Brigjen Pol (Purn) Drs Wenny Warouw masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Utara yang diusulkan Partai Gerindra. Dari data yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wenny-sapaan akrabnya-menempati nomor urut dua. Sebelum masuk DCS, Wenny telah menjadi anggota partai dengan nomor urut 6 ini.
Apa yang membuat Mantan Calon Gubernur (Cagub) Sulut 2005 silam ini, ikut suksesi di pemilihan umum 2014 mendatang? Termasuk apa alasan yang membuat bergabung dengan Partai Gerindra? Diakui figur yang dikenal familiar ini, dirinya tertarik untuk menjadi anggota Partai Gerindra karena dua hal. “Pertama karena partai ini belum terkontaminasi dan masih terjaga citranya. Garis partai jelas memperlihatkan visi dan misi untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat,” paparnya.
Kedua, faktor Ketua Umum Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. “Dari semua hasil survey menunjukkan popularitas Prabowo berada di nomor urut pertama. Itu berarti rakyat menghendaki Prabowo untuk menjadi Presiden RI saat pilpres,” jelas Warouw. Makanya dikatakan Warouw, lewat pendaftarannya di Partai Gerindra, dia memiliki keinginan untuk memenangkan partai tersebut di pemilu legislatif 2014. Sekaligus juga memenangkan Prabowo sebagai orang nomor satu di Indonesia saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2015 mendatang. “Apalagi Prabowo merupakan putra Minahasa dan Sulawesi Utara,” tandasnya.
Selain itu, Warouw tertarik untuk menjadi calon DPR RI dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk memberi kontribusi bagi warga Bumi Nyiur Melambai. “Saya mendambakan kesejahteraan warga Sulut termasuk petani, nelayan dan pedagang,” ujarnya. Dia mencontohkan tekadnya untuk berjuang menentang RPP Tembakau. “Bentuk perjuangannya harus lewat legislatif. Karena jika rancangan itu diundangkan, petani cengkih akan merasakan dampaknya.
Secara otomatis harga cengkih akan anjlok,” jelas Warouw yang memang sejak lama concern dengan masalah petani di Sulut. “Kebetulan saya ini anak petani cengkih,” tambahnya. Dia juga menilai pertumbuhan ekonomi di Sulut bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. “Tidak hanya dirasakan oleh segelintir orang,” tukasnya. Tak lupa landasannya untuk berkiprah di dunia politik diakuinya mengacu pada filosofi Sitou Timou Tumou Tou serta mengimplementasikannya dengan semangat MATUARI (Torang samua basudara), MAESA (Persatuan dan kesatuan) dan MAPALUS (Kerjasama/Gotong Royong).
Biografi Singkat Wenny Warouw
Wenny Warouw dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga sederhana dengan profesi sebagai petani yang bertempat tinggal di desa Tulap Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa. Nama lengkap orang tua adalah ayah bernama Lucas Engelbert Warouw dan ibu bernama Laurentia Pakasi dan pekerjaan sebagai petani cengkeh dan kelapa sedangkan ibu lebih banyak terjun dibidang kerohanian di gereja GMIM Tulap.
Ayah dari Wenny Warouw yaitu Lucas Warouw sangat tegas dan disiplin dalam pekerjaan karena orang tua tersebut menjabat sebagai Kepala Desa yang dimulai dari jaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang sampai pada pemberontakan Permesta yaitu pada tahun 1938 sampai tahun 1960 menjadi hukum tua (Kepala Desa saat ini). Jumlah keluarga dari Lucas Warouw dan ibu Laurentia Pakasi adalah sebagai berikut : anak yang sulung seorang perempuan yang bernama Yuliana Warouw sebagai guru, anak yang kedua Wim Warouw sebagai pensiunan Pertamina, anak yang ketiga adalah Just Warouw sebagai pensiunan Pegawai Negeri, anak yang keempat adalah Dr.Ir Joutje Warouw dosen Unsrat Manado sedang Brigjen Pol. (P) Drs. Wenny Warouw adalah anak bungsu atau yang kelima dari keluarga Lucas Warouw.
Brigjen Pol. (P) Drs. Wenny Warouw dilahirkan di Tondano/Minahasa pada tanggal 13 Juni 1950 beragama Kristen Protestan dan pada tahun 1976 kawin dengan Eleonora Siby dan dikaruniai 2 orang putera yaitu Yoga Warouw dan Lourentz Warouw. Yoga sudah menikah dengan Caroline Wowiling dan dikaruniai 2 orang anak yaitu seorang perempuan bernama Sherrlynne Warouw (2 tahun) dan seorang laki bernama Russel Warouw (1 tahun).
