MANADO – Kembali pejabat pusat mengunjungi kampus. Universitas Negeri Manado (UNIMA) sebagai salah satu perguruan tinggi milik pemerintah, tidak hanya memberikan kuliah secara kurikuler kepada mahasiswa, tetapi juga menghadirkan para pejabat baik legislatif maupun eksekutif yang berada di Jakarta dalam bentuk kuliah umum.
Setelah Anggota Komisi III yang juga Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Azis Syamsuddin, tampil memberikan kuliah umum di kampus UNIMA, kali ini giliran dari Kejaksaan Agung (Kejagung) RI melalui Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan (JAMWas) Prof DR R Widyopramono SH MM MHum, dihadirkan pihak rektorat, Sabtu (20/05) akhir pekan lalu.
Setibanya di Kantor Pusat UNIMA di Tondano, Minahasa, JAMWas Widyopramono didampingi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara Mangihut Sinaga SH MH, bersama Walikota Manado GS Vicky Lumentut, disambut Rektor UNIMA Prof DR Julyeta PA Runtuwene MS DEA bersama jajaran rektorat.
Usai rehat sejenak, Enci Paula, sapaan akrab Rektor UNIMA tersebut, langsung mengantar JAMWas menuju ruang Auditorium Unima yang terletak bersebelahan dengan kantor rektorat. Aula kampus UNIMA terlihat sesak dengan kehadiran sekitar 3000-an mahasiswa dan staf pengajar untuk mendengarkan materi kuliah umum yang disampaikan JAMWas Widyopramono berjudul Saber Pungli (Sapu Bersih Pungutan Liar) dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Menurut mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Papua tersebut, untuk memberantas korupsi di Indonesia dibutuhkan komitmen. Meskipun telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat hukum, namun jika tidak ada niat yang tulus baik dari aparat penegak hukum, pemerintah dari pusat sampai ke daerah, kalangan wakil rakyat serta masyarakat, maka pemberantasan korupsi sangat sulit dilakukan.
“Harus ada komitmen yang kuat dari semua pihak untuk tercapainya pemberantasan korupsi di Indonesia. Karena praktek-praktek korupsi dapat dilakukan oleh oknum-oknum yang memegang jabatan. Baik yang ada di pemerintahan maupun di DPR termasuk juga oknum penegak hukum,” tukas Widyopramono.
Meski demikian, tambahnya, untuk memberantas korupsi dan pungutan liar (Pungli) juga dihadapkan pada tantangan. Karena ada pula penegak hukum yang mengalami ketidaknyamanan, seperti pengancaman.
“Memang untuk memberantas korupsi di Indonesia dibutuhkan pengorbanan. Karena, biasanya yang dihadapi dalam mengungkap kasus-kasus korupsi adalah mereka yang memiliki pengaruh,” tandasnya. Terkait keberadaan UNIMA, JAMWas terkesan dengan hadirnya Tim Saber Pungli diperguruan tinggi tersebut. Sehingga diharapkan, praktek-praktek Pungli dapat diminimalisir.
“Sangat baik sekali ibu Rektor telah membentuk Tim Saber Pungli di UNIMA. Karena, lembaga pendidikan sangat rentan terhadap Pungli yang dilakukan oknum-oknum pengajar kepada mahasiswanya,” pungkas JAMWas Widyopramono.
Acara diisi dengan tanya jawab mahasiswa terkait topik kuliah umum tentang korupsi. Selain berisi pertanyaan, juga mengandung pernyataan dan keprihatinan dengan masih maraknya praktek-praktek korupsi di tanah air.
Sementara, itu, Rektor UNIMA Prof Julyeta Runtuwene menyatakan kebanggaannya karena UNIMA kembali bisa didatangi para pejabat dari pusat untuk memberikan bekal bagi mahasiswa dalam bentuk kuliah umum.
“Terima kasih kepada Pak Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan, Pak Widyopramono yang telah meluangkan waktu datang di kampus UNIMA untuk memberikan kuliah umum. Memang selama ini sudah ada beberapa pejabat dari pusat termasuk dari DPR RI yang datang ke UNIMA. Sekali lagi ini suatu kebanggaan dan bentuk kepercayaan bagi kami,” ujarnya.
Lanjut dikatakan, sejak dipercayakan memimpin UNIMA, dirinya bertekad untuk membawa perguruan tinggi tersebut menjadi perguruan yang bermutu, serta memiliki kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam mendukung daya saing bangsa.
“Kami memiliki tekad untuk menjadikan perguruan tinggi ini sebagai perguruan tinggi yang bermutu serta kemampuan IPTEK dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa. Kita juga bergembira karena kita ada disini untuk menciptakan universitas yang baik yang good governance. Tentunya dengan dukungan materi dalam kuliah umum yang disampaikan Pak Widyopramono,” pungkas Enci Paula dengan senyum khasnya.