
MANADO– Kembali Sulawesi Utara dihebohkan oleh penemuan ikan langka. Jefrry, anggota Polsek Wanea, Manado, menemukan seekor ikan langka itu pada Minggu (7/8/2016). Para nelayan di sekitar lokasi penemuan juga mengakui baru kali itu melihat jenis ikan yang ditemukan Jeffy.

Sejumlah akademisi di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Sulawesi Utara, sepakat membentuk tim untuk meneliti ikan yang ditemukan Aiptu Jeffry Nggala di Pantai Kalasey, Minahasa.
Tim ini beranggotakan Prof. Dr. Ir. Janny D. Kusen, MSc; Prof. Ir. Farnis B. Boneka. MSc; Prof. Dr. Ir. Winda Mingkid, MAPPSc; Dr. Ir. Elvis Bataragoa, MSc; Dr. Ir. Billy Wagey, MSc; Dr. Ir. Rose Mantiri, MSc; Dr. Stenly Wullur, SPi, MSc; Dr. Trina Tallei, MSc dan Ir. Jan Tamanampo, MSc.

Tim dipimpin oleh dua koordinator, yakni Dr. Edwin Ngangi dan Dr. Gustaf Mamangkey. Para peneliti memiliki latar belakang keahlian dalam iktiologi, taksonomi morfologi, genetik, fisiologi dan bio-ekologi kelautan.
“Saat ini ikan tersebut disimpan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan guna penelitian lebih lanjut,” kata salah satu Koordinator Tim Peneliti Unsrat, Kepala Laboratorium Teknologi Aquakuktur FPIK Unsrat Dr. Ir. Edwin Ngangi, MSi.

Gustaf mengatakan, saat ikan tersebut diserahkan oleh Jefrry, beberapa bagian dari kulit ikan sudah terkelupas dan bagian anusnya telah mengeluarkan kotoran serta minyak. Dari beberapa refrensi, ikan yang ditemukan Jefry tersebut dari jenis yang sangat langka. Bahkan menurutnya beberapa peneliti asing, ketika info ini mereka dapat langsung mengontaknya untuk menawarkan kerjasama penelitian lanjut.

Peneliti hiu dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Fahmi, mengatakan bahwa hiu tersebut bisa jadi spesies baru. Jenis yang mirip dengan yang ditemukan Jefry, yakni Oxynotus brunensis, seharusnya hidup di laut dalam hingga kedalaman 1.000 meter. Sebarannya berada di perairan Australia.
Perairan Sulut menjadi penting dalam dunia perikanan karena beberapa tahun lalu menjadi lokasi penemuan ikan purba Coelacanth (Latimeria manadoensis).

“Spesimen ini akan dianalisis secara menyeluruh oleh Tim Peneliti FPIK Unsrat bersama peneliti lain dari Unsrat, di luar Unsrat bahkan luar negeri. Namun, kewenangan penelitian tetap berada langsung di bawah Unsrat,” kata Gustaf.
Menurut doktor lulusan Australia ini dengan diadakannya Media Expose spesimen terduga “prickly dogfish” (Oxynotus bruniensis) oleh Tim Peneliti Universitas Sam Ratulangi ,maka ini sebagai tanda dimulainya analisis spesimen secara resmi dilakukan.