Riwayat Pendidikan Wenny Warouw adalah sebagai berikut : sekolah rakyat (SR) dari desa Tulap tahun 1956 dan tahun 1957 pecah pemberontakan Permesta dan sekolah berhenti untuk sementara dan pada tahun 1958 sekolah dilanjutkan di daerah penyingkiran dikebun dalam keadaan situasi yang sangat darurat di bawah desingan mortar dari tentara pusat, namun sekolah berjalan terus dan yang menjadi guru-guru adalah anak murid SMA / Mahasiswa yang ikut pulang kampong bergabung dengan Permesta. Pada tahun 1959-1960 bisa keluar dari hutan penyingkiran dengan berjalan kaki menuju Tondano dan bias tembus di kota Manado melanjutkan sekolah di SR GMIM IV Ranotana Manado, tamat berijazah tahun 1963.
Pada tahun 1963 sampai dengan tahun 1966 ikut pendidikan di Sekolah Katolik yaitu SMP RK II Kleak Manado dan tamat berijazah tahun 1966 selama 3 tahun menjalani pendidikan sekolah Katolik yang sangat disiplin dan mementingkan kualitas seorang pelajar, kemudian setelah tamat dari sekolah SMP RK II Manado, meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas pada SMA Negeri 2 Manado dimulai dari tahun 1966 dan tamat berijazah pada tahun 1969.
Setelah mengikuti ujian nasional serentak Sekolah Menengah Atas, bersamaan dengan itu sudah dibuka pendaftaran AKABRI Kepolisian di Polda Sulut Manado, sedangkan pengumuman kelulusan dari SMA belum dilaksanakan, proses ujian seleksi AKABRI Kepolisian sudah berjalan terus dan Wenny dinyatakan lulus dari jumlah peserta yang banyak berjumlah 499 orang dan yang diterima hanya 15 orang calon yang boleh mengikuti ujian AKABRI Kepolisian di Sukabumi. Ada syarat waktu itu yang menyatakan seorang calon yang sudah ikut ujian SMA dapat mengikuti pencalonan AKABRI Kepolisian dan bila lulus segera melampirkan ijazah SMA pada panitia AKABRI Kepolisian di Sukabumi.
Wenny dinyatakan lulus dan berangkat dengan kapal laut bersama 15 orang teman untuk ikut ujian di tingkat pusat namun dalam pikirannya terbayang tentang hasil ujian SMA yang belum diumumkan. Kira-kira sudah seminggu berada di Sukabumi mengikuti ujian tingkat Pusat, tiba-tiba terima telegram dari kakaknya bahwa dia lulus ujian akhir SMA. Dengan demikian Wenny sudah aman untuk melanjutkan ujian secara bertahap di AKABRI Kepolisian Sukabumi. Polda Manado mengirimkan ijazah asli SMA ke panitia pusat AKABRI Kepolisian untuk menyatakan bahwa Wenny Warouw berhak untuk ikut proses ujian tahap ahir untuk bias mengikuti pendidikan AKABRI umum di Magelang.
Dari 15 orang calon Sulut Manado hanya 6 orang yang diterima dan yang 9 orang harus pulang kembali ke Manado karena tidak lulus ujian akhir, sedangkan kami 6 orang bergabung dengan 350 orang lainnya sebagai calon AKABRI Kepolisian mengikuti ujian paling akhir di Magelang dan kami diberangkatkan dengan Kereta Api di malam hari. Selama 1 tahun mengikuti pembinaan di akademi militer di Magelang dengan teman-teman dari 4 angkatan yaitu dari Taruna Angkatan Darat, Taruna Angkatan Laut, Taruna Angkatan Udara, dan Taruna dari Kepolisian RI, selama 2 minggu di tes tentang mental, fisik, intelek, kesemuanya teman-teman dari Manado 6 orang dinyatakan lulus semuanya dan berhak mengikuti pendidikan selama 1 tahun di Akademi Militer Magelang dengan pangkat Kopral Taruna.
Setelah mengikuti pendidikan di Magelang dilanjutkan dengan operasi bahari di Surabaya untuk pengenalan matra laut dan pada tahun 1970 dinyatakan lulus dan naik pangkat menjadi Sersan Taruna, kemudian dipindahkan kembali ke Sukabumi untuk mengikuti Pendidikan selama kurang lebih 3 tahun di AKABRI Kepolisian. Pada waktu di AKABRI Kepolisian diajarkan tentang masalah-masalah Kepolisian terutama tentang kriminologi, kriminalistik, identifikasi, lalu lintas, serta ilmu-ilmu hukum terutama hukum pidana dan acaranya, hukum adat, hukum islam serta ilmu sosial lainnya.
