Tidak akan ada lagi sekolah siang di Manado, hal tersebut disampaikan oleh Walikota Manado Dr GS Vicky Lumentut pada saat peresmian SD GMIM 4 Siloam Sosonopan Paniki Bawah, Jumat (13/4/2012). Seperti yang dilansir laman tribunnews.com, dalam sambutannya Lumentut mengatakan tujuan visi Manado sebagai kota Model Ekowisata adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. “Visi kota Manado memiliki dua pilar, yaitu pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Lumentut menambahkan dibidang pendidikan tidak boleh ada anak yang putus sekolah. Siswa yang sudah bersekolah, tapi putus sekolah harus kembali ke sekolah dan harus dibantu.
Dikatakannya pula bahwa jumlah sekolah dan ruang kelas yang tersedia sudah cukup, namun siswa dan orang tua hanya tertuju pada sekolah tertentu, akibatnya sekolah lain kekurangan siswa. “Sekolah harus menerima siswa sesuai dengan daya dukung (sapras dan guru) yang tersedia di sekolah.
Karena itulah maka ada beberapa sekolah unggulan di kota Manado yang mengadakan proses belajar mengajar di dua waktu, yaitu kelas pagi dan kelas siang untuk mengakomodir keinginan para orang tua yang ingin memasukan anaknya ke sekolah unggulan tersebut.
Akan tetapi disisi lain, menurut Lumentut anak-anak yang melakukan proses belajar pada kelas siang (sampai sore) memilik prestasi lebih rendah dari pada mereka yang belajar di kelas pagi. Makanya untuk tahun ajaran baru ini, sekolah-sekolah (SD, SMP, SMA/SMK) di kota Manado tidak akan ada lagi yang melakukan proses belajar mengajar untuk kelas siang.
Jumlah kelas dan kursi di kota Manado cukup untuk menampung anak-anak Manado, sehingga semua sekolah bisa terisi dengan siswa-siswa, sehingga semua bisa menikmati pelajaran di pagi hari.
Akan tetapi, jika pemerintah kota Manado sudah menempu kebijakan ini, maka tolong kualitas pendidik apalagi untuk SD, agar diperbaiki dan ditingkatkan. Karena ada beberapa SD yang memiliki anak-anak yang tidak bisa membaca tapi bisa naik kelas, dan bisa duduk di kelas 6 SD. Dan yang paling aneh lagi, anak-anak tersebut bisa ikut UAN dan bisa lulus. Mau jadi apa generasi muda mendatang jika guru yang seharusnya mendidik malah menjerumuskan.
Semoga catatan dari orang Manado ini bisa diperhatikan pemerintah kota, dalam hal ini dinas pendidikan agar supaya torang samua bisa jadi pande.