SULUT – Himpunan Petani Cengkih (HPC) dan Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APSI), Rabu (07/09/2016) siang tadi mendatangi kantor DPRD Sulut guna membahas harga cengkih lokal yang semakin anjlok.
Aspirasi ini diterima langsung oleh Ketua DPRD Andrei Angouw dan Wakil Ketua Stefanus Vreeke Runtu dan Wenny Lumentut.
Setly Kohdong dari Asosiasi Petani Cengkih meminta agar pemerintah segera menghentikan import cengkih. Karena hal itu sangat berdampak pada harga cengkih petani lokal yang semakin menurun.
“Petani resah, minta pemerintah cabut regulasi impor, juga cukai rokok naik penyebab harga cengkih anjlok. Jika aspirasi tak digubris petani akan demo besar-besaran minggu depan,” ungkap Kohdong kepada awak media usai pertemuan dengan pimpinan Deprov Sulut.
Tak hanya itu, Kohdong juga mengatakan agar DPRD dapat memperjuangkan harga cengkih bisa kembali normal, diatas Rp100.000 per kilogram karena itu harapan dari para petani cengkih.
“Harga cengkih kering saat ini telah menyentuh harga Rp84.000 per kilogram. Itu sangat kecil sekali. Jika harga cengkih terus menurun dan DPRD tak sanggup memperjuangkannya maka kami mengusulkan untuk mengganti sebutan gedung cengkih untuk DPRD Sulut,” tukas Kohdong didampingi Ketua HPC Boy Tangkau. (Ardybilly)