Akhir pekan ini para penggemar musik akan membanjiri GodBless Park Manado dengan adanya penampilan dari band-band besar seperti Burgerkill, Taring dan Seringai. Di antara band-band ini adalah Bloodlines, yang pertama dari jenisnya di Manado dan sudah ada sejak tahun 2000, yang akan tampil pada hari Sabtu, 18 April. Bloodlines yang beranggotakan 6 orang ini telah menjadi Duta Yaki sejak September 2014 dan secara aktif mendukung upaya konservasi di Sulawesi Utara.
“Selain musik, kami juga tertarik dengan upaya konservasi,” kata Ade, salah satu vokalis Bloodlines, “karena upaya-upaya konservasi dapat berhasil jika turut didukung oleh masyarakat.” Pada bulan September 2014, para anggota Bloodlines memasuki panggung Manado Wheels Automorfosa Auto Contest di Lion Plaza, memakai kaos dengan logo dan slogan Kampanye Kebanggaan Yaki kami. Setelah penampilan yang luar biasa, band ini menutup penampilan mereka dengan menjelaskan mengenai yaki dan ancaman yang mereka hadapi, sambil membagikan flyer mengenai program konservasi Selamatkan Yaki.
“Sudah lumayan lama sejak kami pertama mendengar tentang Selamatkan Yaki, sekitar tahun 2011, melalui teman-teman pencinta alam saat kami masih di universitas. Sekarang kami akhirnya menemukan kesempatan untuk menyuarakan keprihatinan tentang monyet langka ini!” para anggota Bloodlines menjelaskan.
Perjuangan kami melawan kepunahan: “Musik adalah senjata dan lirik adalah amunisinya!”
Yaki (Macaca nigra) adalah spesies primata yang endemik, yang artinya spesies yang hanya hidup secara alami di Sulawesi Utara dan tidak ada di tempat lain di dunia. Sayangnya, yaki sangat terancam punah karena adanya perburuan dan perambahan hutan, serta jumlah populasi mereka yang telah menurun lebih dari 80% dalam 40 tahun terakhir, meskipun dilindungi oleh hukum nasional.
“Melihat secara langsung kegiatan-kegiatan yang merusak lingkungan hidup di sekitar kita, juga melihat yaki yang dijadikan makanan oleh orang-orang rakus yang ingin memakan segala yang hidup, mengilhami kami untuk menjadi bagian dari upaya konservasi yaki”, kata Ade. Tapi bagaimana musik dapat membantu konservasi yaki? Menurut Bloodlines, “Musik dapat menjangkau golongan masyarakat yang mungkin pada awalnya belum begitu akrab dengan masalah-masalah lingkungan, dan melalui musik kita bisa menyampaikan pesan-pesan mengenai masalah lingkungan tersebut. Musik adalah senjata dan lirik adalah amunisnya!”
Strategi Bloodlines dalam berkontribusi untuk konservasi yaki sangatlah jelas: “Menyelipkan pesan-pesan konservasi di acara-acara musik yang kami hadiri,” jelas Ade, “mengenai betapa pentingnya yaki bagi hutan Sulawesi Utara dan bagi kehidupan masyarakat Minahasa. Melalui kerjasama dengan program konservasi seperti Selamatkan Yaki, kami membantu memberikan suara bagi yaki dan berharap dapat memenangkan perjuangan melawan kepunahan!” tukasnya.
Ayo lihat orang-orang inspiratif ini beraksi! Bergabunglah di konser mereka di Godbless Park Manado hari ini, Sabtu 18 April 2015 (gratis, mulai pukul 17.00) dan beli kaos Yaki Ambassador Bloodlines x Selamatkan Yaki (edisi terbatas) yang akan tersedia di konser, atau silahkan pesan melalui Facebook: www.facebook.com/Bloodlines