MEMAKNAI NATAL YANG DIMASA PANDEMI.
Oleh: Ventje Jacob.
SULUT – Memasuki bulan Desember menjadi kesan dan perasaan tersendiri bagi banyak orang didunia khususnya umat Kristiani dalam menyambut hari raya Natal. Awal Desember tahun ini (2021) saya mengikuti sebuah perayaan pra-Natal Yesus Kristus secara Daring (on-line).
Seperti biasanya suasana perayaan pra-Natal dimasa pandemi ini yang dibatasi dengan peraturan protokol kesehatan (PROKES) nampak lain dari biasanya. Perayaan sebelumnya kental terasa dimana-mana diseluruh belahan dunia termasuk juga di Indonesia dengan serba wuah, mulai dari ornamen Natal yang banyak dijual, juga dekorasi Natal dibanyak pusat perbelanjaan, tematik Natal di rumah makan dan restoran, juga ibadah-ibadah perayaan Natal dibanyak gereja, semua ini menjadi kesan dan rasa tersendiri bagi kami umat Kristiani. Sangat terasa bhw suasana Natal lebih menyukakan hati kita masing-masing-masing dan bukan menyukakan hati Tuhan. Umat hanya terfokus pada PENGECAPAN dn bukan PENGUCAPAN, namun NATAL tahun ini sangat lain dari yang lain alias sangat sederhana.
Dari banyak hal yang kita sebutkan diatas, jika ditanyakan kembali tentang apa makna Natal sesungguhnya tentu semua hal diatas tadi bukanlah makna sebenarnya, itu semua hanya ornamen, seremonial, dan hanya sebuah tema untuk menunjukan identitas kekristenan kita.
Bagi kita Natal bukanlah tentang seberapa kerennya baju baru yang kita kenakan, Natal juga bukan tentang makanan dan minuman mahal yang disuguhkan diatas meja, Natal juga bukan tentang gegap gempita dan hebohnya sebuah acara perayaan Natal digereja, direstauran, di hotel dan dirumah kita masing-masing. Natal bukan tentang apa yang ada diluar, tetapi tentang apa yang ada didalam.
Jika makna dan arti Natal hanya dimaksud dan diartikan oleh hal-hal dan perkara diluar tubuh maka akan dapat dipastikan bahwa damai dan sukacitanya akhirnya akan selesai ketika acara selesai, dan Desember akan berlalu dan disambutoleh Varian-Umicro yang sedang menghantui kita karena daya sarangnya jauh 5 kali lebih berbahaya dengan covid’19.
Jika perkara-perkara diluar itu menjadi orientasi sukacita dan damai Natal kita maka dapat dipastikan, kita akan menjadi orang yang paling cepat kehilangan sukacitanya, kita akan jadi orang yang paling cepat kehilangan damai Natal itu, Natal tak akan membawa dampak dan makna yang mendalam bagi kita karena orientasi kita hanya pada kulit dan permukaan yang dangkal tentangnya, kita hanya sibuk dengan Casing Natal kita diluar.
Makna Natal sesungguhnya jauh lebih dalam dari apa yang semua kita lihat diluar itu, Natal adalah kelahiran dan kedatangan Yesus kebumi sebagai Juruselamat umat manusia.
Kelahiran dan kedatangan Yesus kebumi menjadi tanda keseriusan Tuhan dalam menyelamatkan umat manusia, Tuhan tahu bahwa manusia tidak pernah dapat menolong dan menyelamatkan dirinya sendiri, Tuhan tahu bahwa manusia butuh Juruselamat, itulah mengapa Ia mengirimkan Anak-Nya yang tunggal datang kebumi, Ia sungguh serius mau menolong dan selamatkan kita.
Natal adalah upaya Tuhan menolong anda dan saya, Natal adalah Mega Proyek Allah yang bernilai 2,5 Milyar lebih jiwa manusia yg tersebar diseantero jagad raya ini. Ia sangat mengasihi anda dan saya, Ia sangat serius mau menolong anda dan saya, namun seberapa seriusnya kita meresponi kasih-Nya dimasa pandemi ini? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing dalam menyambut Natal Yesus Kristus. … wasalam; (ovj\mdo)