
MANADO – Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene menyambangi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara guna menanyakan langkah apa saja yang dilakukan oleh BPBD Provinsi Sulawesi Utara untuk meminimalisir penyebaran Covid 19 di Sulawesi Utara, jumat (27/3/2020).
Kedatangan Ketua Komisi IX DPR RI ini pun diterima langsung oleh Kaban BPBD Sulut bersama Jajarannya.
“Tujuan saya datang ke sini memang ingin tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh BPBD dan hasilnya ada 4 hal yang jadi tanggung jawab BPBD yaitu yang pertama menginformasikan kepada masyarakat bagaimana menjaga diri dan lain sebagainya kemudian yang kedua urusan mitigasi dari satu tempat ke tempat yang lain apalagi untuk orang yang sudah menjadi orang dalam pemantauan kemudian yang ketiga menyemprot disinfektan ke fasilitas umum dan yang keempat melakukan
pemantauan ke terminal terminal bandara dan laut termasuk juga darat. Jadi jangan cuma pelabuhan laut dan udara tapi daratpun penting karena kita belum ada yang namanya Lockdown berarti dari trans sulawesi virus itu
bisa masuk ke daerah kita, makanya Kenapa saya minta ini harus jelas terintegrasi dan tuntas karena itu tugas dari BPBD,” tegas mantan anggota DPRD Sulut ini.

Felly Runtuwene juga menyinggung bagaimana tekhnis penyaluran APD (alat pelindung diri) yang baru saja diterima oleh BPBD sebanyak 3000 APD
“saya pikir dari BPBD yang menyalurkan dan mendistribusikan ke rumah sakit ternyata BPBD hanya menjemput barang-barang tersebut dan barang tersebut diserahkan oleh Dinas Kesehatan kepada rumah sakit rujukan itu memang tadi baru 3.000 APD dan sangat sangat kurang makanya Kemarin saya sebelum datang ke sini saya bicara dengan Kementerian kesehatan menanyakan berapa anggaran untuk ini,”ujar Felly Runtuwene.
Pada awak media Keke Minsel ini mengingatkan agar anggaran yang disiapkan oleh Pemprov sekitar 48 Milyar digunakan secara transparan.
” ini tugas saya sebagai perwakilan masyarakat Sulawesi Utara, Saya tanya ini mau dijadikan apa makanya saya minta transparansi di mana salah satu yang saya minta adalah bagaimana tenaga medis kita mereka diproteksi karena mereka harus tahan kencing, tahan lapar demi memutus mata rantai Covid -19 ini, “tegas Felly Runtuwene.

Felly Runtuwene juga mengingatkan agar Puskesmas juga diperhatikan bukan hanya rumah sakit rujukan yang menjadi perhatian serius pemerintah.
“Karena masyarakat mereka datang memeriksakan diri ke Puskesmas dulu tidak langsung ke rumah sakit rujukan, “tandasnya.
Sementara itu Kaban BPBD Provinsi Sulawesi Utara Joy Oroh pada awak media mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha secara maksimal sesuai dengan Tupoksinya dalam penanganan Covid 19 di Sulut.
(Ardybilly)