Jakarta, (19/05/2018) – Pendidikan politik bagi generasi milenial sudah seharusnya menjadi prioritas saat ini.
Di lihat dari sisi kuantitas jumlah generasi cukup signifikan, di antara mereka banyak sudah masuk pemilih pemula pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 mendatang.
“Demokrasi negeri ini selalu memposisikan generasi milenial sebagai prioritas dalam pendidikan politik. Namun sayang kenyataan di lapangan tidak seperti itu, ” ujar Novita Konny Umboh Dosen Univertas Bung Karno (UBK).
Menurutnya setiap warga negara perlu pendidikan politik, agar dalam memilih wakil rakyat dan calon pemimpin di eksekutif mereka punya referensi yang jelas, tidak terjebak pada pragmatisme dan SARA.
Di samping itu pendidikan politik adalah sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan bagi generasi muda.
Novita yang sudah tenaga ahli DPR RI melihat masih banyak politisi yang terjebak pada pragmatisme, sehingga pendekatan lapangan adalah pendekatan instan lewat pragmatisme.
“Kita tidak bisa berharap banyak pada kualitas demokrasi kalau pendidikan politik masih menjadi pelengkap saja. Apalagi kalau rekrutmen kader dalam kepartaian tidak berbasis kualitas, “tandasnya.
Menjawab iven bertajuk sosialisasi Parlemen Remaja yang di lakukan belum ini di beberapa sekolah sma dan smk di Sulawesi Utara, Novita mengatakan itu adalah cara memperlakukan generasi milenial sebagai aset penting bangsa.
“Memang ada yang mengatakan kenapa harus capek-capek, tapi saya ini harus menjadi langkah penting agar demokrasi kita tumbuh secara positif, “jelas Novita Umboh yang juga sedang mempersiapkan diri sebagai calon legislatif. (4RL).