Manado – Impian masyarakat untuk bisa kembali merebut Piala Adipura tahun ini harus kandas. Pasalnya, Manado ternyata tidak memenuhi kriteria penilaian pertama (P1) yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan .
Hal itu diakui Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado Maximilianus Tatahede. Menurut dia, Kota Manado sudah gagal pada P1, yang disebabkan kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang menurut tim penilai tidak memenuhi standar sistem pengelolaan ramah lingkungan. “Iya memang kita jatuh pada kondisi TPA. Tim penilai mendapati kondisi TPA sangat amburadul,” ujar Tatahede, kemarin.
Dia mengungkapkan, seharusnya sistem pengelolaan sampah di TPA idealnya harus dilakukan controlled landfill, di mana setiap sampah yang masuk ke TPA diratakan dan dipadatkan, kemudian ditimbun dengan tanah. “Nah inilah yang saat penilaian TPA belum dilakukan akibat keterbatasan,” ujar Tatahede yang baru satu bulan dipercayakan sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
Meski gagal merebut kembali Piala Adipura tahun ini, dia tetap memastikan jika jajarannya tetap berusaha memaksimalkan kinerjanya untuk menjaga kebersihan Kota Manado. Dia bahkan meyakini jika hasil ini akan jadi pelecut semangat jajarannya untuk bekerja lebih maksimal.
“Masalah kebersihan menjadi hal yang wajib, bukan saja di saat akan meraih Piala Adipura saja,” tegasnya. Adapun langkah pembenahan yang dilakukan pihaknya yakni, memperbaiki sistem pengelolaan TPA dengan lebih profesional. “Dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan, serta ikut memperhatikan kesejahteraan para buruh sampah di Kota Manado sebagai ujung tombak kebersihan lingkungan.
Selain itu, kita benahi juga manajemen pengelolaan hingga perangkat kebersihan yang juga harus diperhatikan,” pungkasnya. Di tempat lain, kegagalan meraih Piala Adipura tahun ini ikut ditanggapi beragam oleh berbagai kalangan. Aktivis lingkungan Kota Manado Alfian Sumual menilai, sangat menyayangkan ketidak pedulian instansi terkait Pemkot Manado dal mempertahankan Piala Adipura tahun 2016.
“Kepemimpinan Penjabat Walikota Roy Roring dinilai amburadul, masakan hanya urus pergantian pejabat terus dan sibuk mengejar dem mobil dinas. Urusan penting seperti kebersihan dan Piala Adipura, seperti diabaikan. Ini patut disayangkan dan dikecam,” berang Sumual.