Setelah 6 minggu tim Selamatkan Yaki mengunjungi 34 SMA-sederajat di Bitung dan Airmadidi dan menjangkau lebih dari 2500 siswa, melalui pertanyaan quiz yang disampaikan oleh pemateri dalam sosialisasi maka terpilihlah 34 siswa untuk mewakili masing-masing sekolahnya dalam Yaki Youth Camp 2015, dan 18 siswa di antaranya akhirnya mendaftarkan diri sebagai peserta.
Yaki Youth Camp (YYC) 2015, atau perkemahan konservasi Yaki, adalah perkemahan yang bertujuan untuk menggodok generasi muda di Sulawesi Utara menjadi kader konservasi yang akan meneruskan perjuangan pelestarian alam Sulawesi Utara. Sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati Indonesia, Sulawesi memiliki beragam jenis tumbuhan dan hewan yang endemik, atau jenis tumbuhan dan hewan yang hanya hidup liar di satu tempat dan tidak terdapat di belahan dunia lain di bumi ini.
Antusiasme dan semangat tinggi ditunjukkan oleh murid-murid ini karena selain perkemahan yang dilangsungkan selama 3 hari ini (22-24 Mei 2015) terbilang unik, ini juga merupakan pertama kalinya YYC dibuat dengan peserta dari Bitung dan Airmadidi, setelah tahun sebelumnya YYC 2014 sukses dengan peserta dari Tomohon dan Langowan. Pada umumnya para peserta sebelum mengikuti perkemahan sangat penasaran bagaimana mereka akan berkemah. Bahkan kebanyakan dari peserta mengira mereka akan tidur di hutan dengan Yaki.
Tapi testimoni dari para peserta jadi berbeda ketika selesai mengikuti perkemahan ini. Seperti kata Ressa Jelita Tidayoh dari SMA 1 Airmadidi, “Perkemahannya seru, jauh dari yang saya bayangkan. Ternyata kami difasilitasi dengan akomodasi yang nyaman dan suasana yang asik. ”
Sulastri Aras dari SMK Pelita Bahari Bitung juga mengaku bahwa ia bisa memperoleh pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan. Hal senada disampaikan oleh Steven Tamarariha dari SMK N 3 Bitung di pulau Lembeh. Ia memperoleh banyak pengetahuan tentang konservasi Yaki. Serta temannya Dewi Manuho dari SMA N 3 Bitung yang pada awalnya malu dan minder karena terpilih jadi perwakilan sekolahnya, kini termotivasi dan terdorong untuk lebih giat dalam konservasi Yaki. Aprilia Sari peserta dari SMK Baramuli Airmadidi mengungkapkan bahwa Konservasi itu penting karena Yaki hampir punah kalau tidak ada Yaki keseimbangan alam tidak terjaga.
Sebagai pusat keanekaragaman hayati, Sulawesi memiliki banyak hewan endemik yang sudah hampir punah seperti anoa, babirusa, burung maleo serta tumbuhan dan hewan lain. Salah satunya adalah Yaki atau Macaca Nigra. Selain dilindungi oleh undang-undang no 5 tahun 1990, Yaki keberadaannya hampir punah di Sulawesi bagian Utara ini disebabkan oleh berkurangnya “rumah” tempat ia hidup dan juga karena sering diburu, sementara Yaki hanya ada di Sulawesi Utara tidak ada di tempat lain di belahan bumi ini.
Salah satu upaya pelestarian hewan khas sulawesi ini adalah melalui edukasi. Dengan menanamkan rasa bangga dan cinta alam lewat edukasi, diharapkan generasi muda yang turut serta dalam YYC 2015 bisa menjadi generasi yang mampu mengubah pola pikir dan bertindak lebih baik dengan pelestarian hewan khas Sulawesi, khususnya terhadap Yaki. Baik materi kelas maupun praktik tentang konservasi lewat fotografi, musik, bahkan dance diperoleh peserta perkemahan untuk memicu kreativitas mereka dalam menyebarkan pesan pelestarian alam, serta materi public speaking yang bisa membuat para siswa ini tampil percaya diri dalam menyampaikan pesan konservasi di depan umum.
Atas dukungan yang sangat besar dari mitra kerja kami, Macaca Nigra Project dan Pendidikan Konservasi Tangkoko, Ronny Buol (ketua LPM F/21) serta beberapa narasumber inspiratif seperti grup musik Bloodlines yang juga ikut berkontribusi, serta kehadiran duta Yaki 2014 yang bisa memotivasi duta duta baru ini dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya bagi para pelajar, seperti yang telah mereka lakukan selama jadi duta Yaki di Langowan dan Tomohon sepanjang tahun 2014.
Dukungan yang luar biasa juga dari Pak Benny J. Mamoto SH, MSi selaku pimpinan dari Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara dan salah seorang pemerhati lingkungan hidup, yang telah memfasilitasi perkemahan konservasi Yaki sehingga ini bisa dilaksanakan dan berjalan dengan lancar dan berhasil. Semoga para Duta Yaki yang baru ini akan menjadi motivator dan role model bagi adik-adik mereka di SMP dan SD serta mampu menyebarkan pesan konservasi kepada siapa saja dan dimana saja. Selamat datang, Yaki Ambassador!! Selamat berjuang, bersama kita bisa selamatkan Yaki!!