SULUT – Dalam rangka serap aspirasi masyarakat (Asmara) atau disebut dengan reses, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Felly Runtuwene mengunjungi 2 Desa yakni Lelema kec. Tumpaan dan Wiau Lapi, Selasa (13/12/2016) siang.
Dalam pergelaran masa reses III tahun 2016 tersebut, Felly Runtuwene didampingi oleh Hukum Tua Desa Lelema Tirsa Tumober bersama dengan ratusan masyarakat yang tergabung dari 10 desa di kec. Tumpaan.
Seluruh Anggota Dewan Sulut wajib melaksanakan kegiatan ini karena bertujuan untuk mendengarkan keluhan-keluhan masyarakat dan tentu meninjau langsung keadaan dilapangan. Hal ini juga untuk melihat sejauh mana kinerja dari Pemerintah Provinsi Sulut.
Dalam kesempatan ini, Kumtua Desa Lelema Tirsa Tumober Mengatakan Desa Lelema sangat rawan banjir, untuk itu sekiranya mendapat bantuan dari Eksekutif untuk pembuatan Bronjong, dikarenakan masih ada sekitar 1 Km yang belum dipasangkan Bronjong.
“Kami meminta untuk dapat melanjutan pembuatan bendungan disungai Lelema. Dan juga pembangunan jembatan penyebrangan disungai tersebut, mengingat volume air sangat tinggi,” minta Tumober.
Sementara itu, Daniel Sambur yang adalah seorang petani mengusulkan untuk pembuatan jalan pinapelangkow agar dapat di percepat.
“Semoga ibu Felly dapat mengawal pembuatan jalan tersebut,” ucap Sambur.
Tak hanya itu, Lucky Wowor asal Munte mengeluhkan masalah air bersih.
“Di desa Munte masih kekurangan air bersih,” singkat Wowor.
Menanggapi keluhan serta usulan dari warga kec. Tumpaan, Felly Runtuwene mengatakan untuk masalah Bronjong, pasti saya akan memperjuangkan dan mengawal masalah tersebut.
“Saya akan perjuangkan dan mengawal keluhan tersebut. Untuk pembuatan jalan Pinapelangkow dan masalah air bersih juga akan jadi prioritas utama. Pasti saya akan sampaikan di Paripurna Reses nanti,” Jelas Runtuwene.
Disisi lain, kekhawatiran warga akan bahaya longsor yang mengubungkan akses jalan Talaitad, Suluun dan Wiau Lapi, maupun fasilitas air bersih yang belum mendapatkan perhatian serta bantua alat pertanian yang belum menyentuh masyarakat merupakan hal yang diharapkan warga untuk diperjuangkan.
Menanggapi hal tersebut Runtuwene berjanji akan memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat . Dirinya bahkan memberi apresiasi dan menyambut baik berbagai usulan serta saran, terlebih pogram-program pembangunan maupun kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
“ Apa-apa yang menjadi usulan maupun saran bapak-ibu sekalian menjadi perhatian saya, tentu sesuai kewenangan kami di DPRD Sulut, dimana apa yang jadi kewenangan Propinsi akan saya perjuangkan di DPRD Sulut, namun bilamana usulan yang merupakan kewenangan Kabupaten, harus dibicarakan terlebih dahulu melalui musyawarah Desa, kemudian masyarakat harus mengawal usulan tersebut di Kecamatan sampai ke Kabupaten. “ terangnya.
Lanjut dia, kegiatan reses tersebut merupakan ajang silaturahmi bersama masyarakat yang ada di dapilnya. Mengingat dirinya sudah di percaya untuk mewakili suara masyarakat dan harus menjaga amanah dengan sebaik-baiknya.
Dirinya juga mengatakan pentingnya perbaikan sistem dalam mengelola kepemerintahaan dengan melaksanakan program-program pembangunan yang berpihak terhadap kepentingan masyarakat.
“Perbaikan sistem pemerintahan dan birokrasi harus ada perbaikan agar anggaran yang ditata tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak dirasakan masyarakat, anggaran tersebut mestinyan diprioritaskan untuk program-program pro rakyat.” pungkasnya. (Ardybilly)