Pada tahun 1973 dinyatakan lulus dari AKABRI Kepolisian dengan pangkat Letda. Pol. Dan dilantik oleh Presiden RI waktu itu Soeharto di Surabaya pada bulan Desember 1973 bersama-sama dengan 3 angkatan lainnya. Penugasan pertama sebagai seorang Perwira Pertama di Kepolisian yaitu di Polda Jawa Tengah tepatnya pada tahun 1974 menjadi Kapolsek Candi Borobudur sampai dengan tahun 1978, kemudian di pindahkan menjadi Kapolsek Muntilan pada tahun 1979. Selama menjadi Kapolsek banyak sekali menyidik tentang penyakit masyarakat antara lain : pembunuhan, pencurian terutama pencurian ternak sapi, pencurian kawat telephon, perjudian, penipuan/ penggelapan, pemalsuan dan lain-lain yang dialami dalam penyidikan tindak pidana.
Pada tahun 1979 dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan Sarjana Kepolisian di PTIK selama kurang lebih 2 tahun dengan titik berat pelajaran pada ilmu hukum, ilmu social sampai pada akhir pendidikan menulis skripsi dan yang dipilih adalah tentang pemberantasan korupsi di Indonesia dengan judul yaitu “ penegasa wewenang penyidikan tindak pidana korupsi”. Pada waktu itu data tentang penyidikan tindak pidana korupsi oleh penyidik Kepolisian RI sangatlah minim dan saya sangat antusias menulis teutama tentang bagaimana korupsi di Indonesia di berantas tuntas.
Pada tahun 1982 setelah tamat dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian di tempatkan di Kepolisian daerah Polda Sulut dengan kedudukan di kota Manado selama kurang lebih 2 tahun menjadi penyidik Reserse di tempatkan di team Pemberantas Korupsi (TPK) bersama- sama dengan pemerintah daerah dan kejaksaan tinggi Sulut, pengalaman yang sangat tidak bisa terlupakan. Saat itu Wenny langsung menyidik perkara korupsi KUD (Koperasi Unit Desa) se Sulut terutama yang terlibat didalam masalah pembelian cengkeh. Uang KUD di selewengkan oleh managernya dan banyak hal yang aneh dalam penyidikannya. Sebab uang KUD cengkeh seharusnya diberikan kepada petani-petani cengkeh sebagai modal awal untuk panen cengkeh, ternyata semua itu diselewengkan oleh managernya dengan membuat kuitansi fiktif, dengan mengambil nama-nama peminjam uang dari orang yang sudah lama meninggal dengan cara manager tersebut mendatangi beberapa kuburan dan melihat dan membaca nama-nama yang tertera pada batu nissannya kemudian mencantumkan nama tersebut kedalam kuitansi pinjaman dengan memalsu tanda tangan orang yang sudah meninggal.
Setelah selesai dari tim TPK Sulut Manado Wenny ditempatkan di Polres Donggala sebagai Kepala Bagian Operasi kurang lebih 1 tahun dipindahkan lagi ke Polwil Palu sebagai Kepala Bagian Operasi Polwil yang membawahi 5 Kesatuan Polres yaitu Polres Donggala, Polres Poso, Polres Toli-Toli, Polres Luwuk dan Polres Kota Palu. Di sini banyak mengalami penyidikan-penyidikan tentang pencurian penebangan kayu liar (illegal logging) terutama kayu hitam (Ebony) yang sangat langka di dunia karena menurut informasi bahwa kayu Ebony ini hanya ada satu-satunya di kawasan Sulawesi Tengah.
Pada waktu sudah berpangkat mayor Polisi, Wenny ditempatkan di kota Kotamobagu dengan jabatan Wakapolres Bolaang Mongondow sampai dengan tahun 1986. Selama di Bolmong banyak pengalaman menangani kasus-kasus terutama penambangan liar (illegal mining) serta illegal logging yang berada di daerah hutan perbatasan Dumoga sampai dengan perbatasan Gorontalo. Pada tahun 1987, Wenny dipindahkan menjadi Kapolres Poso yang pada waktu itu kota Poso masih kota yang aman dan damai dan kriminal yang sering terjadi adalah pencurian dan penyelundupan hasil hutan rotan serta penyelundupan kayu hitam (ebony).
