Tari Mokosambe adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Bolaang Mongondow Sulawesi Utara. Tari ini diangkat dari ceritera rakyat Bolaang Mongondow yang mengisahkan tentang tujuh puteri/bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi di suatu tempat pemandian yaitu disebuah lereng gunung Kamasaan Kec. Sang Tombolang Bolaang Mongondow.
Tari Mokosambe merupakan tarian hiburan yang diciptakan oleh Harzad Simanon (alm) dengan sumber ceritera rakyat dari bapak Bernard Ginupit. Pada saat putri-putri sedang mandi ternyata salah satu sayap yakni sayap dari putri bungsu yang bernama “ Bua Poyandi “ telah direbut oleh putra Raja yang bernama “Mokosambe” sehingga Putri bungsu ini tidak bisa kembali ke khayangan.
Putri bungsu ini tidak dapat mengelakkan niat baik dari pangeran Mokosambe, sehingga pada akhirnya “Bua Poyandi” dipersunting oleh Mokosambe. Tidak jauh dari tempat kejadian itu terdapat sebuah goa yang besar yang dihuni oleh seorang yang bernama “Bangkela” yang terkenal dengan buasnya apabila ia menghadapi musuh.
Penghuni goa ini mempunyai niat yang sama dengan mokosambe yaitu ingin mempersunting Putri Bungsu. Akhir kisah penghuni goa ini menyerah kalah atas kesaktian dari pangeran Mokosambe.
Kisah Mokosambe sebenarnya masih memiliki kelanjutan namun dalam penggarapan tari tidak dilanjutkan. Tarian ini dalam garapan berfungsi sebagai tari hiburan.
Alat Pengiring Tari Mokosambe :
- Gendang panjang
- Gulantung Molaben (Gong besar)
- Gulantung Mointok (Gong kecil)
- Bansi ( Suling )
Pakaian : Daerah Bolaang Mongondow dilengkapi dengan atribut :
- Selendang
- Keris
Penari : 7 (tujuh) wanita dan 2 (dua) Pria, lokasi penyebaran Kabupaten Bolaang Mongondow.
Sumber artikel Tari Mokosambe dan foto: Institut Seni dan Budaya – www.senibudayakita.com