Dalam satu dekade terakhir ini teknologi begitu cepat berkembang, terlebih khusus dalam teknologi alat komunikasi. Dahulu kita hanya mengenal pesawat telepon yang tersambung dengan kabel dari penyedia layanan, telepon analog. Kemudian ada yang namanya cordless telephone atau pesawat telepon yang tidak menggunakan kabel tapi menggunakan gelombang radio, namun hanya terbatas dalam jarak 50 meter dari pemancarnya dan percakapan kita bisa didengarkan melalui gelombang radio FM biasa, dengan kata lain pembicaraan kita bisa dengan mudah disadap.
Semenjak alat telepon ditemukan dan dipatenkan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876, cara berkomunikasi manusia pun menjadi lebih ringkas dan cepat. Dan pada era digital seperti saat ini, percepatan perkembangan alat telekomunikasi pun sangat cepat terjadi.
“Hidup dengan smartphone bisa jadi menakutkan” – Rick Broida
Adalah seorang bernama Rick Broida, seorang penulis teknologi di cnet.com. Rick menulis “Ada hari-hari ketika menulis berita tentang teknologi menjadi pekerjaan yang menantang, saya hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi konsumen teknologi.” Kemudian dia melanjutkan dalam tulisannya: “Sebagai contoh, ada 37.000 smartphones yang Anda bisa beli hari ini. Whoops, tunggu sebentar, baru saja mendapat press release dari HTC; jadi sekarang telah menjadi 37.001.” Perkembangan teknologi dari perangkat telepon yang dinamakan smartphone atau telepon pintar itu sangat luar biasa cepatnya.
Berita Lainnya
Rick menulis: “Sesungguhnya, hidup dengan smartphone bisa jadi menakutkan. 3G, 4G, LTE, GSM, HSPA+. NFC, GPS, PPI. Dual-core, quad-core. Lima megapixels, delapan megapixels. Android 4.1, Android 4.2. iOS 6, iOS 7. Q10, Z10. Google Play, iTunes, iCloud. Windows Phone 8 (atau Windows 8 Phone?). BlackBerry (mereka kembali!). iPhone 5, iPhone 5S. Samsung Galaxy S3, Samsung Galaxy S4. HTC One. Nexus 4.”
Itu baru teknologi dan nama perangkat, belum lagi operator seluler yang menyediakan chip GSM maupun CDMA. Data dari proxicast.com, Januari 2008 tercatat ada 1.061 operator seluler di dunia, dan 12 berada di Indonesia. Di Indonesia sendiri ada sekitar 250 juta orang pengguna telepon seluler, lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia, demikian yang disampaikan Menkominfo Tifatul Sembiring ketika pelantikan RTIK SULUT di Manado Rabu (23/05/2013) kemarin.
Biasanya dengan begitu banyak pilihan membuat orang menjadi bingung dan bahkan bisa ‘tersesat’ di rimba teknologi. Begitu banyak model, begitu banyak pilihan, begitu banyak operator, begitu banyak perubahan, dan begitu banyak pembaruan (updates). Seperti yang ditulis Rick Broida, “hidup dengan smartphone bisa jadi menakutkan” itu benar. Ketika Anda tidak terkontrol dan kecanduan teknologi, dalam hal ini smartphone, maka uang Anda akan menguap percuma karena Anda ingin selalu membeli smartphone terbaru yang ditawarkan pasar, belum lagi produktivtas kerja Anda akan menurun ketika Anda sibuk berinteraksi dengan smartphone Anda, karir Anda akan rusak, hidup Anda akan hancur.
Gunakan smartphone Anda dengan bijak dan tepat guna, jangan Anda yang digunakan oleh smartphone Anda. Dan bagi Anda berniat membeli gadget atau smartphone atau apa pun produk teknologi yang ingin Anda beli, sebelum membeli, pastikan dulu apa kebutuhan Anda. Dan ketika Anda sudah mengetahui dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan Anda, barulah Anda memilih perangkat yang cocok dengan kebutuhan Anda tersebut, jangan cuma mo iko rame. Beli karena butuh jangan beli karena emosi.
Menakutkan jika kita kecanduan bermain smartphone jadi lupa melakukan pekerjaan kita.