Minsel – Ribuan massa memblokir pekerja bangunan sekolah Badan Pendidikan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) di Desa Tawaang, Kecamatan Tenga, Minahasa Selatan (Minsel) Sulawesi Utara, dengan alasan belum membayar upah dan jassa pengadaan barang ratusan juta rupiah.
Amukan massa terjadi saat melakukan komunikasi yang tidak ada solusinya dengan pihak perusahaan PT. Nindia Karya di Polres Minsel, seakan-akan pihak perusahaan tidak bertanggung jawab membayar upah dan jassa pengadaan barang mereka, dengan alasan mereka melakukan kontrak kerja dengan PT. Konban Karya Sejati sedangkan perusahaan ini sudah mengambil dana melebihi dari kontrak yang sebenarnya.
” Kami hanya berurusan dengan PT. Konban karena mereka yang subkon ke Nindia Jaya, sedangkan mereka sudah mengambil uang sudah berlebihan ke Nindia Karya,” kata salah satu karyawan Nindia Karya.
Tak merasa puas dengan keterangan mereka, warga langsung palang pintu kantor PT. Nindia Karya, dan mengusir karyawan dari lokasi proyek, sehingga salah satu karyawan wanita mereka sempat pinsan ketika melihat amukan ribuan massa.
“Kami minta PT.Nindia Karya harus angkat kaki dari proyek BP2IP, dan bertanggung jawab masalah upah dan jassa pengadaan barang ratusan juta rupiah. PT Konban datang di proyek ini karena subkon dari Nindia Karya,” kata masyarakat dengan nada keras pada, Senin (21/03/2016).
Sementara ratusan pihak keamanan dari kepolisian Polres Minsel dan TNI langsung diturunkan ke lokasi kejadian tersebut dan membuka pintu yang dipalang oleh masyarakat.
Kasat Sabara Polres Minsel AKP Jendry Lewan mengatakan, polres minsel menurunkan puluhan personil Sabara dengan bersenjata lengkap dikhususkan untuk pengamanan di BP2IP.
” Personil kami sudah diturunkan di lokasi tempat kejadian perkara (TKP), semua dilengkapi dengan senjata anti huruhara, mengingat jangan sampai terjadi hal-hal demikian,’ jelas AKP Jendry Lewan.(jst)