SULUT – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sebagian besar wilayah Bolaang Mongondow yakni Bolsel dan Dumoga pada waktu lalu menjadi pertanyaan serius yang patut dijawab oleh Pemerintah.
Kerusakan Hutan, kerusakan lingkungan dan aktifitas tambang menjadi sorotan publik yang dinilai menjadi penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulut Fransiskus Maindoka menepis tanggapan publik soal aktifitas tambang yang menjadi penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor di Bolmong.
“Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi, tidak ada kaitannya dengan aktifitas tambang disana. Kami (Dinas ESDM Sulut) sudah mengkaji permasalahan banjir dan tanah longsor di bolmong dan memang bukan gara-gara aktifitas tambang. Memang curah hujan pada waktu terjadinya banjir disana sangat tinggi, bencana alam seperti ini sulit untuk menghindar tapi setidaknya kita bisa meminimalisir,” jelas Maindoka, selasa (18/8) diiruang kerjanya.
Disisi lain lanjut Kadis ESDM Sulut, berbicara tentang aktifitas tambang untuk saat ini di bolmong, hanya JRBM yang mempunyai ijin, lain dari itu belum ada perijinan resmi.
“Pengurusan ijin untuk sementara tidak dibuka kecuali pengurusan Wiup naik status ke tahap eksplorasi. Dari 10 juni sampai desember atau 6 bulan kedepan belum ada aktifitas pengurusan ijin tambang,” pungkasnya.
(Ardybilly)