Jakarta, (15/09/2018) – Diskusi dan deklarasi generasi milenial menuju Pemilu 2019 aman, damai dan sejuk di Cikini berlangsung menarik.
Farhat Abbas tampil lebih awal. Beberapa hal menarik kembali dilontarkan Caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Selain menyoroti soal masih adanya dikotomi partai dengan isyu primordial, Farhat juga mengemukakan bahwa para koruptor harusnya di tembak mati.
Juru bicara Tim Sukses Jokowi-Ma’ruf ini juga mengatakan bahwa jumlah anggota DPR saat ini terlalu banyak. “Kebanyakan. Jadi harusnya di kurangi, “ujarnya.
Farhat juga mengklarifikasi penyataan yang menyita perhatian publik. “Jadi sebenarnya itu harusnya di nilai secara positif. Saya bilang pilih Jokowi sorgawi yang di seberang neraka. Seperti pantun harunya di balas juga dengan pantun, “jelasnya.
Di sisi lain Novita Umboh tenaga ahli DPR RI tampil memukau ketika menyoroti kinerja parlemen dan tugas partai politik dalam melaksanakan pendidikan politik.
Selama ini menurutnya lebih banyak informasi negatif tentang kinerja DPR. Korupsi, jarang hadir, tertidur itu salah satu hal negatif yang terungkap. Padahal masih banyak hal baik di DPR.
Sayangnya partai politik dalam hal ini anggota DPR masih jarang dan kurang serius melakukan pendidikan politik.
Dampaknya begitu banyak generasi milenial yang tidak peduli dan tidak paham apa tugas dan wewenang parlemen yang sebenarnya.
“Bukan lembaga DPR yang salah, tapi oknumnya. Jadi DPR tidak bisa bubar, “ujar dosen Universitas Bung Karno ini yang disambut tepuk tangan peserta.
Novita kemudian menjelaskan bagaimana dia melakukan sosialisasi parlemen remaja dan parlemen mengajar pada generasi milenial di Sulawesi Utara.
“Pendidikan politik itu salah tugas utama partai politik, yang harus dilakukan secara sistematis bukan hanya menjelang pemilu, “jelasnya kemudian di sambut tepuk riuh tangan peserta.
Tenaga Ahli 10 tahun di DPR ini kemudian mengajak agar generasi milenial tidak golput. ” Gunakan hak pilihmu sesuai nurani agar orang-orang baik yang duduk di parlemen nanti, “tandasnya.
Selain Farhat dan Novita tampil juga Anggoro Yudo Mahendra pembicara dari Universitas Negeri Jakarta. Mahendra menganggap informasi tentang politik sangat terbatas untuk generasi milenial. Karena itu dia sepakat pendidikan politik adalah hal penting.
Di akhir diskusi, Asep Koordinator Forum Indonesia Muda Cerdas membacakan naskah deklarasi 2019 pemilu aman, damai dan sejuk. (4RL).