Berselang 6 hari setelah kunjungan Gubernur Sulawesi Utara Dr. Sinyo Harry Sarundajang ke Cina dalam rangka menjalin hubungan kerjasama investasi dibidang infrastruktur skala besar di Indonesia, para pengusaha asal Tiongkok langsung memberikan respon positif. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan 8 pengusaha asal Tiongkok yang dipimpin oleh Lin Junan, Jumat 6 februari 2015 sekaligus melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara di ruang rapat Ex WOC yang dipimpin oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Drs. Sanny Parengkuan MAP dan Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Ir. Roy O Roring MSi serta sejumlah pejabat terkait lainnya.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir pula Kepala BPN Sulut Monsel Hutagaol, Karo Ekonomi Ir Janne Mendur, Direktur Pembangunan BP Kapet Manado/Bitung Ir JWT Lengkey, Kabid Darat Dishut Kominfo Ir Ady Pracoyo, manajer Tekni PT Pelindo Cabang Bitung Suyadi, Kepala Bappeda Bitung Drs Albert M Sarese MSi, serta SKPD Pemprov terkait lainnya.
Adapun maksud kedatangan para pengusaha asal negeri tirai bambu di Provinsi Sulawesi Utara adalah untuk mendapatkan informasi secara jelas sekaligus melihat secara langsung master plan dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Bitung. Selesai melakukan pengamatan di Sulawesi Utara, apra pengusaha ini akan langsung melaporkan kepada pemerintah China hasil pengamatan mereka, ujar Lin melalui penerjemahnya.
Pada kesempatan tersebut kesempatan tersebut Kepala Bappeda Prov Sulut Ir. Roy O Roring MSi menjelaskan secara detail keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berada di Kota Bitung. Menurut Roring, KEK memiliki luas 534 Hektar yang tersebar dari Bitung hingga Minahasa Utara, di mana batas-batasnya tidak ada masalah, karena masterplannya sudah ada.
Begitu juga di dalam kawasan ini tidak terdapat bangunan bersejarah untuk dikonserfasi. Namun demikian, Roring mempersilahkan para pengusaha untuk menggunakan standard dari China untuk kerjasama ini, sembari menyebutkan bahwa untuk saat ini pemerintah Indonesia telah mengembangkan 13 wilayah menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia salah satunya KEK Bitung sebagai wujud konkrit dari visi misi Sulawesi Utara yakni mewujudkan Provinsi Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia di Kawasan Asia timur dan Pasifik serta menjadi raksasa ekonomi di Kawasan Timur Indonesia.
Bahkan dalam geliat merebut pangsa pasar dunia, pemerintah Indonesia berharap kerjasama dengan pengusaha Tiongkok sampai pada investasinya. “Itu yang menjadi harapan Presiden RI Jokowi agar pengusaha China dapat menanamkan modalnya membangun KEK Bitung”, jelas mantan Asisten Ekonomi Pembangunan.
Asisten Ekonomi Pembangunan Drs. Sanny Parengkuan, MAP sendiri menyebutkan bahwa rapat koordinasi ini untuk menindaklanjuti pertemuan Gubernur Sulawesi Utara dengan perusahaan China yang sudah melakukan penandatangan MOU bersama, sehingga secara teknis akan kita jabarkan dengan baik, namun sebelumnya kami akan memaparkan secara detail tentang KEK Bitung dan jalan Tol Manado Bitung serta pembangunan rel kereta api Bitung-Makasar yang akan disampaikan Kepala Bappeda Sulut.
Parengkuan menambahkan bahwa selama 3 hari berada di bumi nyiur melambai, para pengusaha dari Tiongkok akan melakukan peninjauan lokasi serta melakukan berbagai diskusi. Kedatangan pengusaha China ini menjadi bukti nyata keseriusan mereka untuk melakukan investasi di KEK Bitung dan proyek berskala besar lainnya di Indonesis terlebih di Sulawesi Utara.