Mengubah dunia. Tidak sedikit dari kita yang mempunyai harapan atau kerinduan untuk mengubah dunia. Begitu banyak contoh tentang pribadi-pribadi yang sederhana, namun mereka berhasil membuat dunia berubah. Sebut saja tokoh-tokoh dunia seperti ibu Teresa, Mahatma Gandhi, Martin Luther King, Jr., Nelson Mandela, Indonesia punya bung Karno dan M. Hata, ada Gus Dur, dan yang saat ini sementara ada di dalam lingkungan yang ingin melakukan perubahan dunia, dalam lingkup Indonesia, adalah Andy F Noya, melalui program Kick Andy di salah satu stasiun TV Nasional itu. Mungkin Andy F. Noya terlalu komersil, tapi tak dapat di sangkal, banyak pribadi-pribadi hero yang diangkat ke permukaan olehnya, mereka yang tidak dikenal menjadi terkenal dan kemudian mengispirasi jutaan orang di Indonesia. Pertanyaanya, Bagaimana mereka melakukannya?
Saya tidak akan membahas latar belakang atau biografi dari masing-masing pribadi yang saya sebut di atas, tapi saya hanya ingin membagikan sebuah cerita untuk mengubah dunia, cerita yang saya dengar beberapa waktu lalu dari seorang pembicara.
Ingin mengubah dunia, itu merupakan keinginan yang luar biasa, keinginan yang luhur, tapi jangan Anda salah memulai prosesnya. Ada seorang pria muda yang sangat berjiwa besar, ketika remaja dia mempunyai cita-cita yang sangat mulia, yaitu ingin mengubah dunia. Masa remajanya pun mulai dia dedikasikan untuk proses perubahan itu, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, sampailah ia di usia yang ke-20 tahun. Sungguh kekecewaan yang dia dapat, dunia tidak berubah sedikitpun. Pria ini pun berpikir, mungkin cita-cita saya terlalu besar. Dia kemudian mengubah perjuangannya, dari ingin mengubah dunia, dia berniat mengubah negaranya saja. Proses pun berjalan, ketika dia berusia 40 tahun dan sudah berkeluarga, negaranya pun tidak berubah sedikitpun.
Dengan perasaan kecewa, tapi tidak putus asa, pria ini kemudian kembali berpikir, mungkin mengubah negara masih terlalu besar untuk saya, kalau begitu saya akan berjuang ke wilayah yang lebih kecil, saya ingin mengubah kota saya saja. Dengan semangat baru, pria ini pun berjuang untuk mengubah kotanya. Ketika usianya yang semakin hari semakin tua, kotanya tidak juga mengalami perubahan.
Karena pria ini begitu sibuk dengan perjuangan mengubah kotanya, keluarganya pun menjadi terlantar dan jadi berantakan. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, pria ini pun merasa kelelahan. Dia kemudian meninggalkan perjuangannya untuk mengubah kota, dan mencoba memperbaiki keadaan keluarganya yang telah kacau balau. Tahun pun berlanjut, dan si pria yang sudah menjadi kakek-kakek ini pun akhirnya meninggal. Dia tidak berhasil mengubah keluarganya.
Apa yang bisa kita pelajari dari cerita ini? Sebuah cerita untuk mengubah dunia. Jika ingin mengubah dunia, mulailah dahulu dengan mengubah diri kita sendiri. Kemudian membangun keluarga yang sehat jasmani dan rohani. Dari keluarga itu, akan mememberi dampak pada lingkungan, kemudian lingkungan pada kota, kota pada negara, dan negara – negara akan saling berbagi, dan akhirnya mengubah dunia. Jangan jadi seperti pria dalam kisah di atas, dia salah start, salah memulai.
Idealnya demikian, tapi tentu tidak semudah membalik telapak tangan, tapi juga tidak mustahli untuk terjadi. Sebuah ungkapan terkenal dari seorang Leo Tolstoy: ‘Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself.‘ Artinya, setiap orang berusaha berpikir untuk mengubah dunia, tapi tidak ada yang mulai berpikir untuk mulai mengubah dirinya sendiri terlebih dahulu. Semoga cerita mengubah dunia ini bermanfaat bagi torang samua.