SEPUTAR SULUT.Manado- Terjawab sudah teka-teki di seputar penunjukan Ir. Royke O. Roring, M.Si. sebagai Penjabat Walikota Manado akhirnya terkuak. Pernyataan Penjabat Gubernur Sulut, Dr. Soni Sumarsono, M.D.M, sebagai orang nomor satu di Sulawesi Utara ini sekaligus membantah rumor yang beredar di seputar penunjukkan dan pengangkatan Penjabat Walikota Manado. Saat membawakan Sambutan pada Perayaan Natal Manado Post Group di Halaman Parkir Graha Pena Rike Manado Senin 28 Desember 2015, Penjabat Gubernur secara terbuka menjelaskan hal ikhwal yang menjadi dasar keputusan beliau menunjuk Ir Royke O. Roring, M.Si.
Berikut penjelasan Penjabat Gubernur Sulut tentang Penjabat Walikota Manado: “ Semula saya ingin menunjuk Walikota Manado. Saya hanya ingin orang yang bisa memprediksi visi saya, menterjemahkan untuk membangun Manado Visi 2050. Manado mau seperti apa, dimensi politik seperti apa, ekonominya bagaimana, infrastrukturnya seperti apa, spasial planning seperti apa, lalu hubungan kemanusiaan seperti apa. Bayangkan kalau hubungan Manado dan Filipina dibuka, akses luar negerinya dibuka seperti Batam dengan Singapura. Apa dampak sosial yang akan terjadi, bagaimana kita mengantisipasi, tata ruangnya apakah seperti sekarang ini, maka hari ini saya menyambut gembira jika kita mulai memikirkan visi manado 2050. Saya terus terang khawatir. Di antara pejabat provinsi Sulut, hanya 1 orang yang cocok menjadi Walikota Manado, syaratnya hanya satu, memiliki kemampuan perencanaan sebagai syarat utama. Yang bisa punya visi ke depan yang lebih baik. Tidak ada yang lain, kecuali anggota jemaat GMIM, Roy Roring.
Jadi itu backgorundnya. Jadi dibutuhkan kemampuan perencanaan Manado, minimal ini bisa membantu saya memotret Sulawesi Utara, politik ekonomi dan sosial budayanya seperti apa, lalu spasial planningnya seperti apa. Sehingga Pak Roy akan saya tugaskan membangun Gong Kerukunan Antar Umat Beragama di lahan 16 persen setinggi 30 meter, kemudian seluruh tokoh agama akan tandatangan di situ. Kalau Jakarta punya Monas, maka kita di Manado punya Gong Kerukunan. Di sebelahnya tamannya harus indah, sehingga hobi masyarakat Manado yang suka foto dan selfi ada tempat berfoto. Lalu ada orang bilang Pak, kenapa bukan Gong Perdamaian. Di Maluku ada Gong Perdamaian karena pernah ada konflik. Itu tugas Pak Roy Roring, Januari sudah harus ditata ulang tempatnya, hingga masyarakat khususnya para remaja.
Jadi penunjukkan Roy Roring, semata-mata karena kapasitas kemampuan beliau selain kemampuan administrasinya. Apakah ada transaksi? Nol rupiah. Nda ada. Lalu muncul sms, berapa karung uang yang bapak terima dari pengangkatan Roy Roring. Tega-teganya, namanya baik tapi disikapi baik. Satu senpun tidak ada transaksionalnya. Tanya orangnya di sini. Murni karena kapasitas dan kemampuan dia. Kalau ada, saya lipatgandakan uangnya seribu kali lipat kalau benar. Saya ini tulus membangun Sulut dengan baik. Saya sebagai Gubernur di sini tidak lama. Saya ingin diijinkan dan direstui saudara sekalian. Ijinkan saya ikut membantu dan menggoreskan tinta emas untuk Sulawesi Utara. Tidak lebih dari itu posisinya. Saya tegaskan sekali lagi, saya tidak perlu digaji sebagai Gubernur. Di sini saya tidak mendapat gaji apa-apa sebagai gubernur. Jadi biarlah pengorbanan, pengabdian, dan ketulusan saya membangun Sulut sekalianlah ditopang. Saya beryukur, bisa mendapatkan dukungan. Kalau masih ada yang berpikiran negatif, karena dia menggunakan kacamata yang selama ini dipakai, kacamatanya itu sudah buruk dulu, sehingga melihat orang baik, kelihatan buruk. Tapi biarkanlah mudah-mudahan ada tisu yang bisa menghapus kacamatanya yang buruk.