Beberapa hari kemudian ada seorang saudagar kaya mampir di pulau itu hanya sekedar ingin melepas penat perjalanan dan sekaligus ia ingin merasakan sejenak kenyamanan pulau di pulau yang sangat indah dan terkenal tersebut. Ia melepas sauh kapal kecilnya di pesisir pulau itu, sampai menjorok ke bagian daratan pulau.
Tak disangka ada beberapa tikus dari kapal tua milik saudagar itu turun ke daratan pulau itu sementara dan lama kemudian tibalah waktunya sang saudagar melanjutkan perjalanannya. Ia dan kapal meninggalkan pulau itu. Selang beberapa waktu kemudian, beberapa tikus-tikus tersebut kawin-mawin dan beranak-pinak. Para tikus bisa hidup dengan nyaman antara lain dengan memakan buah-buah kelapa milik si nenek dan cucunya di pulau itu.
Sehabis berleha-leha di pulau lain, sang nenek dan cucu kembali ke pulau. Betapa kaget si nenek dan cucu memperhatikan bahwa buah-buah kelapa mereka terus dimakan oleh tikus-tikus. Melihat kenyataan tersebut, keduanya terus mencari akal bagaimana menangkap dan menghabisi tikus-tikus penganggu kenyamanan pulau dan merugikan kelapa-kelapa mereka.
Maka disusunlah strategis untuk menjebak para tikus. Si nenek dan cucu sepakat untuk mengambil tong besar, membuat lobang besar di tanah, menempatkan tong tersebut di dalam lobang sambil memberi umpan buah-buah kelapa kesukaan para tikus. Dalam waktu singkat semua tikus di pulau itu telah masuk ke dalam tong itu karena banyaknya bahan makanan kelapa. Ketika semua tikus di pulau tersebut diketahui telah masuk tong, nenek dan cucu ditutupnya.
Si nenek bertanya kepada cucu, gimana caranya menghabisi tikus-tikus tersebut. Cucu mengusulkan rupa-rupa cara, antara lain dibenamkan mereka akan membenamkan tong penuh tikus tersebut ke dalam laut, atau dikebumikan selamanya di tanah atau dibakar, dll.
Ternyata si nenek punya pikiran lain, yaitu tong itu dibiarkan ditutup dan ditempatkan di lobang tanah. Tikus-tikus itu dibiarkan tetap hidup di dalam tong dan si nenek dan cucu dengan rajin memberi makan kelapa kepada para tikus setiap hari. Dalam beberapa hari dan bulan si nenek dan cucu beri makan kelapa untuk tikus-tikus. Namun lama kelamaan stock kelapa terus menipis dan habis di seluruh pulau tersebut.
Karena tidak lagi disupply buah kelapa ke dalam tong maka lama-kelamaan para tikus lapar dan kelaparan. Akhirnya para tikus saling memakan: tikus makan tikus. Dari hari ke hari di dalam tong, tikus-tikus makin berkurang karena saling memangsa dan tibalah pada suatu saat akhirnya ketika si nenek dan cucu membuka tong, tinggal tersisa 2 tikus.
Si nenek mendapatkan pemahaman istimewa dan berpikir bahwa tibalah saatnya untuk melepas kembali kedua tikus sisa tersebut, malah si nenek melepas kedua tikus tersebut ke pohon kelapa yang kini mulai berbuah banyak lagi. Di sisi lain si cucu kembali diliputi kekuatiran mahabesar bahwa kedua tikus itu akan segera memakan kembali buah-buah kelapa mereka dan akan terulang kembali para tikus akan beranak-pinak seperti sedia kala, dan jika itu terjadi maka habis lagi buah-buah kelapa mereka. Namun nenek tidak kuatir lagi hal tersebut akan terjadi yaitu buah-buah kelapa di pulau indah mereka itu akan dimakan habis oleh tikus-tikus itu sebab kini tikus tidak makan kelapa lagi, tapi tikus.
(Saya bahasakan kembali dengan sedikit ‘bunga-bunga cerita’ dari sepenggal dialog singkat dalam cerita salah satu film 007 (James Bond): ‘Skyfall’ yang mungkin luput atau tidak terlalu menarik dalam film tersebut. Biasanya yang paling menarik dari film-film 007 adalah ‘action-action khas James Bond’).
Oleh: Jimmy Pontoan