SULUT – Saat ini wisatawan mancanegara mulai berbondong-bondong datang di Sulawesi Utara (Sulut) khususnya Manado. Hal ini tentunya menjadi pertanda baik bagi pemerintah provinsi Sulut dalam hal mengembangkan pariwisata yang ada dan menandakan bahwa Sulut mulai dikenal sampai ke mancanegara.
Tak lepas dari itu, kedatangan para turis mancanegara tersebut pun mendapat perhatian serius dari banyak pihak. Ada yang menanggapi positif bahkan tak sedikit pula yang menanggapi dengan persepsi berbeda.
Sama halnya seperti pemberitaan beberapa waktu lalu di salah satu media lokal yang ada di Sulut bahwa kedatangan para turis mancanegara tersebut membawa budaya yang tak lazim ditemui di daerah berbudaya kental ini. Pemberitaan tersebut menyorot masalah cara berpakaian para turis yang menggunakan pakaian pantai atau bikini.
Melihat fenomena tersebut, tanggapan demi tanggapan pun mulai dilontarkan oleh masyarakat. Pun, personil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut Ir. Julius Jems Tuuk angkat bicara.
Politisi partai PDIP tersebut menilai bahwa fenomena ini harus mendapat perhatian lebih dari dinas pariwisata Provinsi Sulut. Dirinya mengharapkan dan mendesak bahwa dengan adanya fenomena tersebut, harus ada aturan yang dibuat oleh dinas Pariwisata agar supaya kehadiran mereka tidak menggangu tatanan budaya bahkan bertentangan dengan gaya hidup masyarakat Sulut.
“Di Sulut termasuk suku yang terbuka, siapa saja bisa datang, tapi jika ada budaya-budaya yang bisa bertentangan dengan budaya lokal kita, itu harus diperhatikan,” Imbuhnya saat diwawancarai, Senin (25/2-2019) di ruang kerjanya.
Dirinya berharap hal ini dilakukan agar supaya tidak ada yang dikuatirkan ketika para turis lebih banyak lagi datang. Bahkan beliau membandingkan bahwa di daerah yang memiliki nilai jual pariwisata lebih jauh unggul contohnya Bali saja punya aturan jika hendak berbikini atau menggunakan pakaian.
“Dibali juga tak diijinkan berpakaian bikini jika sudah tidak pada tempatnya. Setidaknya, untuk saat ini dinas pariwisata memberikan informasi kepada turis guide atau travel yang melayani mereka di Sulut agar supaya mereka (turis) bisa tahu menyesuaikan gaya berpakaian jika berada di Sulut,” Tutup politisi asal Bolaang Mongondow tersebut.
(Ardybilly)