
Seputarsulut.com, Sulut – Penolakan pembangunan Tambang Emas di kepulauan Sangihe hingga saat ini prosesnya masih berjalan. Pasalnya masyarakat yang tergabung dalam LSM dan Tokoh adat dan toko masyarakat serta pemerhati daerah kepulauan Sangihe senin (10/5/21) kemarin datangi gedung cengkih guna menyampaikan aspirasi mereka kepada DPRD Sulut terkait Pembangunan Tambang emas yang mereka nilai bisa merugikan masyarakat kedepannya.
Tujuan utama Perwakilan dari tokoh Masyarakat dan LSM dari Sangihe itu yaitu menolak pembangunan dan seluruh rangkaian kegiatan dari PT. Tambang Mas Sangihe (TMS).
Setelah melakukan pertemuan dengan Tokoh masyarakat dan LSM, anggota dewan perwakilan rakyat daerah dapil Nusa Utara Ronald Sampel mengatakan bahwa kegiatan tambang tidak bisa dilakukan di kepulauan sangihe.
“Tujuan utama kedatangan warga, yaitu menolak tambang emas sangihe. Memang sesuai dengan UU no 1 tahun 2018 tidak bisa dilaksanakan di kabupaten kepulauan sangihe, karena kabupaten kepulauan sangihe itu hanya terdiri dari 73 ribu hektar, sedangkan ijin yang di berikan 40 ribu hektar. Jadi untuk menjaga anak cucu ke depan jelas kita menolak dengan keras. “ Tutur Sampel kepada awak media usai pertemuan.
Sampel juga mengakui bahwa PT. TMS sudah memiliki ijin yang lengkap dan sesuai koridor.
“Tetapi karena TMS ini sudah memiliki ijin yang lengkap sesuai dengan aturan koridor yang ada. Tentu kita juga sebagai negara hukum. Bukan berarti ada yang tidak setuju langsung di cabut ijinnya, tetapi kita harus mengacu pada aturan. ” Ungkapnya
Namunsaat ditanyai terkait upaya dari DPRD Sulut, Ronald Sampel menjelaskan bahwa hal itu lewat ketua DPRD Sulut.
“Upaya dari DPRD Sulut lewat ketua Dewan bersama Melky J. Pangemanan, Berty Kapojos dan saya sendiri sudah pergi ke Kementerian KKP. Jadi ada tindak lanjut berikut, akan ada pertemuan dengan KKP dan Kementerian ESDM.” Jelas Sampel.
Sedangkan secara pribadi Ronald Sampel menegaskan bahwa ia menolak dengan keras Tambang tersebut.
“Saya secara pribadi, saya menolak dengan keras.” ucap RoSa sapaan akrabnya.
Diketahui Kehadiran mereka pun diterima dengan baik oleh beberapa anggota DPRD Sulut antara lain, Ronald Sampel, Victor Mailangkay, Berty Kapojos, Melky J. Pangemanan di ruang rapat kantor DPRD Sulut.
(Nzo)