Seputarsulut.com – Bendungan Kuwil saat ini telah resmi beroperasi. Hal itu ditandai dengan kegiatan pengisian awal waduk (impounding) di Bendungan Kuwil
Kawangkoan, Jumat (25/11) di Desa Kuwil dan Desa Kawangkoan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.
Kegiatan impounding di bendungan kuwil tersebut di prakarsai oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I yang dikepalai oleh Kabalai Ir. I Komang Sudana, MT.
Yang hadir dalam kegiatan tersebut yakni Gubernur Provinsi Sulut Olly Dondokambey, Bupati Minut Joune Ganda, Walikota Manado Andrei Angouw, Direktur bendungan dan danau Airlangga Patjiono, Sekprov Sulut Steve Kepel, Kadis PUPR Sulut Alex Wattimena, Kepala BPJN Sulut Hendro Satrio, Kepala BP2P, Kepala BPPW, Kapolsek Airmadidi Yuni dan seluruh instansi vertikal.
Pada kesempatan itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan bahwa dengan difungsikannya bendungan kuwil ini bisa meredam persoalan banjir.
“Karena ada dua sungai besar yang mengaliri kota manado yakni sungai sawangan dan sungai tondano. Jadi bendungan kuwil ini bisa menjadi bagian penting dalam mengatasi persoalan banjir dan tentunya membawa berkah bagi warga Sulut,” Kata Olly yang membuka secara khusus pengisian awal bendungan Kuwil.
Olly juga menyampaikan bahwa lokasi ini bukan cuma bendungan kuwil tapi telah menjadi tempat pariwisata budaya karena di Minut ini banyak sekali peninggalan-peninggalan budaya seperti Waruga.
“Jadi pasti kedepannya ini menarik para turis untuk berkunjung disini,” Katanya.
Olly menuturkan kiranya apa yang telah di berikan pemerintah pusat ini jangan sampai terbengkalai. Karena ada beberapa contoh, dibeberapa daerah pemerintah pusat berikan taman wisata tapi tidak dikelola baik.
“Jadi saya bilang ke Bupati jaga baik-baik tempat atau tempat wisata di bendungan kuwil ini,” Ucapnya.
Dalam kegiatan itu pula, Direktur Jendral Sumber Daya Air yang diwakili oleh direktur bendungan dan danau Airlangga Patjiono, ST, MP mengatakan Bendungan Kuwil Kawongkoan merupakan salah satu proyek strategis nasional yang berlokasi di kabupaten minahasa utara, provinsi sulawesi utara.
“Bendungan ini berupa bendungan urugan, random, batu dengan inti tegak setinggi 67 Meter, panjang puncak bendungan 420 Meter dan dapat menampung volume air sebesar 23 juta meter kubik.” Kata Airlangga.
“Pembangunan Bendungan Kuwil kawangkoan dimulai sejak tahun 2016 dan akan berakhir pada tahun 2022 ini. Dengan total biaya pembangunan mencapai 1,9 Triliun rupiah,” Tambahnya.
Dengan terbangunnya bendungan kuwil kawangkoan ini Airlangga mengharapkan dapat memenuhi salah satu pilar sumber daya air, yaitu pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air di Sulawesi Utara. Khususnya Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado.
“Bendungan Kuwil Kawangkoan ini memiliki manfaat untuk menyediakan air bagu untuk kota Manado, kabupaten minahasa utara, kota Bitung dan Kawasan ekonomi Khusus sebesar 4 stengah meter kubik per detik, Kemudian manfaat pengendalian banjir kota Manado dan sekitarnya sebesar 470 meter kubik per detik, serta terdapat potensi pembangkit listrik tenaga mikrohydro sebesar 2×0,7 Megawatt.” Jelasnya.
“Dari 61 bendungan yang telah dan akan dibangun oleh kementerian PUPR pada periode tahun 2014 sampai dengan 2024, selain bendungan kawangkoan juga ada bendungan lolak yang berlokasi di kabupaten bolaang mongondow,” Tuturnya.
Dengan adanya bendungan kuwil kawangkoan, maka pemerintah mengharapkan terjadi peningkatan manfaat air dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
“Pengisian awal atau Imfounding pada siang hari ini merupakan tahap awal dalam rangka penyelesaian secara keseluruhan kegiatan pembangunan bendungan Kuwil kawangkoan. Setelah Imfounding ini masih ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh pembangun bendungan sebelum nantinya dapat secara penuh dioperasikan oleh pihak pengelola,” Ucapnya.
“Hal lain yang akan menjadi perhatian adalah pelaksanaan, pemantauan, pencatatan dan analisis data instrumentasi, baik sebelum maupun setelah dilaksanakannya pengisian awal ini,” Tegas Airlangga.
Di tempat yang sama, Bupati Minut Joune Ganda mengapresiasi kegiatan impouding di bendungan Kuwil.
“Ini merupakan hal yang luar biasa bagi pemerintah dan khususnya masyarakat di kabupaten Minut. Kehadiran waduk kuwil ini banyak sekali manfaatnya, selain adanya investasi dari pemerintah pusat yang begitu besar hampir dua triliun rupiah, itu bisa menaikan perekonomian masyarakat,” Jelasnya.
“Apalagi setelah bendungan ini sudah difungsikan aktif, tentunya ada objek wisata, pemanfaatan air dan juga untuk pembangkit listrik sehingga ini betul-betul sangat bermanfaat bagi masyarakat. Intinya kita bersyukur dengan hadirnya bendungan kuwil ini,” Tambah Ganda.
Sebelumnya, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I, Kabalai Ir. I Komang Sudana, MT mengatakan tengah mempersiapkan rencana tanggap darurat ketika Bendungan Kuwil-Kawangkoan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sudah beroperasi.
“Rencana tanggap darurat sangat penting kita persiapkan mengingat bendungan ini menampung volume air yang cukup besar,” kata Kepala BWSS I, I Komang Sudana.
Secara teknis, kata dia, bendungan dengan luas lahan genangan sekitar 157 hektare itu, mampu menampung volume air sebesar 26,8 juta meter kubik sehingga informasi-informasi penting terkait dengan bendungan ini perlu menjadi perhatian bersama.
“Karena bendungan ini begitu besar maka kita harus memperhatikan juga dampak-dampaknya. Ketika kedatangan banjir yang melebihi debit, kita bersama-sama sudah mengantisipasinya,” kata dia.
Dia mengatakan ketika ada informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang prakiraan curah hujan yang cukup tinggi, maka sudah harus dipersiapkan pola operasi bendungan.
“Begitu debit yang turun cukup besar ada pintu bendungan. Dan ketika debit air tidak cukup ditampung bendungan, maka ada spill way (pelimpah) yang akan melimpahkan air yang berlebihan di bendungan,” katanya.
Jika bangunan pelimpah tidak cukup menampung, katanya, bisa dilakukan pembukaan pintu bendungan.
Hanya saja, menurut dia, untuk membuka pintu bendungan harus dilaporkan ke gubernur, kapolda, pangdam, BNPB, Basarnas bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, kata Komang, sebelum dilakukan pengisian awal bendungan, para pemangku kepentingan di daerah diberikan sosialisasi sebagai tindak lanjut dari kebijakan-kebijakan pola operasi bendungan.