Pada tahun 1988 dia mendapat tugas baru yaitu menjadi Perwira siswa mengikuti pendidikan di sekolah pimpinan Polri (Sespim Pol) selama kurang lebih 1 tahun di Lembang Bandung dan lulus pada akhir tahun 1988 ditugaskan menjadi Perwira Staff/ Assisten dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Selesai tugas di PTIK Jakarta Wenny kemudian ditugaskan di pulau Batam menjadi Kapolres Kepribar di kota Batam kurang lebih 3 tahun. Pengalaman sebagai Kapolres Batam dalam dunia Investigasi antara lain menangani perompak-perompak selat Philips terhadap kapal-kapal tanker atas pengaduan dari Marine Police Singapore, penyidikan, perampokan bank BDN yang dilakukan oleh penjahat-penjahat dari Johor Baru Malaysia yang kemudian bisa terungkap penangkapannya di Tanjung Pinang, pelaksanaan acara aman Malindo dengan Malaysia serta kerjasama dengan Police Singapore dalam penyidikan banyak sekali manfaatnya (Police to Police).
Pada tahun 1993 Wenny ditugaskan di Mabes Polri sebagai Kepala Bagian Operasi Reserse Umum dengan tugas utama mengendalikan penyidikan di Direktorat Reserse Umum, selanjutnya mengikuti kursus kejuruan Perwira Senior Reserse, tahun 1995 dialih tugaskan menjadi Kepala Bagian Perencanaan (KABAREN) Reserse Mabes Polri kemudian dilanjutkan mengikuti pendidikan Sekolah Staff dan Komando Gabungan ABRI (Seskogab ABRI) di Bandung. Setelah selesai dari Seskogab ABRI tahun 1996/1997, kemudian ditugaskan di Polda Sumatera Utara menjadi Kepala Direktorat Reserse (Kadit Serse) Polda Sumut di Medan. Waktu itu banyak menyidik masalah-masalah sengketa tanah, penyelundupan-penyelundupan serta perdagangan Narkoba yang berasal dari Malaysia; Kerjasama dengan Polis Diraja Malaysia dalam pemberantasan Narkoba terutama penyelundupan ganja ke Malaysia menjadi focus utama pada waktu itu bersama-sama dengan Mabes Polri.
Wenny kemudian dipindahkan ke Mabes Polri kembali menjadi Assisten Operasi Dankoserse pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2000 dengan tugas utama mengendalikan mekanisme operasional Reserse, mengatur gelar perkara, pengawasan dan pengendalian terhadap proses penyidikan dan administrasi penyidikan serta memantau penyerahan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum. Memahami taktik dan teknis proses penyidikan sangatlah penting untuk seorang Assisten Operasi Koserse Mabes Polri karena ada kelemahan sedikit saja akibatnya akan fatal dalam proses penyidikan dan bisa digugat melalui praperadilan oleh masyarakat.
Menurutnya, yang sangat penting untuk Investigator dalam proses penyidikan adalah harus memahami hal-hal sebagai berikut, antara lain : tahu tentang administrasi penyidikan, kapan perkara itu di SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan), kapan perkara ini bisa di SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan), mengetahui tentang pemanggilan terhadap saksi maupun tersangka, proses penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan penyitaan, karena kalau tidak memahami teknis dan taktis penyidikan akibatnya bisa menghambat proses penyidikan yang sangat banyak persoalannya baik yang datang dari internal maupun dari external Reserse.
Pada tahun 2000 ditugaskan menjadi wakil Kepala Daerah Kepolisian di Pulau Bali lebih kurang 1 tahun. Di Pulau Dewat ini banyak mengetahui kejahatan-kejahatan yang menyangkut keterlibatan orang asing terutama dalam kasus Narkoba. Wenny selanjutnya dialih tugaskan menjadi Kepala Pusat Pengendalian Operasional Mabes Polri di Jakarta selama kurang lebih 2 tahun ditugaskan menjadi Kaposwil BIN Sulawesi Utara dan Gorontalo dengan tugas utama mendeteksi wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo yang dicurigai menjadi tempat-tempat transit oleh para teroris yang pulang pergi ke Filipina/ Moro Selatan. Pada saat itu pangkat Wenny dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol). Dia sempat menjadi Calon Gubernur Sulut pada tahun 2005.
