulan yang coba diambil dari peristiwa bencana alam ini, dan menjadi seruan tegas untuk dilaksanakan yaitu kita harus bersahabat dengan alam.
Namun ketika Pemerintah Kota Manado dan masyarakat bekerja keras memulihkan kota Manado pasca banjir dan tanah longsor, muncul masalah baru yang sangat memiriskan hati kita masyarakat Sulawesi Utara yang terjadi di Kota Bitung tepatnya di Taman Wisata Alam Batuputih. Tarik menarik dua kepentingan besar menurut saya telah menyudutkan alam TWA Batuputih sebagai objek yang seharusnya dijaga, dilindungi dan dipelihara namun justru menjadi objek yang dipermasalahkan.
Berita Lainnya
Saya tidak mau berusaha memberi penilaian terhadap siapa yang benar dan siapa yang salah, tapi siapapun yang merasa telah mengabaikan alam di TWA Batuputih haruslah sesegra mungkin meminta maaf kepada alam sebagai bukti bahwa kita mau bersahabat dengan alam sekitar kita. Tarik-menarik dua kepentingan besar ini jangan sampai membuat alam marah dan mengamuk sehingga kita kembali dirugikan. Bagaimanapun TWA Batuputih adalah milik kita semua, yang harus dijaga dan dipelihara dan bukan justru menjadi objek yang dipermasalahkan apalagi sampai ke meja hijau. TWA Batuputih adalah anugrah terbesar dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan bagi kita penduduk Kota Bitung dan provinsi Sulawesi Utara tetapi juga penduduk dunia, untuk kelangsungan hidup kita semua.

TWA Batuputih Telah Memberi Oksigen Yang Cukup Untuk Kelangsungan Hidup Kita, Jaga dan Pelihara
Pepohonan dan tumbuhan hijau lainnya yang tubuh subur didalam Taman Wisata Alam Batuputih merupakan sumber oksigen yang besar bagi kelangsungan hidup masyarakat. Bila kita coba berhitung, dengan perhitungan bahwa setiap pohon dewasa yang berdimensi 4 meter persegi mampu menyediakan oksigen kepada 10 orang, berarti untuk seluruh kawasan TWA Batuputih yang memiliki luas 265 hektar, mampu melayani beberapa kali lipat penduduk kota Bitung untuk bernafas. Mari kita menyadari hal ini, untuk lebih menghargai alam dan jangan sampai justru menjadikannya sebagai objek yang dipermasalahakan.
TWA Batuputih telah memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah, jaga dan pelihara
Keberadaan Taman Wisata Batuputih tidak bisa kita pungkiri bahwa telah memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah dari sector pariwisata, transportasi dan lain sebagainya. Kehadirannya telah kita rasakan dan nikmati selama ini yang sangat memberi kita manfaat yang besar. Mari jaga dan pelihara, bukan justru menjadi objek yang dipermasalahkan.
TWA Batuputih telah melindungi ribuan spesis hewan untuk kelestarian alam kita, jaga dan pelihara
Taman Wisata Alam Batuputih telah menjadi surga bagi ribuan spesis yang melangsungkan kehidupannya disana. Keberadaan hewan ini telah menjaga kelestarian alam dan menjadi magnit untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang melihat kehidupan yang bersahabat antara alam dan makluk hidup. Ini merupakan kekayaan besar dari alam kita yang harus kita jaga, bukan justru dijadikan objek yang dipermasalahkan.
TWA Batuputih telah memperkenalkan Kota Bitung dan Sulawesi Utara dimata dunia, jaga dan pelihara
Keberadaan Taman Wisata Alam Batuputih telah membawa kota Bitung dan Provinsi Sulawesi Utara dikenal luas sampai di negeri seberang. Ini merupakan icon dunia dan menjadi asset berharga yang dimiliki oleh Sulawesi Utara. Kepada kita alam ini dititipkan untuk dijaga dan dipelihara, bukan justru menjadi objek yang dipermasalahkan.
Mari Kita Lestarikan Hutan Kita
Pemerintah telah membuat Undang-Undang tentang kawasan hutan di seluruh tanah air yang tujuannya agar Hutan di Indonesia tidak punah, sebab Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu bisa dibayangkan jika Manusia hidup tanpa hutan, bagaikan sayur tanpa garam, rasanya hidup manusia akan hambar, hampa, tidak ada kesehatan.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Sedangkan Hutan Produksi Tetap adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai di bawah 125, di luar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru.
Permasalahan yang terjadi di TWA Batuputih janganlah dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah harus mengambil sikap yang tegas dan adil secara cepat dan tepat sebelum alam terlanjur marah dan menghukum kita. Jangan saling menyalahkan karena menurut saya masyarakat Batuputih adalah masyarakat yang selama ini telah berkontribusi besar untuk menjaga ratusan hektar taman wisata alam ini.
Kalaupun masyarakat ceroboh, tentu kelestarian TWA Batuputih telah rusak sejak dulu. Masyarakat Batuputih secara umum harus diberi apresiasi atas upaya menjaga paru-paru dunia ini. Disisi lain pemerintah terkait yang diberi amanah untuk menjaga hutan juga perlu di apresiasi, tapi jangan sampai mengkambinghitamkan masyarakat. Sikap yang bijaksana sebaiknya sesegera mungkin kita kembalikan hak-hak alam bila telah terlanjur kita ambil, tanpa harus mengorbankan siapapun.
[box type=”note” align=”aligncenter” ]Jangan Salahkan Alam Kita oleh: Henry Roy Somba, ST. Apabila anda ingin menjadi penulis tamu di www.seputarsulut.com silahkan KLIK TAUTAN INI atau kirimkan tulisan anda melalui email ke info@seputarsulut.com
seputarsulut.com merupakan media online dengan konsep jurnalisme warga. Setiap Opini/Berita/Informasi yang disampaikan merupakan tanggung jawab dari penulis /[/box]