SULUT – Komunitas Budaya Sulut Kamis, (10/11/2016) mendatangi Kantor DPRD Provinsi Sulut guna menyerukan aspirasi terkait penggusuran dan pengrusakan situs budaya (Waruga) di Kuwil, Kawangkoan Minut karena sehubungan adanya pembebasan lahan untuk suatu proyek pembangunan bendungan.
Para pegiat Budaya ini dipimpin oleh Lefrando Gosal, Rikson Childwan Karundeng, Fredy Wowor, Denni Pinontoan serta para budayawan muda mewakili Tomohon, Minsel, Tondano, Bitung, Minut dan Sonder.
Para pendemo ini diterima legislator Rocky Wowor, James Karinda, James Tuuk dan Ardiansa Imban.
Sementara itu, Rickson Karundeng(Gerakan Minahasa Muda) mengatakan “Kami, Tou Minahasa tidak melawan Pemerintah, tidak menghambat pembangunan tapi, kami tidak dapat menerima pengrusakan situs budaya leluhur dengan alasan apapun yang jelas jelas mengancam eksistensi kami di tanah kami sendiri. Tidak ada generasi hari ini kalau tidak ada generasi masa lampau,” terangnya.
Komunitas komunitas budaya Minahasa itupun meminta agar:
1. Menghukum tindakan penghancuran Waruga-waruga di Kuwil.
2. Menolak relokasi waruga-waruga tersebut dari tempat aslinya.
3. Menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas pengrusakan situs budaya tersebut.
4. Meminta DPRD Sulut untuk bersama-sama dengan kami dalam melakukan penuntutan kepada oknum-oknum yang merusak situs budaya waruga.
5. Meminta DPRD mendesak aparat hukum mengusut kasus ini hingga tuntas.
6. Mendesak pemerintah untuk mencegah pihak manapun melakukan pengrusakan situs.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Sulut Rocky Wowor menyampaikan rasa keprihatinan dan kepedulian terhadap situs budaya Waruga Kuwil.
” Kami siap mengawal dan memperjuangkan aspirasi yang sudah disampaikan,” ucap Wowor.
Senada dengan itu, Anggota Dewan Jems Tuuk berjanji akan segera meninjau langsung keadaan dan aktifitas di situs budaya waruga Kuwil.
“Saya berjanji, besok (11 November 2016) Komisi 1 dan IV akan meninjau langsung keadaan dan aktifitas di situs budaya Waruga Kuwil dan setelah itu, Kami (DRPD Sulut) akan memanggil hearing instansi terkait,” Pungkas Tuuk. (Ardybilly)