Menjadi Dir II Eksus (Direktur II Ekonomi Khusus) Reserse Mabes Polri yaitu pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Lingkup tugas pada bidang Ekonomi Khusus cukup luas antara lain pembinaan tugas Reserse Ekonomi pada Polda-Polda dan juga melaksanakan penyelidikan perkara yang menyangkut HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), tindak pidana di bidang perbankan, Pajak dan Asuransi, Cyber Crime dan money Loundring serta penyidikan terhadap kasus-kasus yang mendapat disposisi dari Kabareskrim.
Daftar Riwayat Hidup Wenny Warouw
I. NAMA : DRS. WENNY WAROUW
PANGKAT : BRIGJEN POL
TTL : TONDANO, 13 JUNI 1950
AGAMA : KRISTEN PROTESTAN
SUKU : MINAHASA / TOULOUR
II. ISTRI : ELEONORA SIBY
ANAK : 1. YOGI WAROUW
– ISTRI : CAROLINE
– CUCU : 1. SHERRLYNNE WAROUW
2. RUSSELL WAROUW
: 2. LOURENTZ WAROUW
1. PENDIDIKAN UMUM
1. SR GMIM IV RANOTANA MDO, 1963
2. SMP RK II KLEAK MDO, 1966
3. SMA NEGERI II MDO, 1969
III. MILITER
1. AKABRI : ANK. 1973
2. P.T.I.K : ANK XV/81
3. SESPIM POLRI : ANK XV/88
4. SESKO ABRI : ANK XXII/95
KEJURUSAN
1. SUSPASEN SERSE/INTEL, 93/94
IV. TMT PANGKAT
1. LETDA POL : 1973
2. LETTU POL : 1976
3. KAPTEN POL : 1979
4. MAYOR POL : 1983
5. LETKOL POL : 1989
6. KOLONEL POL : 1996
7. BRIGJEN POL : 2003 – 2008
8. BRIGJEN POL (PURN) :2009 S/D SEKARANG
V. RIWAYAT JABATAN
1. 1974 S/D 1978 : KAPOLSEK BOROBUDUR JATENG
2. 1978 S/D 1981 : KAPOLSEK MUNTILAN JATENG
3. 1981 S/D 1985 : KABAG OPS POLWIL DONGGALA STG
4. 1985 S/D 1986 : WAKAPOLRES BOLMONG SULUT
5. 1986 S/D 1987 : KABAG PULLAHTA POLDA SULUT / MDO
6. 1987 S/D 1991 : KAPOLRES POSO SULTENG
7. 1991 S/D 1993 : KAPOLRES BATAM RIAU
8. 1993 S/D 1995 : KABAG OPS SERSEUM MABES POLRI
9. 1995 S/D 1996 : KABAG REN SERSE MABES POLRI
10. 1996 S/D 1997 : KADIT SERSE POLDA SUMUT
11. 1998 S/D 2001 : ASOPS DANKORSERSE POLRI
12. 2001 S/D 2001 : WAKAPOLDA BALI
13. 2001 S/D 2003 : KAPUSDALOPS DEOPS POLRI
14. 2003 S/D 2005 : KAPOSWIL BIN SULUT / GTO
15. 2006 S/D 2008 : DIR II EKSUS BARESKRIM POLRI
16. 2008 S/D 2009 : KT TEAM ADVOKASI / BANKUM DEPKEU
17. 2009 S/D SKRG : PURNAWIRAWAN POLRI
VI. TANDA JASA YANG DIMILIKI
1. SETYA LENCANA KESETIAAN 24 TAHUN
2. BINTANG BHAYANGKARA NARAYA
I. PENUGASAN KELUAR NEGERI
1. VIENA-AUSTRIA : CRIME PREVENTION AND CRIMINAL JUSTICE, 1994
2. KAIRO-MESIR : UNESCO, 1995
3. BRISBANE-AUSTRALIA : LINGKUNGAN HIDUP, 1997
4. MALAYSIA / SINGAPURA : ASEANPOL; THAILAND/KKLN
5. FRANCE / LYON : BOTNET TASK FORCE INTERPOL 2006
6. MALTA : IT CRIME INTERPOL 2006
7. USA / WASHINGTON / LA : CYBER CRIME FBI 2007
8. BEIJING / HONGKONG : BONET TASK FORCE 2007
9. JAPAN / TOKYO : IT CRIME 2007
10. AUSTRALIA / SYDNEY : CYBER CRIME – INTERPOL 2007
11. NEW ZEALAND – WELLINGTON : CYBER CRIME – INTERPOL 2008
Demikianlah sekilas biografi singkat Wenny Warouw.