Jakarta, (10/7/2019)-Nama mantan Gubernur Jawa Timur Dr .H. Soekarwo, M.Hum atau yang akrab dipanggil Pakde Karwo, akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di media sosial dan berbagai media mainstream sebagai salah satu kandidat yang dinilai layak masuk Kabinet Kerja periode kedua.
Sejumlah pengamat politik, akademisi maupun tokoh masyarakat menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempertimbangkan tokoh GMNI ini sebagai salah satu pembantunya di jajaran kabinet lima tahun ke depan. Diketahui juga pada Pilpres 2019 lalu, Pakde Karwo lewat Komunitas JoWo (Jokowi-Ma’aruf Amin-Soekarwo) total bergerak mendukung kemenangan Jokowi-Maaruf Amin di Jawa Timur. Terbukti Jokowi-Ma’aruf Amin unggul 7,79 juta suara dari pasangan Prabowo-Sandi di Jawa Timur.
Ithor Iskandar, menilai Pakde Karwo yang sudah terbukti memimpin Jawa Timur selama dua periode dan meraih seratusan lebih prestasi dibidang pembangunan,baik prestasi nasional maupun internasional sudah dibuktikan oleh sosok Pakde Karwo saat memimpin Jatim. Ithor, yang juga adalah alumni GMNI Yogyakarta asal Kalimantan, menilai secara konseptual, Pakde Karwo tidak saja seorang birokrat, tapi juga seorang pemikir yang banyak memproduksi karya ilmiah dalam bentuk buku,antara lain: Jatimnomics: sebuah model Indonesia Incorporated, Buku Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Prinsip-prinsip Good Financial Governance, buku Berkaca Dari Kegagalan Liberalisasi Ekonomi, buku Dual Track Strategi Pendidikan Vokasional, serta masih banyak lagi buku yang ditulis oleh Pakde Karwo. Hal ini menandakan bahwa beliau adalah sosok ideologis yang juga pemikir dan implementatif tandas Ithor.
Selain itu, Gerson Kossay, yang juga alumni GMNI Yogyakarta, melihat Pakde Karwo adalah sosok kader yang lahir dari rahim marhaenisme, juga seorang nasionalis tulen yang pernah menakhodai sebagai Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) periode 2010-2014, terbukti telah mempraktikkan konsep Trisakti ala bung Karno saat memimpin Jatim, dan mampu membawa Jawa Timur sebagai Provinsi yang terdepan dalam hal pertumbuhan ekonomi di kancah nasional maupun regional, dan menjadikan Jatim sebagai sentra pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang paling berkembang pesat di tanah air saat ini.
Terdapat 6.825.931 sentra UMKM di Jatim yang menyerap tenaga kerja lebih dari 11 juta orang kata Bung Gerry sapaan akrabnya, yang aktif pada LSM di Papua (Wamena). Gerson juga menekankan apa yang telah dirintis oleh Pakde Karwo sangat visioner untuk konsep perdagangan antar daerah yang ia nilai penting untuk memastikan adanya pertukaran perdagangan kebutuhan masyarakat di tiap daerah untuk hasil sumber daya alam, bahkan dapat memperkuat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di daerah-daerah, yang karakteristiknya wilayah kepulauan. Tentu visi Pakde Karwo ini dapat diteruskan dalam memperkuat logistic dan konektivitas ekonomi antar-daerah. Bahkan Jawa Timur telah membuka 26 KPD (Kantor Perwakilan Dagang) di 26 provinsi.
Sementara itu alumni GMNI Bogor asal Lampung, Suryanata Purba menilai, pengalaman Pakde Karwo yang puluhan tahun meniti karir dari bawah sebagai seorang birokrat biasa hingga pada top level sebagai sekda provinsi, menjadikan beliau memiliki kemampuan intelektual, organisatoris dan komunikasi yang baik, bahkan dipercayakan menjadi ketua Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI).
Menurut Surya, pada tahun 2017 DR. H. Soekarwo tampil sebagai pemimpin terbaik di negeri ini dalam forum Leadership Award , yang tujuh kali berturut-turut membawa Jatim sebagai provinsi terbaik se-Indonesia, tentu hal ini tidak mudah karena mempertahankan kinerja pemerintahan, perekonomian, perdagangan maupun sosial serta kemasyarakatan, kata Surya yang berprofesi sebagai advokat di Jakarta.
Pakde Karwo dikenal sangat paham dan lihai dalam komunikasi publik,baik dengan lintas ideologi maupun lintas budaya. Hal ini terbukti dengan terjalinnya harmonisasi pemerintahan di Jawa Timur selama dipimpin oleh Pakde Karwo,beliau dapat membangun sinergisitas lintas partai di parlemen dan eksekutif serta merangkul semua komunitas masyarakat di Jawa Timur untuk dikomunikasikan dalam membangun Provinsi Jawa Timur,yang kita kenal sangat maju dengan pesat saat ini. Tentu pendeketan komunikasi dan gaya kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa dan negara,kata Dziky Jauharul Fikry, alumni GMNI UIN Jakarta, yang juga ketua GMNI Tangerang Selatan 2008-2010.
Dziky menambahkan, bahwa kita harus ingat pada tahun 2018, tiga Gubernur berkumpul dan membangun komunikasi kebudayaan, diantaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo), dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam menginisiasi rekonsiliasi dan harmoni antar budaya Jawa-Sunda setelah 661 tahun perang Bubat. Peristiwa tersebut bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dalam membangun cita-cita bangsa dan negara ke depan agar tidak ada lagi dendam sejarah.
Lebih lanjut Dziki berharap bahwa Presiden terpilih Joko Widodo perlu menyaring kabinet diperiode kedua, dengan mengedepankan orang-orang yang telah teruji dalam kepemimpinan, dan juga konseptor maupun sebagai eksekutor dalam program-program kerja pembangunan lima tahun ke depan. Hal ini akan sangat membantu tugas dan perencanaan Presiden dalam mencapai program pembangunan nasional nantinya. Dengan demikian cita-cita Pancasila,terutama keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud dari Sabang – Merauke secara adil dan merata.
Hal senada juga direspon oleh analis politik Lembaga IndoStrategi, Arif Nurul Iman yang mengatakan, kepala daerah aktif atau mantan kepala daerah yang sukses membangun daerahnya dinilai cukup potensial untuk masuk dalam kabinet Presiden Joko Widodo-Ma’aruf Amin.
“Tapi perlu dilihat juga kapasitas dan kompetensinya. Pengalaman dan prestasi apa yang pernah dibuat,” kata Arif.
Selain itu, dengan memilih kepala daerah aktif atau mantan kepala daerah yang sukses, hal tersebut akan memudahkan Jokowi untuk membentuk komposisi meritokrasi yang berarti pemerintahan yang diisi oleh para pemimpin yang dipilih berdasarkan kader yang mumpuni,” tuturnya. (don)