Apapun penilaian orang tentangku, aku tetap berpikiran positif dan akan menempatkan posisiku pada tempat sewajarnya, pada kursi yang seharusnya aku duduki meskipun sudah lapuk dan reot sambil menikmati secangkir cappuccino kesukaanku yang diseduh oleh guruku, sahabatku, perempuan bermata embun.
Sebagaimana aku hanya seorang penyuka seni, maka akan kusimpan beberapa sajakku yang berhasil kuhimpun diantara daun-daun yang berserakan. Mungkin akan kuberikan saja sajakku secara cuma-cuma pada orang yang bisa menerjemahkannya dengan hati polos lalu meresapkan dengan lugu pada sanubari mereka yang hanya berisi ketulusan, sebab aku tak mengharapkan mereka memaknai puisiku lebih dari yang seharusnya, bukan pula harus sesuai dengan kaidah estetika poetika yang terpasung pada aturan-aturan etika baku itu.
Aku hanyalah pemuisi sederhana yang tak ingin terjebak pada hiruk-pikuk pengkotak-kotakan kecerdasan. Aku tak pernah berambisi dengan pengakuan, karena jujur aku terlanjur rela untuk berbagi ilmu yang tak seberapa ini dengan siapapun. Aku tak pernah butuh pengakuan yang justru cuma akan membuat gaya menulisku kehilangan jati diri sebagai sosok yang mencoba memberi kenyamanan tanpa niat membodohi penikmatnya.
Aku terlalu sadar apalah artinya sajak-sajakku yang tertulis di daun-daun kering yang sebentar lagi akan remuk redam dilindas keangkuhan waktu. Apalah artinya jika sajakku hanya terbungkus kain lusuh bernama antologi yang sebentar saja menjadi penghuni tong sampah.? Aku tak pernah butuh momentum, semacam pameran kepiawaian berunjuk kebolehan dalam kepura-puraan semu.
Aku bukanlah penyair bukan juga pujangga. Aku cuma pemuisi yang tak ingin terjebak dalam romantisme demi pemenuhan diri pada nafsu-nafsu liar saat di mana mereka yang mengaku seniman besar hanya berkutat pada pemerkosaan rasa dan estetika, mencari kenikmatan liar lewat pemaksaan-pemaksaan anyir demi memuaskan libido yang muncul dalam kekerdilan pikirannya.
Sementara banyak orang sedang sibuk dalam euforia pencarian identitas, di sini aku sedang pulas dalam mimpi karena kekenyangan kata-kata… (EvertMP)